Fact

3.7K 386 15
                                    

WARNING!  Typo Bertebaran!!
HAPPY REDING!!


⏰⏰
⏰⏰⏰

"Eom-eomma... Hahhhh... Akhh.. Eomma... Hhhh" Jungkook terisak dengan rasa sakit yang masih ia rasakan. Dan ia akhirnya terduduk lemas dilantai kotor disana sembari meremas dadanya.

'Bruk! ' semua tiba-tiba gelap.

“Engghh.... “ Jungkook sedikit mengerang dalam tidurnya. Perlahan matanya terbuka, dan senyuman tercipta disana mendapati appa-nya tengah tersenyum manis padanya. Ternyata kemarin ia bertemu appa-nya itu bukan sebuah mimpi.  Ini nyata terjadi.

“Selamat pagi. Kau sudah sadar nak.... “ tuan Jeon mengusap surai cokelat anaknya itu. Sudah sadar? Ah... Jungkook baru ingat sekarang,  kemarin malam ia pingsan di ruang kerja appa-nya. Apa penyakitku kambuh lagi? Aku tidak ingat pasti,  mengapa aku pingsan. Batin Jungkook.

“Apa kau baik-baik saja Jungkook? “tanya appanya.

“Aku tidak apa-apa,  appa. “ Jungkook mendudukkan tubuhnya itu dan memeluk appa nya erat.  Tuan Jeon sedikit tersentak dengan perlakuan Jungkook,  tapi ia segera membalas pelukan itu sebelum anak nya curiga. Curiga? Heol!

“Semua akan baik-baik saja,  nak. “ akhirnya mereka melepaskan tautan tubuh mereka dan menatap satu sama lain.

“Appa....  Bisa kah kau mengabulkan permintaanku? “ tanya Jungkook dengan mata yang berkaca-kaca. Tuan jeon menaikkan sebelah alisnya bingung.

‘Lanjutkan, Jungkook!  Aku tau kau akan memohon kepadaku. ‘ batin Tuan Jeon.

“Ini mengenai hyung-ku... Aku mohon,  jangan usir dan pecat mereka.  Mereka juga adalah keluargaku. “ tutur Jungkook yang sudah tidak bisa menahan air matanya.

“Arraseo.  Apa tidak akan melakukannya. Tapi.... “
.
.

“Hyung!!  Ayo cepat!  Kenapa kalian lama sekali, sih? “ teriak Jimin yang sudah siap dengan jas hitam yang melekat rapi di tubuh kecilnya.

“Kau berisik sekali,  Jim!!  Kupingku tidak kuat mendengarnya! “ balas Taehyung yang baru saja menghampiri Jimin yang sudah berdiri di ambang pintu. Mau kemana mereka pergi? Tentu saja menjemput Jungkook. Menjemput? Setidaknya mereka akan mencobanya. Rumah besar itu terasa sangat sepi,  jika tidak ada adik bungsunya itu. Dan tentu saja karena Jungkook juga yang notabene nya pemilik rumah itu.

“Kajja! “ keempat namja lainnya pun siap dengan pakaian yang cukup sejenis.
.

.

“Hyung!  Ayo bermain denganku! “ ujar Joon Young dengan wajah lucunya sembari menari ujung kaos yang di pakai Jungkook.

“Kau mau kita bermain apa? “ tanya Jungkook lembut. Joon Young pun tersenyum dan segera melangkah mundur menjauhi Jungkook.

“Kejar aku,  Hyung! “ Jungkook yang tidak tega melihat Joon Young yang berlari tanpa ada yang mengejarnya selain dirinya,  akhirnya pasrah dan berlari pelan mengejar Joon Young yang berlari di sekitar rumah besar itu.

“Yak!  Joon Young-ah....  Tunggu hyung eoh! “

“Tangkap aku,  Hyung!  Hahahaha” sudah berselang 10 menit mereka bermain. Dan Jungkook berhenti saat Joon Young tiba-tiba berhenti ngan menundukkan tubuh mungilnya.

“Joon Young-ah..... Gwenchana? “ tanya Jungkook menepuk punggung Joon Young pelan. Joon Young akhirnya menoleh pelan,  dan sungguh Jungkook begitu kaget melihat darah yang mengalir dari hidung Joon Young.

(EDITING) Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership] ✔ ㅡgo to Book IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang