WARNING! TYPOOOOOOOO...
HAPPY READING!!!🍁
🍁🍁
🍁🍁🍁'Ceklek! '
Taeyong membuka pintu ruangan Jungkook perlahan. Ia mendekati pasien ruangan itu yang masih tak sadarkan diri dengan seringai yang terpahat diwajahnya. Tunggu. Jangan lupakan, gunting yang ia pegang di tangan kanannya. Ia hanya menggunakan jaket hitam dan topi hitamnya.
"Aku akan membunuhmu!! Jeon Jungkook! "
.
.
"Aku akan membunuhmu, Jeon Jungkook! " Taeyong mengulurkan kedua tangannya ke leher Jungkook.
'Grep! '
Gerakannya terhenti, saat sebuah tangan mengenggam pergelangan tangannya. Jungkook terbangun.
"Apa yang akan kau lakukan?! Taeyong-ssi.. " ucap Jungkook parau.
"Tentu saja membunuhmu. " jawabnya tenang.
"Jangan harap"
'Bruk' Jungkook mendorong sekuat tenaga tubuh Taeyong sampai terjatuh.
"Oh.. Kau sudah berani ya, Jeon?" ucapnya sembari tertawa remeh.
Jungkook mencoba bangun dari posisi tidurnya menjadi terduduk. Dengan susah payah ia menahan rasa sakit di dadanya yang masih terasa sesak.
"Kumohon jangan ganggu hidup kami. Pergilah, Taeyong-ssi! " ujar Jungkook. Taeyong hanya menyeringai menanggapi.
"Jangan bercanda. Aku belum membalas dendam pada mu, Jeon. Jangan harap hidupmu akan tenang. " Taeyong kembali mendekat sembari mengangkat gunting yang sedari tadi ia pegang mengarah ke dada Jungkook. Entah apa yang sekarang Jungkook rasakan. Di satu sisi ia ketakutan, tapi ia berusaha menutupinya. Dan satu sisi lagi ia merasakan sesak di dada nya. Kepalanya pening. Kemana hyungdeul nya pergi? Kenapa disaat seperti ini, mereka tidak datang?
Jungkook menahan tubuh Taeyong dengan mendorong kedua bahu namja itu sekuatnya.
"Tidak! Kau tidak boleh melakukan ini, Taeyong-ssi. "
"Lepaskan bahuku. Jauhkan tangan kotormu itu! " teriak Taeyong. Bukannya melepaskan cengkramannya. malah ia lagi-lagi mendorong tubuh Taeyong dan alhasil mereka berdua terjatuh dari atas kasur.
Jungkook terus menahan tangan Taeyong yang mencoba membunuhnya dengan gunting ditangannya.
"Kau berani melawanku, bocah? Cih. " remeh Taeyong tanpa lengah.
"Ku-kumohonhh... Ber-hentilahh.. Hahh.. Taeyong hyunghh.. Hhh.. " ucap Jungkook. Ya tuhan. Sampai ia lupa. Sejak ia berbaring dikasur itu, Jungkook menggunakan alat bantu pernafasan dan sekarang alat itu terlepas membuatnya sulit bernafas. Bahkan jarum infus pun sudah tidak tertancap di tangannya.
"Hahahha... Jika seperti ini, kau akan mati perlahan. Tanpa aku turun tangan. " ujar Taeyong dengan melonggarkan cengkramannya dan mulai menjatuhkan gunting itu.
Dan sesaat seringai tercipta di wajahnya. Dan saat itu juga ia mencekik leher Jungkook tanpa ampun.
"Hyunghhh... Akhh.. Lep-lepas-kanhhh... Ahh.. Hyunghh..."
"Kumohonhh... Se-sakhh.. Hhh"
'Tap'
'Tap'
'Tap'
"Sial. " Taeyong pun bangkit segera dan melarikan diri melalui jendela di ruangan itu. Entah apa yang dia pikirkan agar bisa lolos dari sana.
Entahlah, apa Jungkook masih bernafas atau tidak. Yang jelas ia sudah tergeletak tak sadarkan diri di ubin lantai ruang rawatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(EDITING) Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership] ✔ ㅡgo to Book II
Fanfiction"Kalian dimana? " "Kita akan melindungimu! " . . ---- "Angin selalu berada dibawah sayap-ku! Aku tidak bisa terbang--" "Panggil nama kita! Dan kita akan datang, Jungkook! " BROTHERSHIP nih... 👏 BACA AJA DULU... psti ga nyesel! 😊 ff ini terinspir...