BERULAH
----
Bae Jungha berjalan di koridor sekolah dengan langkah lebarnya. Dirinya baru saja keluar dari Unit Kesehatan Sekolah dan hendak balik ke kelas. Namun, nampaknya hal itu ia urungkan kala gadis itu merasa ada orang yang sedang mengikutinya.
Srekk, sreekk,
Semakin jelas. Ia yakin dugaannya tidak meleset. Suara dedaunan dan ranting yang saling bergesekkan seperti sebuah kesengajaan yang dilakukan oleh si penguntit, bagaikan tanda darinya bahwa gadis itu tak sendiri.
Langkah Jungha berhenti di tepian danau. Gadis itu melirik tanpa menoleh, berusaha merasakan pergerakkan yang ada di sekitarnya.
Jungha tidak tahu dari mana ide gila ini muncul. Seharusnya ia kembali ke kelas. Seharusnya ia tidak datang ke sini. Datang ke taman di jam belajar seperti ini sama saja menyerahkan dirinya pada penguntit itu.
Gadis itu membalikkan tubuh saat merasakan pergerakkan dari arah belakang. Namun, nihil. Tak ada apapun selain angin yang terus menerbangkan rambutnya. Tapi detik selanjutnya gadis itu terpekik merasakan seseorang menarik rambutnya dan kemudian melemparnya. Kejadian itu begitu cepat, sampai Jungha baru sadar ketika merasa sakit di sekujur tubuhnya.
Meringis, gadis itu langsung mengangkat wajahnya dan mendapati sosok yang kini sudah berdiri menjulang di hadapannya dengan seringai tipis yang begitu menyeramkan.
Selanjutnya, sosok berambut panjang itu langsung menindih Jungha dengan tubuh besarnya sambil memperlihatkan kuku-kuku jarinya yang berwarna hitam tajam.
"Jangan!" rengek Jungha sambil terus menggeleng-gelengkan kepalanya.
⸙⸙⸙
"Arghhhh...."
Taeyong langsung memegang dadanya yang terasa sakit. Perih, seakan sesuatu yang tak kasat mata baru saja membenturkan batu besar ke arah dadanya.
Dia menunduk sambil memejamkan mata, mencoba merasakan rasa sakit yang perlahan mulai mereda. Sementara sosok lain yang menjadi teman sebangkunya terus menatapnya dengan pandangan menerawang, seakan tengah membaca situasi yang terjadi.
"Jungha. Bahaya," ucap Joon Jaehyun dengan mata tajamnya yang terus menatap teman sebangkunya, Han Taeyong. Lelaki itu menoleh, menatap kesal bangku Jungha yang kosong tak berpenghuni. Sialan! Seharusnya sedari tadi dia menjaga gadis itu di UKS.
Tanpa babibu dan tanpa mengindahkan Pak Hans yang tengah menjelaskan materi, Taeyong berdiri dan langsung meninggalkan kelas diikuti suara Pak Hans yang terus memanggilnya. Lelaki itu nampak tak peduli. Kakinya terus melangkah menuju taman belakang sekolah, mengikuti firasat Jaehyun yang baru saja didengarnya.
Taeyong gundah. Kaki jenjangnya yang sedari tadi berjalan cepat, kini mulai berlari. Lelaki itu terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Namun, kemungkinan paling buruk yang sedari tadi melintas di otaknya berusaha dia tepis, masih terus berharap bahwa gadis itu baik-baik saja.
Dan sekarang semua terjawab. Saat Taeyong berlari menyusuri danau di sekitar taman, lelaki itu mendapati seseorang yang terbaring di tepian danau dekat pohon flamboyan. Ah, tidak salah lagi. Taeyong langsung berlari dan memastikan sendiri orang itu.
"Jungha?"
Taeyong mendekat lalu menyingkirkan rambut hitam gadis itu yang menutupi wajahnya. Dia berjengit, gadis itu benar Jungha. Taeyong mengangkat kepala gadis itu lalu menidurkan kepala Jungha di pahanya. Lelaki itu terus mengamati wajah tenang Jungha yang memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR. VAMPIRE
VampirosCOMPLETED : Underworld Series I Lee Taeyong. Lelaki pendiam dengan sorot mata tajam mematikan. Lelaki yang sekalinya berbicara menyakitkan, namun sayangnya dia berwajah tampan. Bibir dan tubuh tegapnya yang terlihat pucat, entah mengapa begitu mengg...