KISS
---
"Benar, Tuan. Saya mendapat informasi itu dari vampir yang ditugaskan menjadi mata-mata di Klan Moroi."
Seorang pria yang memakai pakaian ala prajurit tengah membungkuk di depan sosok yang kini tengah duduk angkuh di kursi kebesarannya. Sosok itu tengah menatap tajam pada bawahannya yang sama sekali tak berani mengangkat wajah barang se-centi pun.
"Oh, jadi Alpha Moroi menyembunyikan wanita itu dari Istana Volturi." Sosok itu mulai mengangguk-anggukan kepalanya sambil mengusap-usap dagunya yang ditumbuhi banyak bulu. "Menarik."
"Kau!" Sosok itu menunjuk pada seorang Beta yang berdiri tepat di samping singgasana-nya.
"Ya, Tuan!" sahut sang Beta.
"Bereskan! Jangan sampai Kerajaan Volturi tahu hal ini sebelum kita berhasil mendapatkan wanita itu. Cepat!" perintahnya.
"Baik, Tuan!" Sang Beta memberi hormat, lalu mulai memberi kode kepada kedua Gamma-nya untuk membawa sosok informan prajurit tadi ke penjara kastil. Mencegah kemungkinan buruk jikalau informan tadi berusaha membeberkan hal ini ke Kerajaan Volturi sebelum Klan nya berusaha untuk merebut gadis Double Blood tersebut.
"Tuan... tapi Tuan, saya berjanji tidak akan memberitahukan hal ini, Tuan," ucap sang prajurit yang berusaha mengelak untuk dibawa kedua Gamma.
"Tuan!"
"Cepat bawa dia!" perintah sosok itu dengan congkaknya.
"Tuan, saya mohon."
"Tuan..."
"Tuan..."
"Tuan Desung!"
⸙⸙⸙
"Aku... monster."
Taeyong hanya terdiam, menatap sendu Jungha yang terus meracau dan menganggap bahwa dirinya monster.
"Aku monster."
"Aku monster, Taeyong."
"Jungha—"
"Aku bahkan takut sama diriku sendiri." Jungha terus meracau. Membuat Taeyong yang melihatnya tidak tega dan merasa bersalah telah menyeret Jungha ke dalam masalah. "Aku takut."
Lagi, Taeyong kembali membawa tubuh Jungha ke dalam dekapannya, berusaha membuat gadis itu tenang.
"Dengar, Jungha. Harus berapa kali aku bilang padamu, aku akan terus menjagamu. Apa pun situasinya, bagaimana pun keadaannya, prioritas aku cuma kamu," ucap Taeyong sambil melonggarkan dekapannya, "Jadi tolong, jangan anggap main-main ucapanku. Karena aku tidak akan main-main menjaga sesuatu yang aku sayang. Kamu berharga untukku, bukan karena darah atau apa pun yang kau miliki, tapi karena aku menyayangimu. Kumohon... jangan menangis lagi. Senyumlah."
Jungha mengangguk sambil menyeka air matanya. Lalu tanpa aba-aba, Jungha mengecup sekilas bibir lembut lelaki di hadapannya. Belum sempat gadis itu menjauhkan wajahnya, Taeyong dengan cepat menahan kepala Jungha dan kembali menyatukan bibir mereka. Awalnya Jungha terkejut. Namun, gadis itu mencoba untuk rileks dan mengikuti semua permainan lelaki itu.
Kini dengan perlahan, Taeyong mulai melumat bibir Jungha dan Jungha membuka mulutnya, memberi akses Taeyong untuk memperdalam ciuman mereka.
Merasa sudah cukup, Taeyong mulai melepaskan ciuman mereka. Lalu menempelkan dahinya ke dahi Jungha, membuat wajah mereka begitu dekat.
Jungha menunduk dan tersenyum malu. Air mata gadis itu sudah tak berjatuhan lagi. Satu hal yang kini sudah terbukti, Taeyong berhasil menghentikan air mata itu menjadi senyum kebahagiaan. Dan Taeyong akan terus berusaha untuk bisa mempertahankan itu, bukan hanya senyuman, melainkan semua yang tadi dia ucapkan.
Sementara di sisi lain, Jaehyun yang sedang duduk santai di ruang rekreasi kastil tengah senyum-senyum sendiri, membuat kedua temannya yang lain, yakni Kun dan Yuta menatap ke arahnya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Jaehyun, apa kau baik-baik saja?" tanya Kun yang kini mulai prihatin melihat kondisi Jaehyun.
"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" sambung Yuta.
"Tak ada," ucap Jaehyun. Lelaki itu lalu membuang pandangannya ke arah lain, menghindari tatapan kedua temannya, lalu berdesis...
"Cih, mesum!"
.
.
.To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR. VAMPIRE
VampireCOMPLETED : Underworld Series I Lee Taeyong. Lelaki pendiam dengan sorot mata tajam mematikan. Lelaki yang sekalinya berbicara menyakitkan, namun sayangnya dia berwajah tampan. Bibir dan tubuh tegapnya yang terlihat pucat, entah mengapa begitu mengg...