Bab 23

29K 3.1K 562
                                    

GOOD KISSER

---

Bae Jungha menggeliat kala terangnya lampu kamar menerobos masuk ke dalam retina matanya. Beberapa kali gadis itu mengerjap, lalu matanya bergerak menatap jam yang menempel di dinding bercat hijau sambil mengusap-usap matanya.

“Jam delapan,” gumamnya.

Gadis itu menggerang dan mulai merenggangkan otot-ototnya, lalu membalikkan tubuhnya ke sebelah kiri. Sedetik kemudian ia terkejut saat mendapati seorang lelaki bersurai hitam ikut tertidur di sampingnya. Lelaki itu tertidur menghadap ke arahnya, membuat Jungha menahan napas karena menyadari jarak mereka sangatlah dekat.

Mata Jungha terus bergerilya menatap sosok di hadapannya. Wajahnya yang begitu tenang membuat Jungha tak bisa mengalihkan pandangannya. Mata lelaki itu yang biasa menyorot tajam kini tertutup rapat, tetapi itu sama sekali tak menghilangkan kesan tampan yang melekat padanya walau ia tengah tertidur. Belum lagi hidung mancung dan bibirnya yang terlihat memabukkan. Dan jangan lupa dengan bentuk rahang lelaki itu yang menambah kesan tegas pada dirinya.

Ah, kalian tahu? Dia terlihat seperti seorang pangeran yang sedang tertidur.

Eits, tunggu!

Lelaki itu tertidur? Han Taeyong tertidur? Apa vampir seperti Taeyong bisa tidur?

Ah, Jungha mengabaikan hal itu. Taeyong pernah berkata padanya kalau vampir bisa tertidur dua sampai tiga jam sehari. Bukankah begitu?

Menatapi wajah Taeyong yang tengah tertidur membuat Jungha benar-benar terpesona dan ingin memandanginya lebih lama lagi. Jemarinya pun sudah gatal sedari tadi ingin menyusuri rahang tegas lelaki itu. Namun, hal itu ia urungkan karena takut mengganggu tidur Taeyong.

“Aa!” Jungha berteriak kecil. Demi apa pun, gadis itu sangat terkejut. Mata tajam itu tiba-tiba terbuka lebar dan menatapnya kosong, persis seperti di film-film horor yang sering Jungha tonton.

Gadis itu menggerakkan tubuhnya ke belakang, berniat menambah jarak di antara mereka. Taeyong yang melihat itu seketika langsung bangkit dari tidurnya dan berjalan ke arah kursi tempat belajar Jungha, tepat di sisi kiri tempat tidur. Jungha ikut bangkit, lalu bergerak ke tepi tempat tidur dan duduk di sana.

Mereka bertatapan cukup lama, sebelum akhirnya suara Taeyong memecah keheningan yang melanda. “Apa masih sakit?”

Jungha menggeleng. “Kau sendiri?”
Taeyong menggeleng sebagai jawaban. Lalu detik selanjutnya mereka sama-sama terdiam, bingung mau melakukan apa.

“Maaf,” ucap Taeyong.

Jungha mengernyit. “Untuk apa?”

“Karena aku kau—”

“Apa, sih! Itu bukan salah kamu. Berhenti menyalahkan diri kamu sendiri.” Jungha langsung memotong ucapan lelaki itu saat dia paham ke mana arah pembicaraan mereka. Semua bukan salah lelaki itu, mungkin memang sudah takdirnya seperti ini.

Sementara di sisi lain Taeyong hanya bisa terdiam memperhatikan Jungha yang sedang kesal. Terlihat dari gadis itu yang mengerucutkan bibirnya lucu. Demi apa pun, dirinya ingin melumat habis bibir ranum gadis itu.

“Ada apa?” tanya Jungha sedikit kasar. Pasalnya dia merasa risih karena Taeyong terus menatapnya dalam. Namun, detik itu juga dia menyesalinya. Karena Taeyong sama sekali tak menggubris pertanyaan Jungha dan malah memperdalam tatapannya, membuat Jungha gugup setengah mati.

[END] MR. VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang