WARNING TYPOOOOOOO!
HAPPY READING!!💉
💉💉
💉💉💉
"Trauma-nya kembali. Sementara waktu, ia tidak dapat berjalan dengan normal karena luka pada pahanya. Saya harap kalian menjaganya dengan baik."Perkataan dokter itulah yang begitu menusuk relung hati para hyung-nya.
'Menjaga-nya dengan baik? ' ya. Itu lah yang tidak mereka lakukan, menjaga adik kecilnya dengan baik. Hyung yang buruk.
Hati mereka sakit melihat adik bungsunya terbujur kaku di atas kasur rumah sakit dengan perban di beberapa bagian tubuhnya.
"Hyung... Sudahlah. Ini sudah terjadi... " kalimat itu ditujukan untuk Jin yang sedari tadi tidak henti-hentinya menangis.
"Kita belum makan kan? Aku akan mencari makanan untuk kita. " Tanpa menunggu jawaban yang lain, Taeyong pergi meninggalkan ruangan berlatar putih itu.
"Bagaimana aku bisa tenang, namjoon-ah? Lagi-lagi Jungkook menerima luka. Aku tidak kuat melihatnya. " lirih Jin tanpa mengalihkan pandangannya terhadap Jungkook.
"Aku tau, hyung. Maafkan aku. " sulit sekali menjawab pernyataan Jin. Karena memang bukan hanya Jin saja yang khawatir, bahkan yang lain juga.
"Jika saja, aku datang lebih awal. Tidak akan seperti ini. " sesal Hoseok. Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak gerak cepat. Ya, mungkin ini memang sudah harus terjadi.
'Nggghh... '
Perlahan mata kecil di depan mereka mengerjap menunjukkan tanda-tanda ia akan bangun.
"Jungkook-ah... " detik demi detik akhirnya mata itu terbuka sempurna. Tapi ada secercah ketakutan dalam tatapannya.
"Kookie... Gwaenchana? " kali ini Jimin yang mulai mendekati adik kesayangannya itu.
"Jungkook... Lihat! Ini hyung. Apa kau baik-baik saja? " tanya Jin sekali lagi. Dan lagi-lagi Jungkook hanya menatap wajah itu kosong. Tangan putihnya meremas sprei kasurnya. Detik berikutnya ia menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri tidak beraturan. Tentu saja hyungdeul nya tiba-tiba panik.
Secepat mungkin Namjoon menekan tombol darurat di samping tempat tidur itu.
"Jungkook-ah.. Tenang lah. Ini hyung."
Bukannya Jungkook kembali tenang, ia malah lebih menakutkan. Pria itu menjambak rambutnya kasar sembari berteriak tidak jelas.
Hyung nya yang melihat itu, tidak dapat menahan tangis mereka lagi. Mereka tidak sekuat itu jika menyangkut Jungkook.
Tidak lama kemudian, dokter pun datang didampingi seorang sister di belakangnya."Jangan terlalu menekannya. Dia memiliki trauma berat. Itu akan berdampak buruk pada mentalnya. " lagi-lagi petir menyambar tanpa ijin di dalam hati mereka setelah mendengar penuturan dokter tersebut.
.
.
"Jungkook-ah... Hyung mohon jangan lakukan ini.. " ucap Namjoon pada Jungkook yang telah sadar beberapa menit lalu.
"Apa maksudmu, hyung? "
"Jangan lukai dirimu sendiri!"
"Hyung... Ada seseorang yang mencoba membunuhku! " sudah. Jungkook tidak kuat lagi menahannya. Ia tidak ingin para hyungnya salah paham.
"Apa?! " terkejut? Tentu saja terkejut. Siapa yang berani melukai adik kecilnya ini.
"Siapa yang melakukannya, Jungkook-ah? "
KAMU SEDANG MEMBACA
(EDITING) Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership] ✔ ㅡgo to Book II
Fiksi Penggemar"Kalian dimana? " "Kita akan melindungimu! " . . ---- "Angin selalu berada dibawah sayap-ku! Aku tidak bisa terbang--" "Panggil nama kita! Dan kita akan datang, Jungkook! " BROTHERSHIP nih... 👏 BACA AJA DULU... psti ga nyesel! 😊 ff ini terinspir...