WARNING!! TYPOOOOOOO!
HAPPY READING!
☔
☔☔
☔☔☔
Disini lah mereka ---- Taehyung dan Taeyong---- berada. Di tepi pantai bernaungan pohon kelapa dengan sebuah kursi dan meja dibawahnya."Untuk apa kau mengikuti kami? " tanya Taehyung to the point. Ada nada dingin didalamnya.
"Hmm... A-aku... Ingin bertemu dengan-mu. " tidak mungkin ia mengatakan sejujurnya. Jelas sekali ia mengawasi Jungkook selama ini.
"Untuk apa? " Tetap sama. Dingin.
"Hyung... Apa kau masih marah karena kejadian waktu itu? " tanya Taeyong yang sedikit ragu untuk mengutarakannya. Taehyung hanya diam.
'Entahlah... A-aku hanya belum siap bertemu denganmu. ' batin Taehyung.
-----------------------------------------------------------
Tepatnya, satu tahun yang lalu. Dimana kehidupan Kim Taehyung masih dipenuhi dengan kegembiraan didalam keluarga kecilnya. Tapi semua itu musnah saat dimana, sang ayah selalu datang dengan keadaan mabuk dan memukuli ibunya tanpa ampun.
"Hyung!! " panggil Taeyong yang berlari kecil menghampiri Taehyung yang berjalan didepannya dengan kantung plastik ditangannya. Sepertinya dia baru saja berbelanja.
"Eoh? Wae? " tanya pria yang lebih tua itu saat mendapati adiknya disampingnya dengan senyuman khasnya.
"Kau baru saja membeli apa? "
"Hanya cemilan---
----Ah! Apa kau mau ini? " tanya Taehyung sembari merogoh kantung itu dan mengambil es loli di dalamnya. Seketika mata Taeyong berbinar menerima dengan senang hati pemberian hyungnya itu."Gomawo.. "
"Hyung... Apa ayah-mu masih memukuli ibu? " tanya Taeyong sembari memakan es-nya. Tiba-tiba langkah Taehyung berhenti. Begitu pula Taeyong yang menyadari hal itu.
"Eoh. Aku mulai jengah sekarang. " jawab Taehyung dengan tatapan sendu. Sungguh, begitu miris. Taeyong tidak tau apa yang harus ia lakukan.
Ya. Taeyong bukannya adik tiri ataupun adik kandung Taehyung. Dia hanya tetangga rumah susun Taehyung. Kenapa ia memanggil ibu Taehyung 'ibu'? Itu karena ia sudah menganggap beliau sebagai eomma-nya. Karena selama ini, ia hanya tinggal bersama neneknya.Tidak butuh membuang banyak waktu, mereka akhirnya sampai di rumah susun yang terlihat kumuh itu.
Langkah mereka terhenti di depan pintu rumahnya saat suara teriakkan terdengar begitu nyaring."YAK!! BERIKAN AKU UANG!! "
'Prangg! '
Pria itu memecahkan piring di salah satu meja kearah wanita itu.
"Sialan! " umpat Taehyung. Sesegera mungkin ia hendak membuka pintu itu. Tapi gerakannya terhenti saat Taeyong menahan tangannya.
"Hyung... Itu berbahaya... " Taeyong menggelengkan kepalanya pelan.
"Taeyong-ah... Panggil polisi! Aku akan mengalihkan perhatiannya disini. " jelas Taehyung.
"Tapi--"
"Pergilah! Palli! " tanpa diperintah lagi, Taeyong segera berlari meninggalkan Taehyung.
Dengan menguatkan keberaniannya, Taehyung memasukki rumahnya. Dan betapa terkejutnya saat melihat ibunya sudah tersungkur disudut ruangan dengan lebam di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(EDITING) Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership] ✔ ㅡgo to Book II
Fanfiction"Kalian dimana? " "Kita akan melindungimu! " . . ---- "Angin selalu berada dibawah sayap-ku! Aku tidak bisa terbang--" "Panggil nama kita! Dan kita akan datang, Jungkook! " BROTHERSHIP nih... 👏 BACA AJA DULU... psti ga nyesel! 😊 ff ini terinspir...