Prolog

71.9K 5.6K 1.7K
                                    

⛔WASPADA PART DEWASAA⛔

NINANINU.... 🚑🚑🚑

Gak minat baca? Gulir aja part selanjutnya:)

--------

DENTUMAN musik dari luar ruangan nampaknya tidak diindahkan dua sejoli yang tengah bercinta di dalam kamar yang mereka pesan tadi. Keduanya begitu menikmati one night stand mereka sampai tidak peduli pada alunan musik kencang yang menembus sampai ke lantai dua, kamar mereka untuk malam ini.

"Ahh," teriak wanita yang kini berada di bawah sang pria saat dia mencapai puncak kenikmatan duluan. Sementara sang pria masih terus memompa tubuhnya di atas wanita yang usianya terpaut lebih tua darinya.

"Taeyong... Ah," lenguh wanita itu dengan wajah sayunya.

Lelaki tadi, Taeyong, seketika mendesah kuat saat dirinya juga mencapai klimaks, menyusul wanita itu. Merebahkan diri di atas wanitanya, Taeyong kemudian menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher wanita yang namanya saja tidak dia ketahui.

Taeyong sudah biasa melakukan one night stand dengan berbagai wanita yang ditemuinya, baik di club maupun diluar. Bukan dia yang meminta, karena kebanyakan dari wanita itu akan menyerahkan dirinya secara cuma-cuma untuk bisa bersetubuh dengannya.

Susah menjadi kebiasannya di setiap malam minggu datang ke club untuk memenuhi hasratnya. Club yang dia datangi pun berganti-ganti, karena setelahnya dia takut sesuatu akan terbongkar dan itu berakibat fatal untuknya juga teman-temannya yang lain.

"Mmh, Taeyong." desah wanita itu saat Taeyong mulai mencium dan menyapu leher wanita itu menggunakan lidahnya. Berkali-kali wanita itu mengerjapkan matanya dan menggeliat menikmati setiap sentuhan yang Taeyong berikan.

Terkejut, wanita itu membelalakkan matanya saat merasakan sakit yang teramat di lehernya. "Taeyong ah... apa yang kau lakukan, baby?"

Lelaki itu tidak menjawab, terlalu fokus pada apa yang kini dilakukannya. Wanita itu mulai memegang kepala Taeyong, berusaha menjauhkan wajah itu dari lehernya. Meronta kesakitan, namun lagi-lagi tak diindahkan lelaki yang ada di atasnya.

"Ahhhhhhh...."

***

"Kepolisian Busan mencatat sebanyak sembilan orang tewas setelah dituduh sebagai vampir. Rumor tentang vampir yang berkeliaran mencari darah manusia untuk ritual voodoo memang tengah berhembus di Korea sejak satu bulan lalu."

"Alhasil, aparat berwenang pun harus memberlakukan jam malam di bagian selatan negara tersebut."

Klik,

Gadis yang tengah di kuncir kuda itu langsung mematikan siaran televisi yang tengah membahas masalah vampire. Ya, rupanya pembahasan itu kini tengah menjadi trending topic di negaranya. Entah dari mana makhluk malam itu berasal, yang jelas gadis itu sangat amat takut terhadap makhluk mitos yang 'katanya' mengerikan.

"Jungha," suara itu membuatnya menoleh. Gadis tadi, Bae Jungha namanya, langsung berjalan menghampiri wanita berumur yang masih terlihat cantik si balik balutan gaun tidurnya.

"Belum tidur, Bi?" tanya Jungha saat melihat Bibinya, Bae Sandara, tengah menghampiri sofa tempatnya duduk, yang berhadapan langsung dengan televisi dan mengempaskan diri di sana.

Sudah tiga tahun ini dia hidup berdua hanya dengan Bibinya. Ibunya sudah lama meninggal, sementara sang Ayah? Ah, entahlah. Jungha sudah lama tak melihat pria itu. Karena sejak Tiffani meninggal, Ayahnya itu menjadi workaholic yang setiap detiknya selalu memikirkan kerja, kerja, dan kerja.

Jungha selalu berpikir kalau itu adalah salah satu pelarian ayah saar kehilangan ibu. Namun, tambah ke sini, Ayahnya, Bae Jin Yong, terlihat berubah karena perlakuannya yang begitu mengacuhkan putri semata wayangnya. Ah, Jungha sendiri tidak mau ambil pusing. Hidup berdua dengan Bibinya saja ia sudah merasa cukup.

"Mulai sekarang kamu harus hati-hati. Bibi takut sesuatu yang buruk terjadi padamu," ucap Bae Sandara. Pasti wanita itu mendengar berita barusan.

Jungha menganggukkan kepalanya tanpa ragu. "Iya, Bi."

Bae Sandara menghela napas panjang lalu mengusap wajah keponakannya. "Belakangan ini banyak anak muda yang hilang. Bibi jadi takut. Mulai sekarang, kamu jangan pergi sendirian. Ponselmu juga harus aktif 24 jam supaya bibi bisa terus memantau keadaanmu."

"Iya, Bi." Jungha menurut. Lagi pula, ini semua demi keselamatannya, kan?

"Ah, sudah pukul sepuluh. Kamu tidurlah, besok sekolah, kan?"

Jungha mengangguk, kemudian menoleh ke arah jam besar berwarna cokelat kayu yang berdiri di samping rak. "Ya sudah, aku tidur duluan, ya, Bi. Selamat malam."

"Selamat malam juga, sayang."

***

TBC

️Start 13/3/2019

[END] MR. VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang