Bab 43

23.7K 2.5K 952
                                    

Happy birthday, Bubu 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy birthday, Bubu 💚

Kalian udah ngucapin selamat ulang tahun ke Bubu, belum?

▪  ▪  ▪

ENDGAME

---

"Taeyong!"

Jungha berubah. Bola mata gadis itu berubah sebiru lautan yang penuh dengan tatapan kebencian. Tak lupa juga taring runcing yang mencuat keluar dari bibir tipisnya.

Jungha mulai menepis tangan dua warior kerajaan yang baru saja mencekalnya sampai mereka terpental cukup jauh di belakang Jungha. Detik selanjutnya gadis itu bangkit lalu berlari cepat ke arah Taeyong dengan darah yang terus membanjiri kedua kakinya. Gadis itu menghalau semua rasa sakit yang menjalar saat dia berlari. Dia hanya tidak ingin Taeyong lenyap. Taeyong orang yang berkuasa di dunia Vampir. Dia masih harus memimpin kaumnya. Dia harus hidup. Banyak yang menyangkan jika lelaki itu pergi. Pasti.

Jungha berlari sekuat tenaga lalu menjatuhkan diri di atas Taeyong. Berharap dapat menyelamatkan lelaki itu.

Mengerjap. Semua terperangah.

Daniel melepas gagang pedang dengan gemetar. Perlahan dia mundur sambil terus menatap nanar pemandangan di depannya. Lelaki itu sama sekali tak dapat berkata-kata.

Tak lama setelahnya, lolongan serigala memenuhi hutan yang sepi. Selanjutnya muncul kalangan serigala yang jumlahnya lebih banyak dari warior kerajaan. Kawanan serigala itu langsung menyerang warior Volturi tanpa ampun dan salah satu serigala dari mereka yang berwarna abu-abu dengan sedikit warna hitam dan putih tulang langsung menerjang Yang Daniel, mencakar dan menggigit leher lelaki itu dengan brutal.

Jelas, warior Volturi yang kalah jumlah dari kawanan serigala itu tak dapat melawan balik. Apalagi kawanan serigala itu menyerang secara tiba-tiba. Bahkan seorang Yang Daniel yang mendeklarasikan diri sebagai ketua tim pun terlihat sudah tak bernyawa akibat serangan serigala abu-abu tadi.

Di sisi lain, Taeyong masih terdiam menatap iris biru Jungha yang perlahan mulai meredup. Taeyong tak dapat mendengar suara gaduh di sekelilingnya selain deru napas Jungha yang memburu. Aish... otak lelaki itu belum sepenuhnya sinkron.

Taeyong tersentak saat mendapati senyum tulus di wajah gadis itu.

"Ah, ter ... nyata ... sakit, ya." Jungha terbata dengan napas yang terengah-engah.

Mulai sadar. Taeyong menggeleng kuat. Napasnya tercekat. Perlahan dia bangkit lalu mencabut pedang yang sedari tadi menancap di punggung gadisnya dengan tangan gemetar, kemudian membuangnya asal.

Lagi, Taeyong menggeleng kuat, mencoba menyadarkan diri dari mimpi buruk ini. Ah, Taeyong sungguh putus asa karena dirinya tak kunjung bangun juga.

Taeyong terus menatap Jungha yang tergeletak dengan tubuh membelakanginya lalu ia bersimpuh di depan Jungha dengan bulir air yang terus mendesak keluar dari mata elangnya. Lagi-lagi ia harus menerima kenyataan pahit. Ini semua bukan mimpi. Ini nyata. Jungha tertusuk pedang karena melindunginya.

[END] MR. VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang