Bab 33

21.7K 2.6K 320
                                    

Half Blood

---

"Apa kau gila?" Lee Taeyong sedikit kaget kala mendengar penuturan pria paruh baya yang duduk tepat di hadapannya. Lelaki itu langsung menggeprak meja oval berbahan kayu yang di kelilingi empat orang pria paruh baya dengan pakaian serupa.

"Kau tahu, Jungha akan dalam bahaya jika dikeluarkan dari dunia immortal. Dia sudah bukan manusia lagi!" protes taeyong pada para sesepuh kerajaan.

"Tapi, Alpha. Akan lebih berbahaya lagi jika membiarkan Nona Jungha tinggal di sini. Apalagi saat Kerajaan Volturi mengetahui bahwa Nona Jungha adalah penyandang Double Blood. Sudah dapat dipastikan merekan tak akan membiarkannya hidup karena ramalan itu," jelas salah satu sesepuh yang berjanggut panjang.

"Benar, Alpha. Ditambah Klan Strigoi yang akan menyeret Nona Jungha ke klan mereka. Jangan lupakan siasat licik mereka," tambah salah satu sesepuh.

Taeyong menghembuskan napasnya frustasi. Bagaimana ini? Dalam keadaan apapun gadis itu selalu dalam bahaya? Taeyong tak bermaksud untuk merubah gadis itu menjadi half Vampir. Taeyong tak mau gadis itu dalam bahaya karena dirinya.

Tapi yang tak habis dia pikirkan adalah, bagaimana bisa Jungha menjadi half Vampir. Kemungkinan itu sangatlah kecil. Apalagi gadis lemah seperti Jungha yang harus memikul beban berat karena mendapatkan gelar Double Blood. Entahlah, ini anugrah atau malah bencana baginya. Karena bagaimana pun, Taeyong tetap tak akan membiarkan siapa pun melukai Jungha. Termasuk dirinya sendiri.

"Pertimbangkan baik-baik, Alpha."

Taeyong melirik sebentar pada sesepuh yang duduk di sebelah kanan. Lalu meraih segelas cairan pekat berwarna merah untuk dia minum.

"Hm. Kalian boleh bawa Jungha kembali ke dunia manusia setelah dia pulih dan bisa mengontrol diri," putus Taeyong, "Tapi, terus awasi dia. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya." Taeyong bangkit dari duduknya, berniat meninggalkan ruang rapat. Namun, belum sempat meninggalkan ruangan, seorang sesepuh berambut panjang menghadangnya.

"Dan soal ramalan itu—"

"Aku mengetahuinya." Taeyong melirik sekilas lalu berjalan keluar ruangan diikuti Johnny, Renjun, dan Doyoung.

⸙⸙⸙

Krek,

"Jungha?" panggil Taeyong yang masih berada di daun pintu kamar yang kini Jungha tempati.

Jungha yang sedari tadi tengah berdiri di dekat jendela langsung menolehkan pandangannya kala melihat lelaki itu mulai memasuki kamar dan mendekapnya erat.

Taeyong memeluknya erat dan membenamkan wajah lelaki itu di perpotongan leher milik Jungha. Dapat gadis itu rasakan tangan kekar Taeyong memeluk pinggangnya posesif, menahan tubuh Jungha untuk tak melepaskan pelukan ini.

Jungha membalas pelukan Taeyong yang kini jauh lebih hangat. Gadis itu tak lagi merasakan dingin saat berdekatan dengan Taeyong. Karena apa? Karena sekarang Jungha adalah bagian dari kaum lelaki itu.

"Taeyong?" lirih Jungha.

"Sssttt... Sebentar aja. Aku masih ingin memelukmu," ucap Taeyong tanpa melepaskan pelukan mereka.

Jungha mengangguk.

Hening sesaat. Mereka terlalu asik berpelukan, seakan-akan waktu berhenti kala itu.

"Maaf sudah membuatmu terjebak di duniaku," ucap Taeyong sambil merenggangkan pelukan mereka.

"Hm, mungkin ini sudah takdirku," jawab Jungha.

[END] MR. VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang