BUT WHY AM I RUNNING IN PLACE?
Tapi mengapa aku berlari di tempat?Jimin POV
Aku fokus dengan buah dan jus didepanku meskipun sedikit terganggu karena lelaki dihadapanku ini malah sibuk mengaduk-aduk pasta miliknya. Pura-pura aku tidak melihat, namun suara decakan dari mulutnya kali ini benar-benar mengangguku.
"Tae, makanlah. Pasta itu sudah susah susah dimasak. Kenapa kau bersikap seperti anak kecil begitu."
Aku benar-benar tidak mengerti sikap anak ini. Sejak kemarin sepertinya dia tidak nafsu makan.
"Apa ini soal pamanmu? Dia menganggumu lagi?"
"Aniya."
"Lalu, soal apa? Ah apa soal kuliahmu yang akan kau mulai lagi?"
Dia menggeleng. Aku benar-benar frustasi. Dia yang sakit mental, kenapa aku yang stress.
"Lalu kenapa?"
"Kau mau? Aaaaa makanlah" dia menyodorkan garpu berisi pasta yang tadi diaduk-aduk.
Wajahnya berubah dalam sepersekian detik, dari cemberut menjadi senyum mirip psikopat. Aku merinding. Rasanya ingin kutampar lelaki ini agar sadar.
"Aku merinding melihatmu. Ku pikir kau harus menemui dr.Kim untuk konsultasi."
"Jangan sebut namanya. Huh aku iri dengannya. Dia tampan, sukses, dan pacarnya cantik."
Wajahnya berubah lagi menjadi cemberut. Aaaah aku baru menyadari, ini soal wanita itu.
"Ya sudah aku mau pergi. Ada rapat dengan klien baruku." Aku berdiri dari kursi di meja makan.
Dia mengangguk. Ikut berdiri juga. Dia mengekoriku, tapi tidak membuaku risih. Aku sudah terbiasa dengan kelakuan kekanak-kanakannya kini.
"Jangan banyak minum ya Jimin. Aku menunggumu."
"Tidak jangan menungguku. Aku akan tidur di tempat lain."Dan aku meninggalkannya sendiri.
Ini entah tahun keberapa aku berteman dengannya. Pertama kali aku bertemu dengannya saat aku menjadi siswa baru di sekolah menengah atas. Menjadi siswa baru adalah kebencian tersendiri untukku. Kalau kau tanya kenapa, itu karena aku malas berteman hanya karena mereka tahu aku siapa.
Aku terkenal sebagai seorang model.
Awalnya aku tidak tahu kalau lelaki yang memiliki senyum lebar itu memiliki sakit mental yang aneh. Keanehannya waktu itu membuatku ketakutan, namun itu sangat membantuku kemudian. Mereka semua tidak mau berteman denganku karena aku akrab dengan lelaki aneh ini.
Lelaki itu dulu memiliki gosip bahwa dia adalah lelaki yang agak gila. Kadang saat dia diserang kegilaannya, dia memukul-mukul sendiri kepalanya. Aku menemukannya berperilaku begitu saat di kamar mandi. Sejak kejadian itu, kami berteman. Aku agak memahami keanehannya, meskipun terkadang tidak. Kadang dia tersenyum dan berbicara sendiri.
Alasan lain kenapa aku memahaminya. Karena aku seorang anak remaja yang sedang dirawat oleh psikiater juga.
Aku mengetik sebuah pesan yang ku kirimkan pada seseorang yang ku kenal sejak lama.
Dr.Kim. sepertinya besuk kita harus bertemu. Ada yang ingin kubicarakan.
Semenit kemudian, aku mendapat balasan.
Baiklah Jimin.
Aku,, ingin menolong temanku.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow, Please Stay. ● Taennie ✔
Fanfiction◈ Trauma yang membuat keduanya sulit untuk bernafas, dan untuk mendapatkan cinta yang diimpikan.◈ Bagaimana akhir cerita mereka? - 66 part COMPLETE (2017 June - 2018 Mei) Highest : #15 dalam BTSBlackpink (28062018)