WARNING!! TYPOOOOOOO
HAPPY READING!! 📖
🔌
🔌🔌
🔌🔌🔌
Jungkook merasakan dingin dilehernya. Serasa benda logam menyentuh kulit lehernya. Seseorang memasuki kamarnya. Dan ia pastikan, itu bukanlah salah satu hyungnya."Akhirnya... Kita bisa bertemu secara pribadi, Jeon Jungkook... " suara itu. Suara terdengar begitu menyeramkan. Detak jantung Jungkook serasa berhenti saat nafas seseorang itu menerpa pelipisnya.
"Jika kau berani bergerak. Pisau di lehermu ini dapat menembus kulitmu! " ancam orang itu.
'Hyung... Tolong aku.. '
.
.
Peluh terus mengalir di pelipis Jungkook. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Sungguh ia begitu ketakutan berada di ambang kematiannya. Apa ini adalah akhir dari hidupnya?
"Adakah kata-kata terakhir yang ingin kau sampaikan, Jeon Jungkook?! " Pisau itu sama sekali tidak bergeming dari lehernya. Siapa sebenarnya orang yang berada didepannya? Pikir Jungkook.
"Se-sebenarnya apa yang kau inginkan? " Jungkook mulai memberanikan diri. Bagaimana pun ia harus tau alasannya kan?
"Kematiamu! "
"K-kenapa? " suaranya mulai terdengar gemetar kembali. Entah mengapa, ia sangat sensitif dengan kata-kata ancaman seperti 'mati, dan membunuh'.
"Bukankah nyawa harus dibayar dengan nyawa? " orang itu tertawa remeh.
"Aku tidak melakukan apapun.. Hah.. Aku tidak pernah membunuh seseorang! " teriak Jungkook. Tidak. Depresi nya tidak boleh kambuh disaat seperti ini.
"Jinjja?? Ya, memang benar. Tapi... Jeon brengsek itu lah yang telah membunuhnya! " lagi-lagi seringai tercipta diwajah orang itu.
'Deg'
'appa... '
Lagi-lagi appa-nya. Sudah kedua kalinya... Kenapa Jungkook selalu mendapatkan balasan atas perbuatan appa-nya?? Wae?!
"Aku... Akan membunuhmu. Dan aku dapat melihat Jeon brengsek itu menangisi kepergianmu.. Hahahaha... " jelasnya.
'Menangisi? Cih... Bahkan ia tidak peduli dengannya. ' batin Jungkook.
"Percuma saja.. Dia tidak akan peduli! Bahkan dia membuangku. " gumam Jungkook. Jangan lupakan ketakutan yang terdengar dalam setiap ucapannya.
"Ck... Aku tidak peduli!"
"Kurasa sudah cukup basa-basinya... Aku sudah muak. Selamat tinggal, Jeon. " Pria itu mulai mengangkat pisau itu keatas dengan sudut tajamnya mengarah ke perut Jungkook.
"Andwae!! Akhh... Kumohon... Jangan bunuh aku! " takut. Itu yang Jungkook rasakan sekarang.
Dengan perlahan pisau itu turun menuju perutnya. Dan...
'Clek.. '
Kembali terang. Lampunya menyala secara tiba-tiba.
'Taeyong hyung? '
"Sialan! Kenapa lampunya bisa nyala?! " gerutu Taeyong. Ya. Taeyong lah yang mencoba membunuhnya. Dia membalaskan dendamnya atas kematian neneknya. Dia begitu yakin, rumahnya dibakar oleh tuan Jeon.
"Tae-yong hyung?? " Taeyong menatap Jungkook sekilas dengan tatapan yang mengerikan. Sungguh, sangat berbeda dengan Taeyong yang tadi siang. Begitu lembut dan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(EDITING) Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership] ✔ ㅡgo to Book II
Fanfic"Kalian dimana? " "Kita akan melindungimu! " . . ---- "Angin selalu berada dibawah sayap-ku! Aku tidak bisa terbang--" "Panggil nama kita! Dan kita akan datang, Jungkook! " BROTHERSHIP nih... 👏 BACA AJA DULU... psti ga nyesel! 😊 ff ini terinspir...