KIS(SHIT)
-----
Sudah lebih dari tiga puluh menit Jungha berdiam diri di dalam mobil. Namun, Taeyong sama sekali belum menampakkan batang hidungnya. Takut? Jelas. Siapa yang tidak takut ditinggal sendirian di hutan tanpa penerangan juga sepi?
Merasa ngantuk, akhirnya gadis itu pindah ke kursi belakang lalu merebahkan tubuhnya di sana. Saat hendak memejamkan mata, suara sepatu yang menginjak daun membuatnya kembali terjaga. Tersentak, pikiran gadis itu mulai menerka-nerka.
“Itu Taeyong?” cicitnya.
Gadis itu memilih bangkit dari tidurnya, lalu pindah duduk di bawah untuk berjaga-jaga. Sedikit mengintip ke arah depan, takut orang yang datang itu adalah Taeyong. Suara itu mulai mendekat. Namun, seketika menghilang.
Itu bukan Taeyong, batin Jungha berkata. Dan hal itu membuat tubuhnya kaku. Gadis itu sedikit menengadahkan kepala dari balik tempatnya bersembunyi. Kosong, tidak ada apa pun.
Jungha menghela napas lega sambil memejamkan mata. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Jungha mendengar suara tubrukan kencang dari arah belakang menginterupsinya untuk membuka mata, dan ...
“AAAA!”
Jungha berteriak. Demi Tuhan, dia sangat terkejut melihat sosok pria di hadapannya yang tengah menempel di kaca belakang lewat bagasi mobil. Pria itu terlihat menyeringai sambil sesekali menjilat kaca.
Gadis itu terpekik. Satu tangannya bergerak menutup mulut, takut dia kembali berteriak. Namun lagi, gadis itu kembali berteriak saat pria itu mulai memukul-mukul kaca mobil Taeyong menggunakan tangan kosong.
Otaknya buntu, Jungha tidak tahu harus melakukan apa. Yang dia lakukan hanya berdoa supaya Taeyong cepat datang dan melindunginya.
Prang!
Kaca mobil Taeyong mulai pecah, membuat Jungha memegang jantungnya yang mulai berontak untuk dikeluarkan. Jungha panik, sementara pria di hadapannya malah memamerkan seringaian jahatnya.
Jungha mulai memegang knop pintu mobil, bersiap-siap untuk berlari jika pria itu masuk. Namun, baru selangkah pria itu masuk, sekelebat bayangan hitam lewat membawa tubuh pria itu.
Brakk,
Jungha terperangah. Tubuhnya yang lemas membawanya duduk di kursi untuk mengintip apa yang terjadi. Di sana, pria itu dan orang yang sedari di tunggunya tengah bergelut. Masing-masing dari mereka selalu melayangkan tinju dan kekuatannya.
Namun, bukan Taeyong namanya kalau berhasil dikalahkan dengan mudah. Ya, lelaki itu menguasai perkelahian ini. Terlihat dari lawannya yang mulai kewalahan menghadapi kelincahan lelaki itu. Terakhir yang Jungha lihat, Taeyong berlari dan memegang kencang kepala pria tadi lalu diputarnya kepala itu hingga menciptakan bunyi yang cukup memekakan telinga. Sedetik kemudian, pria itu ambruk begitu saja, lalu hilang entah ke mana.
Taeyong melirik mobilnya, lalu berlari dengan cepat dan masuk. Lelaki itu menoleh ke arah Jungha yang tengah ketakutan. Menghampiri gadis itu, Taeyong langsung membawa Jungha ke dalam dekapannya. Entahlah, dia merasa khawatir untuk kali pertama pada seorang manusia.
“Taeyong … aku takut,” bisik Jungha. Suaranya bergetar, gadis itu benar-benar takut.
Lelaki itu mengangguk, lalu membantu Jungha untuk kembali duduk di samping kemudi. Taeyong melirik gadis itu sebentar sebelum akhirnya menyalakan mesin mobil lalu pergi dari hutan tersebut.
