Fifteen

3.3K 437 6
                                    

I'M JUST WISHING
Aku hanya berharap


Taehyung POV

Wajah pucat yang beberapa hari lalu ku lihat terbaring di rumah sakit kini sudah menghilang. Hanya ada raut cantik yang masih jelas terlihat pada wajahnya. Apa ini efek make up yang dikenakannya atau wajahnya memang cantik, aku sendiri tidak paham.

"Kau kenapa senyum-senyum sendiri oppa?" suara Jennie membuyarkanku.

"Hah. Ah aniya. Aku sedang memikirkan sesuatu yang lucu."

"Apa itu?"

"Lupakan saja. Hari ini kita mau kemana? Bukankah sangat sepi hanya berdua saja?"

Aku mencoba mengalihkan fokus pembicaraanku dengan Jennie. Jimin sedang ada jadwal pemotretan di luar kota sejak dua hari lalu, dan Jisoo entah kemana hari ini tidak ada kabarnya. Kini hanya tinggal aku dan Jennie duduk berdiam di pinggir lapangan menikmati pertandingan basket ala-ala.

"Iya benar. Sangat sepi tidak ada Jisoo unni disini. Hmmmm Oppa. Apakah kau merasa ada yang beda dengan diriku?"

Pertanyaan itu sedikit mengagetkanku. Dia bertanya saat aku tengah menatap wajahnya.

"Hmmm anu iya. Aku pikir kau sedikit lebih cantik hari ini." Tunggu. Aku bilang apa sih. "Aniya aniya. Maksudku adalah..."

"Apa benar aku cantik hari ini?"

Respon yang tidak terduga itu membuatku ingin mendengar lebih jelas suaranya yang terhalang earphone di telingaku. Aku melepasnya, mengangguk seperti orang bodoh.

"Gomawo. Ini pertama kali aku dipuji oleh laki-laki selain kakakku." Senyum itu mengembang. Lebih cantik memang saat dia tersenyum begitu.

"Jennie-ya."

"Hmmm"

"Tersenyumlah seperti itu setiap hari , ne?"

"Arraseo. Kenapa memangnya?"

"Aku bisa bernafas dengan normal kalau mengingat Jennie yang tersenyum, bukan Jennie yang meringkuk gemetar dengan rambut berantakan. Aku bisa makan dengan baik jika melihatmu makan dengan baik. Aku bisa tidur dengan nyenyak kalau aku mengingat bahwa kamu baik-baik saja."

Entah kenapa aku merasa aneh dengan ucapanku sendiri. Kenapa aku begini? Tidak ingin canggung, aku memasang earphoneku lagi. Tanpa sengaja senyumku mengembang. Mungkin hari ini aku gila.

"Terima kasih kau sudah makan dan tidur dengan baik, oppa. Aku juga suka mendengar itu. Jangan memukuli dirimu lagi. Ayo hidup normal mulai hari ini, uri. "

Suara tenangnya ku jawab dengan anggukan pelan mengikuti ketukan dari lagu yang kudengarkan. Aku seperti cuek mendengar jawabannya.

Padahal hatiku sedang kegirangan, melonjak-lonjak seperti ingin lepas dari tempatnya. Aku sendiri belum pernah mengalami perasaan yang seperti ini. Aku memang bodoh. Jimin kau dimana, aku membutuhkanmu.

.

"Kenapa kau mendengarkan lagu sendirian. Kemarikan aku juga mau mendengarkannya."

Tubuhnya mendekat. Aku yakin seratus persen saat ini aku sedang menahan napas. Aku diam tidak bergerak mengetahui bahwa Jennie mendekatkan wajahnya kearahku untuk mengambil earphone. Jika ini terlihat hanya sedetik saja, bagiku ini berjalan seperti sepuluh detik lamanya. Gerakan slowmotion itu perlahan berputar tepat didepan mataku, membuatku membatu.

"Ini lagu apa oppa? Bagus juga." Gadis itu sudah memasang earphone di telinganya.

"Nae maeum." Aku menjawab santai sambil tersenyum. Ya, mungkin lagu ini yang sedang aku rasakan.

Tomorrow, Please Stay.  ●  Taennie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang