YOU THINK ANYTHING IS POSSIBLE WHEN YOU'RE A KID
Kamu pikir semuanya menjadi mungkin saat kau masih anak-anak
Seokjin POVBayangan bayangan itu masih teringat jelas diotakku.
Aku ingat pertama kali bertemu dengannya.
Dia tertidur karena pingsan selama satu hari penuh.
Dia takut kepada orang-orang ingin bicara dengannya. Dia hanya mau menggegam tangan seorang anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi dariku, namun lebih muda.
Teringat bagaimana dia memanggilku oppa untuk pertama kali. Teringat bagaimana aku punya dia adik yang sangat aku inginkan.
Dan aku begitu menyayanginya.
Meskipun aku tahu adikku ini punya gangguan mental yang serius akibat trauma yang dialaminya, tapi Joonie selalu mengajakku saat dia akan bermain bersama adik perempuan kami itu.
Demi mereka, aku rela melakukan berbagai hal yang dirasa tidak mungkin dilakukan untuk anak seusiaku.
Nenek dan ibuku yang merintis perusahaan dibidang kesehatan, membuatku ingin belajar. Aku harus menyembuhkan adikku itu.
Harus.
Aku kaget saat Joonie bahkan diterima diperguruan tinggi dengan jurusan kedokteran, dengan usia yang sangat muda.
Mimpi kami sama.
Kami, dua kakak laki-laki yang berusaha membuat adik bungsunya itu kembali menjalani hari-harinya sebelum dia menjadi seperti saat ini.
Tapi itu hanya bayangan kami.
Bahkan setelah lima belas tahun berlalu.
Setelah aku punya segalanya, dan Joonie menjadi apa yang dia impikan.
Kami masih belum memenuhi mimpi kami.
Dan hari ini, keajaiban itu terjadi. Bahkan itu tanpa ada aku dan Joonie.
Adikku, tersenyum dengan orang lain.
Aku menyukainya, sungguh. Tapi aku merasa sakit hati. Apa aku kakak yang jahat?
Kalau kalian tahu bagaimana usahaku membuat dia tersenyum untukku, itu membutuhkan waktu tiga tahun. Tiga tahun sejak pertemuan pertama kami.
Aku masih ingat saat usia sembilan belas tahun, dia tersenyum kepadaku saat aku mengecat kukunya dengan warna-warna kesukaannya.
Senyum pertamanya untukku yang butuh tiga tahun sejak pertama kali kami bertemu.
Tapi kini dia tersenyum kepada lelaki lain. Haruskah aku merelakan, bahwa kini saatnya memang dia tersenyum untuk orang lain....
"Joonie ya. Aku kenapa."
"Hyung. Adik kita tersenyum."
"Aku melihatnya. Tanpa perlu menjadi dokter, tanpa perlu menjadi orang yang berpengaruh. Lelaki itu membuat adik kita tersenyum. kau mengenalnya?"
"Ya. Makanya aku membiarkannya."
"Dia lelaki baik? Dia pasienmu?" Aku sangat ingin tahu dengan identitas lelaki berhidung mancung yang kini mencubit pipi Jennie, yang bahkan aku tak pernah melakukannya.
"Dia menderita hyung. Sama seperti Jennie. Namanya Taehyung. Taehyung Kim."
*
Aku mundur selangkah. Berbalik. Aku ingin pulang.
"Hyung. Kau mau kemana?" Namjoon menyusulku. Langkah kami berbarengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow, Please Stay. ● Taennie ✔
Fanfiction◈ Trauma yang membuat keduanya sulit untuk bernafas, dan untuk mendapatkan cinta yang diimpikan.◈ Bagaimana akhir cerita mereka? - 66 part COMPLETE (2017 June - 2018 Mei) Highest : #15 dalam BTSBlackpink (28062018)