Bab 7

35.9K 4.4K 969
                                    

SINYAL BAHAYA

-------

'Cepat.'

'Takut bawang putih.'

'Suka menggigit.'

'Takut matahari.'

'Kuat.'

"HEY!"

Teriakan diikuti dengan gebrakan meja membuat Jungha kaget setengah mati. Dengan cepat ia menekan tombol power pada ponselnya dan kembali meletakan benda pipih itu di meja. Kepalanya menengadah, melihat Yoon Ara tengah tertawa di sampingnya.

"Ada apa, sih? Kau senang sekali membuatku terkejut," kesal Jungha.

"Ya, salah kau sendiri. Lagi pula, kenapa kau membuka artikel seperti itu, huh?" tanya Ara sambil melihat ponsel Jungha.

Jungha berdeham, lalu terdiam untuk berpikir sebentar. "Ra, aku ingin cerita padamu."

"Apa?"

"Itu ..." Jungha nampak berpikir kembali. "Taeyong, ahh—"

Jungha meringis saat merasakan perih yang teramat di lehernya. Ah, sumpah, rasanya begitu perih dan panas hingga leher Jungha serasa ingin meleleh saat itu juga.

"Ah, sakit, Ra!" ringis Jungha. Tangannya terus saja memegang lehernya bagian kanan.

"Jungha, ada apa denganmu?" kaget Ara. Gadis itu terus memutar otaknya sambil melihat keadaan kelas yang sepi karena memang jam istirahat tengah berlangsung. "Jungha, buka tanganmu!"

"Ah, sakit, Ra. Panas."

Habis pikir, Ara langsung meniup-niup wajah Jungha yang sedikit demi sedikit kini mulai membaik. Jungha menurunkan tangannya dan mengatur napasnya. Kenapa?

Ah sialan! Dirinya lupa jika Taeyong sudah menggigit lehernya dan mengancamnya. Sialan! Dasar otak nenek! Kenapa dirinya mudah lupa begitu saja?

"Jungha, kau tak apa?" Suara Ara membuyarkan lamunannya. Jungha menoleh lalu mengangguk.

"Coba ku lihat lehermu."

Jungha menjauh lalu menutup lehernya, takut jika Ara melihat lukanya kemudian gadis itu curiga. "Ah, tak perlu."

"Kemari, Jungha!" keukeh Ara.

"Sudah tak perlu khawatir," elak Jungha sambil terus menepis tangan Ara yang terus kekeh untuk membuka tangannya yang menutupi lehernya.

"Jungha!"

"Ku bilang tak apa."

"Kau ..." Ara geram, dengan tenaga kudanya, tangannya dengan cekatan mengambil tangan Jungha dan menariknya paksa. Membuat Jungha sedikit terkejut karena ulang gadis itu.

Mengernyit, Ara bingung sambil terus memeriksa leher Jungha. "Kau berbohong padaku, ya?"

Mendengar itu Jungha terheran. "Kenapa?"

"Lehermu baik-baik saja."

Jungha terdiam dengan pikirannya. Otaknya terus memutar tanpa dapat berhenti. Oh, astaga, apa tanda itu sudah hilang? Kenapa cepat sekali? Padahal waktu dia mandi tadi pagi, dua titik merah itu masih jelas di lehernya. Kenapa sekarang menghilang? Apa Taeyong sudah berbaik hati mau menghilangkan tanda itu? Hm, entahlah.

[END] MR. VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang