MALAM YANG BURUK
---
Suara ketukan pintu mengintrupsi semua murid di dalam kelas untuk menoleh. Sesaat setelah pintu terbuka, Jungha masuk dengan keadaan seragam yang basah kuyup.
"Maaf," ucap Jungha sambil membungkukkan badannya ke Pak Yunho yang kini tengah memandangnya.
"Ada apa denganmu?" tanya Pak Yunho.
"Aku melakukan sedikit kesalahan di toilet," alibi Jungha.
"Apa ada baju ganti di lokermu?"
Jungha menggeleng sambil menggigit bibir bawahnya.
Entah angin dari mana, Taeyong yang terkenal dingin dan tidak perduli pada sekitar, saat itu langsung berdiri lantas berjalan ke depan sambil membuka kancing bajunya satu persatu lalu menyerahkan kemeja putih itu ke Jungha. Membuat kelas riuh akan teriakan-teriakan histeris yang didominasi oleh kaum hawa. Namun, tak sedikit juga dari mereka yang melempar pandangan iri ke arahnya.
Taeyong yang kini hanya memakai kaos putih polos langsung balik ke kursinya saat Jungha mengambil alih seragamnya.
Pak Yunho yang memang menyaksikan kejadian tadi hanya tersenyum lebar melihat dua anak muda di hadapannya. "Ya sudah, mulai ganti bajumu sekarang." perintah pak Suho yang langsung dibalas anggukan Jungha.
Jungha kembali pamit dan berjalan menjauhi Pak Yunho. Sebelumnya, ia menoleh ke arah Taeyong yang juga menoleh ke arahnya.
"Terima kasih," ucap Jungha tanpa suara, hanya gerakan mulut saja. Taeyong yang menangkap itu hanya diam tanpa membalas. Sedangkan teman-temannya yang lain kembali berteriak tidak jelas.
⸙⸙⸙
"Kenapa kau bisa basah seperti tadi?" ucap Haechan saat Pak Yunho baru saja meninggalkan kelas.
Jungha menoleh sekilas, lalu menunduk. "Ada sedikit masalah pada keran toilet bilikku?"
"Kenapa tidak memanggil caraka saja?" sambung Ara, sedikit merasa ragu dengan penjelasan Jungha tadi.
"Memakan waktu," jawab Jungha sekenanya.
"Beruntung Taeyong meminjamkan bajunya padamu." Ucapan Ara barusan membuat Jungha memandang baju putih yang nampak kebesaran di tubuhnya. Jungha menoleh lalu mendapati sosok Taeyong yang tengah menatap ke arahnya.
Terkejut, Jungha buru-buru memalingkan pandangannya ke arah lain. Menggigit bibir bawahnya, gadis itu kembali mencoba melirik Taeyong menggunakan ekor mata. Dan lagi, lelaki itu masih memandangnya.
"Sudahlah, tak perlu malu-malu seperti ini," goda Ara yang membuat gadis itu salah tingkah.
"Ck, apa maksudmu?"
"Eits, jangan marah-marah, Jungha." Lucas menoleh saat mendengar suara Jungha yang cukup memekakan telinga.
"Bisa diam tidak?" Jungha melebarkan matanya kesal, membuat Lucas langsung mengangkat kedua tangannya membentuk huruf v.
"Tak usah ikut campur. Nanti kau kena bogemannya," ucap Haechan yang duduk di sampingnya.
"Guys, kita tak ada rencana untuk nanti malam?" sambung Jeno yang berada tepat di samping bangku Haechan dan Lucas.
"Aku ikut saja," ucap Jaemin sambil menyisir rambutnya ke belakang.
Haechan berdecak. "Ainul yaqin kalau kau pasti ikut. Secara, kau jones sudah tahunan.""Tak punya kaca di rumahmu, huh?" kesal Jaemin.
"Sudahlah." Jeno melerai dua sahabatnya. "Yang lain bagaimana?" tanya Jeno yang langsung dibalas anggukan oleh Haechan dan Lucas.
"Kalian ikut, kan?" tanya Lucas pada Ara dan Jungha.
"Ikut. Tapi kami ingin menjenguk Hina di rumahnya," kata Ara.
Jeno mengangguk. "Ya sudah, kalau begitu sekalian."
⸙⸙⸙
WACANA!
Wacana nampaknya terlalu sering terjadi. Ketika kalian sudah membuat suatu rencana bersama temen-temen kalian untuk pergi ke suatu tempat dan ternyata pada hari-H rencana itu tidak jadi padahal kau sudah dandan rapi, nyesek sekali, bukan?
Itulah yang dirasakan Jungha saat ini. Dirinya sudah rapi untuk pergi main bersama para teman dekatnya. Namun, lagi-lagi rencana itu hanya membuahkan wacana. Alhasil, dia hanya keluar rumah untuk membeli asupan untuk di makan. Gadis itu masih kesal, bukan sekali dua kali dirinya seperti ini. Huh, untung saja mereka temannya.
Jungha menghela napas panjang. Gadis itu sedikit mempercepat langkahnya agar bisa cepat sampai rumah untuk menyantap Jjamppong lalu tidur. Selain itu, jalanan malam ini juga sepi dan angin terus berhembus membuatnya bergidik ngeri.
Terkejut, kakinya gemetar saat mendapati dua orang pria tiba-tiba lompat entah dari mana dan mencegat langkahnya. Seringaian nampak muncul dari dua laki-laki itu. Bukan, bukan itu yang membuat Jungha heran. Tapi dua taring yang muncul di mulutnya. Demi apa pun, Jungha tidak pernah melihat orang dengan taring runcing seperti ini.
Jungha mundur perlahan menjaga jarak. Namun, dua laki-laki itu selalu mendekat. Berbalik badan, Jungha memilih untuk berlari mencari keramaian. Sialnya, jalanan selalu sepi. Oke, jam berapa sekarang? Oh, Tuhan. Kenapa sepi sekali?Jungha menolehkan pandangannya ke belakang. Kosong, dua laki-laki itu hilang. Memperlambat langkahnya, dirinya mulai membalikkan tubuhnya. Mengernyit heran, karena tak ada tanda-tanda kedua lelaki itu.
Huh,Jungha menoleh saat merasakan seseorang meniup lehernya.
"Ah!" Jungha berteriak kaget saat mendapati dua lelaki itu di hadapannya yang tengah menyeringai dengan mata yang memerah. "Mau apa kalian?"
Tanpa banyak bicara, salah satu dari mereka tiba-tiba sudah berada tepat di hadapan Jungha. Jarak mereka terpaut sangat dekat, sehingga lelaki tadi dengan mudahnya memegang tengkuk kepala gadis itu.
BRAK!
-------------
To be continued
a/n Mulmed, Jeno NCT.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR. VAMPIRE
VampireCOMPLETED : Underworld Series I Lee Taeyong. Lelaki pendiam dengan sorot mata tajam mematikan. Lelaki yang sekalinya berbicara menyakitkan, namun sayangnya dia berwajah tampan. Bibir dan tubuh tegapnya yang terlihat pucat, entah mengapa begitu mengg...