ALPHA STRIGOI
---
Sejak kejadian Jungha meminta Taeyong untuk menjadi temannya, keduanya kini menjadi semakin dekat. Taeyong yang tadinya hanya ber 'ham-hem' ria, kini sudah mengeluarkan barang sepatah dua patah kata padanya. Garis bawahi, hanya padanya. Karena lelaki itu kembali menjadi sosok dingin jika berhadapan dengan teman Jungha yang lain.
Jungha sedikit merasa senang, gadis itu seperti di istimewakan oleh Taeyong. Ah, Jungha merasa hanya dia satu-satunya gadis yang berhasil dekat dengan Taeyong. Eits, ingat, dekat di sini hanya sebagai teman tidak lebih.
Kedekatannya dengan Taeyong tentu membuat Jina makin iri padanya. Namun, kini tak ada lagi bullying yang dia terima karena Taeyong dan teman-temannya yang lain sudah mengetahui hal tersebut, mereka terus menjaga Jungha.
“Taeyong.”
Lelaki yang tengah berhadapan dengan laptop itu hanya mengangkat kedua alis tebalnya sebagai jawaban. Jari-jari panjangnya masih terus mengetik sesuatu di keyboard tanpa berniat menoleh, membuat gadis di hadapannya mendengus.
Ya, hari ini Jungha dan Taeyong berada di perpustakaan sekolah guna mengerjakan tugas kelompok yang diberikan bu Dara tempo hari. Sebenarnya, kelompok mereka ada tujuh orang, yaitu Jaemin, Jisung, Taeil, Seulgi, Irene, dan dua lagi adalah mereka : Taeyong dan Jungha. Namun, tugasnya sudah dibagi-dibagi apik oleh Seulgi dengan alasan ‘agar tidak ribet’. Jisung dan Seulgi bertugas untuk membuat kerangka observasi mengenai Bumi dan Bulan, Jungha dan Taeyong bertugas untuk mengetik laporan, sementara Chenle, Taeil dan Irene membuat power point yang kemudian mempresentasikannya.
Jungha berdecak. “Ada telfon masuk. Angkatlah!” Jungha kesal. Pasalnya sedari tadi ponsel hitam Taeyong terus bergetar. Namun, si empunya sedari tadi tak memedulikannya, membuat Jungha geram karena terganggu.
Lagi pula apakah vampir butuh ponsel? Bukankah mereka bisa melakukan telepati?
Jungha melongoskan pandangannya pada sebuah buku yang penuh coret-coretan hasil observasi kelompoknya. Kemudian ia kembali melirik ke arah Taeyong yang kini beralih pada ponselnya.
“Ada apa?” Jungha mengernyit menatap lelaki di hadapannya.
“Em?” Taeyong menoleh. “Jaehyun. Sebentar.” Jungha mengangguk yang langsung membuat lelaki itu bangkit lalu pergi meninggalkannya.
Gadis itu mengangkat bahunya acuh, lalu membawa laptop itu ke hadapannya dan mulai menggerakkan jari lentiknya di atas keyboard.
Suara decitan bangku dari arah depan membuat Jungha menoleh. Baru saja gadis itu membuka mulut berniat menanyakan sesuatu, buru-buru dia urungkan. Karena lelaki yang duduk di hadapannya kini bukan Taeyong. Dia lelaki asing yang baru Jungha liat perawakannya.
Lelaki itu bisa di katakan tampan. Tatapannya tajam, bibirnya merah merekah, tubuhnya tinggi, bisa ditebak walau kini lelaki itu sedang duduk, dan dia memiliki kulit putih pucat, sama seperti Taeyong.
“Hai!” sapa lelaki yang sama sekali tak Jungha tahu namanya. Jungha menelan ludahnya dengan susah payah sambil tersenyum canggung membalasnya.
“Namamu Jungha, bukan?”
Lelaki itu tahu namanya. Entahlah, Jungha bingung lelaki itu tahu namanya dari mana. Tapi satu yang Jungha tahu, dia harus waspada terhadap lelaki di hadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR. VAMPIRE
VampireCOMPLETED : Underworld Series I Lee Taeyong. Lelaki pendiam dengan sorot mata tajam mematikan. Lelaki yang sekalinya berbicara menyakitkan, namun sayangnya dia berwajah tampan. Bibir dan tubuh tegapnya yang terlihat pucat, entah mengapa begitu mengg...