KEEP FEELING LIKE THE 'CONTROL' BEAT, KEEP DOWNLOADING IT
Terus merasa seperti 'kontrol' ketukan, tetaplah mendownloadnya.Taehyung POV
Aku menghempaskan tubuhku ke sofa gelap favoritku. Aku melirik jam jam dinding yang terpampang di atas televisi didepanku. Sudah pukul 11 malam.
"Hah hari ini sungguh melelahkan.... Sialan ini hari Selasa yang sial."
Krukkk..... suara perut milikku menggema di ruang yang sepi ini.
"Hashh sialan aku kelaparan. Seseorang sediakan makanan untukku aku begitu lelah..."
Aku bicara pada diriku sendiri. Lagi.
"Andweee. Taehyung tidak boleh malas. Ayo ayo masak ramyeon. Bangun bangun..."
Aku bangkit dari sofa itu. Melepas sepatu kets yang masih indah kukenakan.
"Aku sungguh lelah. Pesan makanan saja."
"Ah jangan. Masak saja. Kalo pesan nanti kebanyakan."
Aku memukul kepalaku berkali-kali. Aku menyadarkan diri.
Taehyung, ayolah.
Aku terduduk lagi. Aku benar-benar memutuskan untuk menunda kegiatan mengisi perut. Aku memejamkan mata, dan tertidur di sofa.
*
"Tae, bangunlah. Ini sudah pagi."
Aku mendengar suara itu menggema di ruanganku.
Bukankah tadi malam aku sendirian. Aku mencoba menggerakkan badanku yang sangat kaku. Suara retakan tulang milikku jelas terdengar.
"Arghh... Arrrhhhh.. appo.. appo.."
Tertidur di sofa adalah sebuah kesalahan. Badanku kini sulit bergerak. Suara serakku hanya bisa mengerang keras, namun tetap saja badanku hanya bisa sedikit berubah dari posisi sebelumnya.
"Yaaa aku datang semalam dari luar negeri. Kau tidak menyambutku malah tertidur seperti orang pingsan. Bahkan kau tidak terganggu saat aku menyalakan televisi."
"Hah? Kau sudah datang. Bukankah katamu kau datang hari..."
Suaraku serak seperti kodok, yang kekurangan air.
"Rabu. Ini hari Rabu, bodoh."
"Jimin. Bisakah kau masak sesuatu untuk kumakan? Aku begitu lapar."
Sahabatku sungguh baik. Aku melihat dia membuka kulkas dan menyalakan keran air. Dapur memang berada disebelah ruang televisi. Jadi aku bisa tahu apa yang dia sedang lakukan.
Kali ini dia mengambil sesuatu dari kulkas. Dia melempar makanan.
Tapi tidak. Itu makanan kambing.
Aku menerima selada yang di lempar. Maksudku selada basah yang dilempar.
"Bisakah kau beri aku rotinya dan saus sekalian. Aku susah bangun."
"Yaaaa!!!!"
Teriakan itu membuatku terkekeh. Ya, itu baru benar-benar temanku. Jimin sudah kembali.
.
"Apa jadwalmu hari ini, Tae?"
Dia bertanya padaku sambil mengunyah roti dengan selai cokelat kesukaannya. Aku hanya minta miliknya. Aku malas membuat roti selai. Badanku masih sakit.
"Konsultasi. Aku harus konsultasi jam sebelas."
"Kau masih bicara sendiri dan tertawa-tawa seperti anak yang kesurupan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow, Please Stay. ● Taennie ✔
أدب الهواة◈ Trauma yang membuat keduanya sulit untuk bernafas, dan untuk mendapatkan cinta yang diimpikan.◈ Bagaimana akhir cerita mereka? - 66 part COMPLETE (2017 June - 2018 Mei) Highest : #15 dalam BTSBlackpink (28062018)