Suasana di dalam mobil begitu hening. Jungha masih saja terdiam, enggan untuk membuka suara. Mata Jungha menoleh ke arah kaca mobil Taeyong yang pecah, lalu menyeret pandangannya ke arah Taeyong.
“Tadi itu—”
“Lupakan!” perintah Taeyong sebelum Jungha menyelesaikan perkataannya. Jungha yang mengerti, akhirnya hanya bisa terdiam. Namun, pikiran gadis itu masih berkecamuk, bertanya-tanya tentang kejadian yang baru saja terjadi.
Selama perjalanan, keduanya sama-sama terdiam. Sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah Jungha.
Taeyong menghentikan mobilnya, melepas seatbelt lalu melirik Jungha yang masih bergeming. Gadis itu masih terdiam di tempat dengan tatapan kosong. “Tadi itu apa? Beri tahu aku!”“Kubilang lupakan.”
“Hah? Bagaimana bisa? Tadi itu— mphhh ... ”
Taeyong melakukan hal itu dengan cepat. Sebelah tangan lelaki itu memegang kepala Jungha, menahan gadis itu agar tidak melepaskan ciuman mereka. Taeyong merasakan keterkejutan dari gadis di hadapannya. Lelaki itu berpikir, mungkin ini yang pertama untuknya.
Taeyong mengecup bibir Jungha. Lelaki itu sama sekali tidak melakukan hal yang lebih jauh dari ini. Hanya menyentuh bibir ranum itu kemudian terdiam. Menikmati sensasi tiap detik yang ditimbulkan karena perbuatannya. Rasanya sungguh aneh dan … menggelikan.Taeyong menarik kepalanya menjauh. Netranya terus menatap iris obsidan itu dalam. Entah apa yang merasukinya saat ini, lelaki itu kembali mendekatkan dirinya ke arah Jungha. Tangan Taeyong merambat ke leher gadis itu, bibirnya ingin kembali menyentuhnya lagi. Namun, Jungha langsung menggerakkan kepalanya, membuat Taeyong mengernyit lalu kembali menarik diri.
Sejenak mereka terdiam, dengan otak yang sama-sama kosong. Jungha menatap lelaki itu. Namun, ketika Taeyong balik menatapnya, Jungha langsung membuang pandangannya.
Dengan tangan gemetar, Jungha mencoba untuk melepas seatbelt-nya. Setelah itu membuka pintu depan, kemudian menoleh ke arah Taeyong yang masih diam sambil menatapnya. “Taeyong, aku masuk duluan.”
“Malam.”
Setelah mengucapkan itu, Jungha langsung keluar dari mobil milik Taeyong. Menutup pintu mobil, lalu berjalan menjauh dan langsung masuk ke dalam rumahnya dengan kaki yang amat lemas.
Sementara di sisi lain, Taeyong masih bergeming. Dia masih terdiam memikirkan apa yang baru saja dia lakukan. Lelaki itu menaruh kepalanya di kemudi, pikirannya terus berkecamuk. Dirinya vampir, bisa saja dia langsung menyetubuhi gadis itu secara paksa untuk menghilangkan tanda argumen darah, lalu membunuh Jungha saat itu juga. Tapi entah kenapa, dia merasa berbeda.
Taeyong merasa tidak mengenal dirinya sendiri.
---------------
To be continued
a/n Mulmed, Winwin NCT.
Yey, besok sekolah. Semangat ya kalian.
15/8/19

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR. VAMPIRE
Ma cà rồngCOMPLETED : Underworld Series I Lee Taeyong. Lelaki pendiam dengan sorot mata tajam mematikan. Lelaki yang sekalinya berbicara menyakitkan, namun sayangnya dia berwajah tampan. Bibir dan tubuh tegapnya yang terlihat pucat, entah mengapa begitu mengg...