THE TRUTH
---
BRAK!
Tiba-tiba sebuah dorongan yang sangat kencang memisahkan Jungha dan lelaki tadi. Jungha jauh terpental ke belakang sementara kedua pria itu tengah bertengkar hebat dengan seseorang yang tadi mendorongnya.
Jungha mengerjapkan matanya, terkejut saat mengenali sosok yang kini tengah bertengkar dengan dua laki-laki tadi. Kenapa? Kenapa selalu lelaki itu yang menyelamatkannya? Kenapa? Kenapa selalu Taeyong?
Gadis itu berdiri dan sedikit meringis saat merasakan sakit di tubuhnya. Dengan cepat dia mengambil kantong kresek yang berisi makanannya.
Di hadapannya, Taeyong terus melayangkan bogemannya. Pukulannya begitu keras, lelaki itu terlihat begitu kalap. Jungha menutup mulutnya saat melihat Taeyong terpental cukup jauh. Lelaki itu nampak kesakitan. Namun, dengan cepat dia bangkit kembali.
Terkejut, Jungha melihat bola mata itu berkilat merah. Lelaki itu membuka mulutnya hingga mengeluarkan taring dari mulutnya.
Taeyong? A-apa lelaki itu?
Berlari, Taeyong langsung melompat ke arah lawannya. Memegang kepala salah satu lelaki itu lalu memutarnya keras hingga menimbulkan suara tulang yang patah. Hal itu juga dia lakukan pada lelaki yang satunya, hingga membuat keduanya tergelepak tak bernyawa di aspal. Lalu semenit berikutnya mereka hilang, berubah seperti debu yang terbang diiringi angin malam.
Jungha masih belum sadar dari keterkejutannya, sampai langkah kaki itu mengintrupsinya. Taeyong melangkah mendekat, membuat Jungha melangkah untuk mundur. Jujur gadis itu takut, karena taring itu tak kunjung hilang dari wajah dingin orang di hadapannya.
“M-mau apa kau?” tanyanya saat Taeyong semakin mendekat.
Jungha yang merasa keadaan tak berpihak padanya, buru-buru membalikkan tubuhnya dan berlari. Taeyong yang melihat hal itu tentu tak membiarkannya. Dengan cepat, ia menarik tubuh Jungha dan mendekapnya dari belakang.
Jungha memekik panjang saat Taeyong menggigit lehernya kencang. Air bening mulai turun dari matanya, karena gigitan barusan sangatlah sakit. Rasa panas karena gigitan itu merasuk sampai ke bagian dalam tubuh Jungha. Meronta pun rasanya sangat sulit, karena panas yang dirasakannya seakan membakar seluruh saraf di tubuhnya.
Jungha memejamkan matanya. Pikirannya berkecamuk. Dirinya masih muda, masih ingin mencari apa yang namanya bahagia. Dia tidak mau mati muda, apalagi mati konyol seperti ini. Tuhan, apa yang Taeyong lakukan?
Gadis itu membuka mata saat merasakan lelaki itu mulai menjauhkan tubuhnya. Jungha lalu bersimpuh di aspal karena tak kuasa menopang berat tubuhnya. Wajahnya perlahan menengadah menatap Taeyong yang kini berdiri di hadapannya dengan bercak darah yang terdapat di sudut bibirnya. Ah, kenapa dia tidak mati? Bukankan lelaki itu habis meminum darahnya?
Jungha menelan ludahnya dengan susah payah. Tatapan sayunya masih beradu dengan mata elang itu. “Kau—”“Kau tahu identitasku, Jungha.” Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut lelaki di hadapannya. Taeyong ikut bersimpuh dengan satu kaki yang di lipat ke belakang.
“Kau …” Jungha membasahi mulutnya, terlalu sulit untuk berkata-kata. “Vampir?” cicitnya.
Taeyong mendengus. “Kau lihat itu!” ucapnya sambil menunjuk leher Jungha yang membuat gadis itu langsung menoleh. Sialan, dia tidak dapat melihatnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR. VAMPIRE
VampireCOMPLETED : Underworld Series I Lee Taeyong. Lelaki pendiam dengan sorot mata tajam mematikan. Lelaki yang sekalinya berbicara menyakitkan, namun sayangnya dia berwajah tampan. Bibir dan tubuh tegapnya yang terlihat pucat, entah mengapa begitu mengg...