Rewind

3.6K 391 50
                                    

WARNING!! TYPOOOOOOOO!!!
HAPPY READING!!!!


*note: bercetak tebal+miring = percakapan/situasi di masa lampau.

🔙🔙🔙


Seorang namja tampan terbaring lemah di atas ranjangnya. Selama tiga hari kebelakang ini. Dengan alat bantu pernapasan yang tidak sekali pun di lepas.

Jeon Jungkook.

Namja berhati malaikat yang telah terbaring tak sadarkan diri selama tiga hari. Kondisinya, tidak bisa dikatakan baik. Bahkan! Pada hari itu, dimana kondisinya drop. Dokter menyatakan beberapa minggu ke depan, namja itu tidak boleh melepas alat bantu pernapasannya.

Hari dimana ia akan mendonorkan sumsum tulang belakangnya untuk sang adik. Dengan kondisinya seperti itu? Yang benar saja!

"Jungkook tidak dapat menjadi pendonor. Kita tidak bisa melakukan operasi. Ini akan berbahaya bagi penerima ataupun pendonor."

Tentu saja mereka -para hyung-nya terkejut atas ucapan dokter itu. Dan sebuah rasa senang dan sedih menjadi satu. Di satu sisi mereka begitu senang Jungkook tidak akan menjadi pendonor anak tuan 'brengsek' itu. Tapi, satu sisi lain yang begitu miris harus mereka terima. Keadaan Jungkook tidak baik sama sekali.

Beda dengan apa yang orang lain pikirkan, Jungkook lebih memikirkan,

'Jika, aku tidak bisa memberikan sumsum tulang belakangku. Lalu apa yang bisa menebus agar hyungdeul tidak dituntut oleh appa? '

Sungguh begitu mulia. Dimana orang lain sedih dengan keadaan nya. Jungkook malah memikirkan bagaimana nasib orang lain. Aku pikir mereka selalu memikirkan satu sama lain.

Pada situasi saat itu, manusia berhati mulia muncul, menawarkan diri.

"Tuan, biarkan saya yang menjadi pendonor. Saya sehat. " Han ahjumma menawarkan dirinya menjadi pengganti untuk mantan majikannya.

"Apa maksudmu, ahjumma? Tidak! " tentu saja Jungkook menolak. Jungkook 'pikir' wanita itu salah satu orang berharga di hidupnya.

"Saya mohon tuan. Biarkan saya yang melakukannya."

"Tidakㅡ"

"Apa kau yakin, ahjumma? " mata Jungkook mendelik kaget menatap Namjoon tak percaya. Apa yang baru saja pria itu katakan?

"Saya yakin Namjoon-ssi. " Han ahjumma mengangguk mantap. Jungkook menggeleng kuat. Tidak. Bagaimanapun, Jungkook tidak mau mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri. Air matanya mengalir deras.

Para hyungnya menatap penuh arti pada adik bungsu mereka yang menggeleng tidak setuju.

"Baiklah, ahjumma. Kami setuju denganmu. " Jungkook memejamkan matanya sejenak mendengar keputusan akhir. Keputusan yang tidak bisa di ganggu gugat. Para hyungnya sudah mengambil keputusan. Dan ia sebagai orang terlemah, apa yang bisa ia lakukan? Dan akhirnya keputusan itu pun terjadi.

Han ahjumma mendonorkan sumsum tulang belakangnya untuk Joonyoung.

Lalu,

Apa keluarga Jeon tahu soal ini?
Tentu saja tidak. Maka dari itu, sampai sekarang mereka masih berpikir bahwa Jungkook-lah sang pendonor.

Ini adalah salah satu syarat yang di ajukan Han ahjumma sebelum operasi dilakukan.

"Namjoon-ah... Tolong rahasiakan hal ini kepada tuan Jeon dan juga istrinya." awalnya Namjoon terkejut dengan hal itu.

(EDITING) Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership] ✔ ㅡgo to Book IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang