Nine

4.4K 547 10
                                    

EVERY SINGLE DAY IS A REPETITION OF CTRL+C - CTRL+V
Setiap hari adalah ulangan dari ctrl+c dan ctrl+v

Jennie POV

Aku sedang membaca buku novel yang diberikan Joonie oppa padaku saat Jin oppa masuk ke kamar. Senyum tipis mengembang di wajahnya, membuatku ikut tersenyum.

"Kabar baik..... Kau sudah boleh pulang hari ini, Jennie."

Aku hanya tersenyum semakin lebar mendengar kalimat Jin oppa.

Dia malah tertawa, sungguh wajah tampannya semakin jelas terlihat saat dia tertawa. Namun dia tidak bisa menyembunyikan guratan lelah, di wajahnya yang semakin menua.

"Oppa, kemarilah."

Aku menyuruhnya mendekat ke ranjang putih yang sudah kuhuni selama tiga malam.
Tanganku melambai kearahnya. Membuat dia berjalan kearahku, dan duduk di sisi ranjang rumah sakit itu.

"Ada apa Jennie?"

Tanganku meraih lengannya untuk lebih mendekat kepadaku. Dia tersenyum teduh, layaknya seorang ayah bagiku.

Aku memeluk tubuhnya. Aroma wangi khas badannya memenuhi hidungku. Aku suka baunya.

Bahu lebar miliknya itu kini ikut merengkuh tubuh kecilku yang tidak seberapa dibanding miliknya. Jin oppa mengelus rambutku yang belum keramas sejak aku pingsan di taman belakang rumah.

"Kau akan baik-baik saja Jennie."

"Gomawo oppa. Mianhae, membuatmu lelah karena mengurusku. Padahal kau harus sibuk dengan urusan ru......"

Greeeek..... suara pintu terbuka.

"Ada apa ini?" Joonie oppa masuk kedalam ruangan rawatku dengan jinjingan kardus kopi di tangan kanannya.

Aku melepaskan pelukan Jin oppa. Dia menoleh kearah suara yang datang.

"Joon.. akhirnya kopiku datang."

Jin oppa menengadahkan tangannya kearah Joonie oppa. Seperti anak kecil yang minta permen.

"Ini dia." Sebuah kopi mendarat di telapak tangan Jin oppa.

"Dan ini untukmu Jennie."

Sebuah kardus minuman bertuliskan MILK dengan warna putih. Joonie oppa selalu memberiku susu dipagi hari. Itu kesukaanku.

"Oppa kemarilah."

Giliranku memanggil Joonie oppa mendekat. Aku masih duduk di ranjang empuk itu.

"Benar Joon. Kini giliranmu mendapat pelukan hangat dari adik kita tersayang. Dan aku akan mandi."

Jin oppa beranjak dari tempatnya. Menyeruput kopi sebentar, lalu meletakkannya di meja. Dia berjalan menuju kamar mandi. Aku melihatnya berjalan menjauh, dan bahu lebar milik Jin oppa menghilang setelah pintu itu tertutup.

"Kau akan memelukku Jennie?"

Suara maskulin Joonie oppa mengalihkan perhatianku dari Jin oppa. Tangannya kini terbuka lebar, siap untuk mendapatkan pelukan.

Aku mengangguk, menjawabnya. Senyuman mengembang di wajahnya, sangat manis ditambah lesung pipinya yang dalam.

"Aku rindu pelukan ini... Jangan sakit lagi Jennie-ya.." Dia memelukku erat. Aku hanya membalasnya dengan tertawa.

"Arraseo oppa. Aku juga merindukan pelukanmu. Morning hug...."

Senyuman bahagia yang hari ini kulihat membuatku ikut bahagia. Dan aku berjanji dalam hati. Akan membuat kedua oppa ku tersenyum lagi, dan tidak khawatir kepadaku.

Tomorrow, Please Stay.  ●  Taennie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang