Bab 25

22.3K 3K 412
                                    

ALAM GAIB BAG. A

------

Sejak kejadian di mana Han Jeno kejang-kejang dan berakhir pingsan, sejak itu pula lelaki itu hilang bagai ditelan bumi. Tiga hari tak ada kabar pasti ke mana lelaki itu pergi. Padahal hari libur kemarin, Jungha dan teman-temannya yang lain sudah mendatangi rumah Jeno. Tetapi nihil, tak ada seorang pun di sana. Sepi.

Tak hanya Jeno yang menghilang, Taeyong juga. Dua orang bermarga Han itu membuat Jungha pusing. Entahlah, padahal ketiga teman Taeyong yang lain hadir di sekolah. Kenapa lelaki itu tidak?

Berkali-kali Jungha menanyakan kabar Taeyong pada ketiga temannya itu, mereka selalu terdiam dan berusaha mencari-cari alasan. Entah apa yang sebenarnya mereka sembunyikan. Yang pasti gadis itu merasakan hal yang janggal.

Apa masalah ini saling berkaitan?

Entahlah ...

Jungha menghela napas panjang lalu merebahkan kepalanya di lipatan tangan yang di balut baju tebal. Hari ini musim gugur yang pertama. Hawa dingin menusuk kulit. Berangkat sekolah rasanya berat, karena gravitasi kasur yang sangat kuat.

Jungha memejamkan mata, hanya beberapa saat, karena pada detik selanjutnya gadis itu tak mendengar suara apapun di sekelilingnya. Jungha mengangkat kepalanya lalu terkejut. Bagaimana tidak? Gadis itu tak mendapati seorang pun di dalam kelas. Kelas ini sepi seperti tak berpenghuni. Koridor pun sama, padahal sebelumnya koridor ramai dengan para siswa yang baru datang.

Jungha menelan saliva dengan susah payah. Dia lalu berdiri dan berjalan keluar kelas, mencari kemana semua orang ini pergi. Namun lagi, dia tak mendapati seorang pun di sini.

"Astaga!"

Jungha berjengit kaget kala tangan seseorang menggenggam pergelangan tangannya. Berbalik, pandangannya langsung menangkap sosok itu. Sosok dengan sorot mata tajam namun terkesan memberikan perlindungan.

"T-taeyong?"

Sang empunya nama mengangguk.

"Ikuti aku!"

"Ke mana? Ini semua kenapa? Mereka ke mana?" tanya Jungha. Otak gadis itu benar-benar tak dapat mencerna kejadian ini dengan baik.

"Nanti akan ku jelaskan." Lelaki itu kemudian merogoh saku jaket kulitnya yang berwarna hitam lalu mengeluarkan sebuah tabung kecil. "Minumlah!" serahnya.

Jungha membelalakan matanya. Apaan? Minum itu maksudnya?

"Minum-"

"Iya, minum ini!"

"Tapi-"

Taeyong memutar bola matanya malas. "Jangan terlalu banyak alasan. Minumlah!"

Jungha mengangguk kecil lalu mengulurkan tangannya menerima tabung tersebut. Hampir saja gadis itu mengeluarkan isi perutnya kala mencium bau tak sedap yang berasal dari tabung itu. Belum lagi isinya yang berwarna hijau pekat, persis seperti lumut yang berada di gorong-gorong.

"Apa ini?" tanya Jungha sambil menjauhkan tabung tersebut.

"Ramuan penyamar."

[END] MR. VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang