Bab 40

24.9K 2.4K 587
                                    

⛔PERINGATAN⛔

untuk chapter ini, anak kecil di larang mampir. so, tekan tombol back cangtip:)

kalo masih bandel silakan hehew .g

▪  ▪  ▪

Touch Me

----

Jungha marah.

Itu semua karena Taeyong.

Beberapa kali Taeyong mengajaknya bicara. Namun, Jungha hanya diam tak menghiraukan setiap perkataan lelaki itu.

Ya, kalian bayangkan saja. Ditinggal enam bulan tanpa memberi kabar, bagaimana Jungha tidak marah? Bahkan Jungha pun tidak mengetahui keadaan Taeyong setelah perang. Apa lelaki itu baik-baik saja atau malah tewas karena hal itu. Tidak tahukah selama enam bulan ini pikiran Jungha tak tenang karena Taeyong?

Huh, lelaki ini benar-benar menyebalkan.

"Kamu marah 'kan?" Taeyong kembali menanyakan hal yang sama sedari tadi.

Kali ini Jungha melirik walau hanya sekilas. "Untuk apa ak marah padamu?"

Jungha bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur, meninggalkan Taeyong yang terus menatapnya di sofa ruang tamu.

Jungha menuang air mineral ke dalam gelas besar lalu meneguk air itu hingga tandas. Setelahnya, ia menaruh gelas itu di meja dengan perasaan kesal hingga menimbulkan bunyi yang nyaring.

Membalikkan badan, namun, Jungha langsung tersentak kaget kala mendapati Taeyong yang kini berada di belakangnya dengan mata elang yang masih setia menatapnya.

Taeyong melangkah maju menipiskan jarak mereka.

"Kalau marah itu bilang Jungha." Nada suara Taeyong yang begitu lembut membuat bulu kuduk Jungha berdiri.

Aish, lelaki ini tengah menggodaku?

Taeyong meletakkan kedua tangannya di meja. Bermaksud mengunci tubuh Jungha supaya gadis itu tidak ke mana-mana.

Lagi-lagi Jungha menelan saliva kala menatap wajah Taeyong dengan jarak yang sedekat ini. "Siapa yang marah?"

Taeyong memiringkan kepala, menatap wajah Jungha dengan senyuman menggoda. Sementara Jungha langsung membuang pandangannya ke sembarang arah bermaksud menghindari tatapan lelaki itu yang kerap kali membuat imannya goyah.

"Jungha."

Jungha refleks menoleh, membuat hidung mereka kini bergesekan.

Tanpa instruksi, Taeyong mulai menyentuh bibir ranum Jungha dengan bibirnya. Menyesap lembut bibir itu dan sesekali melumatnya.

Ciuman Taeyong semakin intens. Lelaki itu menarik tengkuk Jungha untuk memperdalam ciuman mereka. Jungha yang masih syok hanya mampu terdiam, belum membalas ciuman Taeyong.

Namun, lama kelamaan, ciuman Taeyong semakin panas hingga Jungha tak sadar telah membuka mulutnya. Memberikan Taeyong akses untuk mencumbunya dan juga Jungha yang mulai membalas perlakuan Taeyong. Bahkan tangan Jungha mulai mengambil bagian dengan melingkar pada pundak Taeyong.

Ah, Jungha sudah gila.

PerlaLee Taeyong menarik diri sambil terus menatap Jungha yang menatapnya dengan sorot kecewa.

"You are mine and should be like that. I love you."

Suara Taeyong yang berat membuat Jungha merasakan darahnya berdesir hebat. Apalagi mata lelaki itu terus menatapnya seakan tengah meminta jawaban atas perkataannya tadi.

"Love you too," kata Jungha dengan muka yang memanas. Dia malu.

Taeyong tersenyum senang lalu kembali mencumbu Jungha. Diangkatnya tubuh gadis itu dan dibawanya pergi menuju kamar Jungha yang berada di lantai dua tanpa melepas pangutan mereka.

Sampai di kamar, Taeyong menjatuhkan Jungha di atas ranjang lalu menindih tubuh kecil Jungha.

"Are you sure?" tanya Taeyong sambil menatap dalam mata Jungha.

"Yeah, please. Touch me," jawab Jungha.

"Tapi kalau kamu berubah pikiran, aku tidak akan bisa berhenti," ucap Taeyong mencoba untuk membuat Jungha yakin.

Jungha menggeleng kecil. "Tidak masalah." Persetanan kalian mau memanggil Jungha perempuan murahan atau apa pun. Yang terpenting sekarang, Jungha mendambakan sentuLee Taeyong yang lebih dari sebelumnya.

Taeyong kembali mencumbu bibir Jungha dan sesekali turun ke leher jenjangnya. Sementara tangan lihai lelaki itu berusaha menanggalkan semua pakaian yang mereka kenakan.

Taeyong menarik diri.

"Maaf, mungkin sedikit sakit."

Lelaki itu memberi peringatan yang langsung dibalas anggukan oleh Jungha. Kemudian dengan lembut, kedua tangan Taeyong menahan tangan Jungha di ranjang dan kembali membekap mulut Jungha dengan bibirnya.

Hingga akhirnya, mereka melakukan penyatuan.

.
.
.

To Be Continue

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] MR. VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang