One : 2. Bangtan House

3.5K 245 2
                                    


Junlee menatap kamarnya. Luas namun hanya memiliki beberapa furniture. Dia menyalakan lampu kamarnya, dan membuka beberapa gorden yang tertutup. Nafasnya tertahan saat melihat kebun belakang yang dulunya tanah lapang tempat biasa dia, Jungkook berbaring diatas rumput. Namun sekarang berubah menjadi seperti hutan dengan beberapa tundra dan tumbuhan rambat lainnya.

Junlee terduduk di salah satu sofa kecil yang ada didekat jendela. Dia menatap kamarnya. Hanya ada beberapa furniture. Kebanyakan tentu saja, buku. Sepanjang dinding kamar di kelilingi oleh rak besar, dengan satu rak utama yang berisi susunan dari atas kebawah, komik, novel dan 5 sacred book yang merupakan buku suci dari setiap makhluk non manusia yang saat ini.

"I need up date. I need..." Ucapnya mengeluarkan telepon genggamnya, menelpon salah satu temannya yang merupakan perusahaan furniture kepercayaan klan silver bolt.

"Halo?"

"Kwangsoo-ya miss me?" ucap Junlee mendengar deep voice kwangso yang khas. Junlee bahkan berusaha menahan tawa saat mendengar deep shigh dari Kwangsoo.

"You don't like me to call?"

"No, malah teleponmu membawa banyak bonus bulan ini, hanya saja... kalau sudah datang, kami semua langsung sibuk. Apa yang kau inginkan?"

"note it. It will be long. I need 25 novel romance terbaru, kau adalah pemilih novel terbaik untukku."

"Emanknya game yang kemaren kau pesan sudah kau buka?"

Jleb. Dia menyadari sesuatu, dia berdiri dan menuju salah satu sudut tempat T.V dan elektronik lainnya berkumpul, salah satu tempat yang tidak tertempeli rak buku. Dia melihat kardus game yang masih tersegel utuh dan berdebu. Dia menggigit bibirnya, merasa bersalah.

"hehehe..." Junlee tertawa bersalah. Kwangsoo hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Main Alfa paling ceroboh kata Ayahnya, dan benar, tiap kali dia pulang, Silver Bolt akan menghabiskan banyak uang untuk anak gadis yang satu ini.

"Aku akan membawakanmu sore ini, tapi aku hanya akan menerima tambahan permintaan hingga jam 3 sore, mengerti?"

"Okay. Thank's."

"It's our job. Welcome home by the way. Moga kali ini kamu lebih lama." Ucap Kwangsoo mengakhiri telepon mereka.

Tapi wajah Junlee mengeras, ada rasa pahit didalam hatinya. Namun, dia lalu menguap dan meregangkan tubuhnya. Dia menarik kain putih diatas tempat tidurnya dan menghempaskan dirinya ke atas kasur kesayangannya.

"Home sweet Home." Ucap Junlee berbaring, dia merasakan perutnya berbunyi. Dia tersenyum, dia penasaran apa sampai sekarang pun, Namjoon juga memiliki jam makan yang sama?

Junlee menghela nafas, dia ingin makan. Tapi terlalu malas untuk keluar dan mencari makan atau pergi ke kantin kampus. Tapi dia juga tidak enak jika harus meminta siapapun di rumah ini. Dia tidak mungkin meminta Namjoon. Dia bisa membahayakan nyawa semua orang untuk itu. Dia tidak berani menyentuh bagian dapur karena bukan dia yang bertanggung jawab. As the rules of bangtan house no.2, don't mess up the kitchen or person in charge of it.

Dia juga tidak bisa, dia tidak mampu meminta Jin ataupun Taehyung, sudah menjadi seperti kutukan untuk perintah hal sederhana suara Alfa Junlee akan keluar. suara yang tak terbantahkan. Dan Junlee takkan pernah bisa menikmati makanan yang dilakukan karena perintah. Dan pilihan terakhir yang muncul dalam pikiran Junlee adalah tidur dan menanti bau harum yang mungkin saja akan muncul dari bawah.

Jin keluar dari kamar dengan wajah seperti baru terbangun. Taehyung masih di ruang tengah menonton ancore salah satu reality show music. Taehyung bisa merasakan 'kepuasan' dan 'kebahagiaan', juga 'kenyamanan' dari perasaan Jin. Fikiran Taehyung menjadi liar dan berteriak sambil menahan suaranya dalam bantal.

"Tae, kau tidak kuliah?"

"Hm? Ti...dak." Ucap Tae, masih sambil tersenyum dan kembali menyembunyikan wajahnya di bantal.

Jin menatapnya heran, dan mengingat kemampuan Taehyung. Wajah jin langsung terasa panas juga memerah, dan mengingat apa yang dia dan Namjoon lakukan di kamar tadi.

"Kau... Merasakan kami?! Kamu ngintip?!" Ucap Jin dengan suara yang setenang mungkin. Namun sangat jelas, wajahnya sudah semerah tomat.

"No, I mean. It's my natural power. I can't close it!" Ucap Teahyung membela.

Jin menghela nafas dan mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya kepada Tae.

"Pergilah dan belikan aku gula dan sereal. Ini giliranmu berbelanjakan?"

"Hyung, jangan bilang-"

"Bukaaan, aku tidak mungkin melakukannya lagi! Aku hanya ingin mengendalikan perasaanku terlebih dahulu. Kau juga pasti ingin melihat Jungkook berkeringatkan di doujo, pergilah ke minimarket dekat sana. Gulanya murah." Ucap Jin. Taehyung tersenyum, dia bisa merasakan apa yang dirasakan Hyung tertuanya. Malu dan bahagia, juga perhatian.

Taehyung meninggalkan rumah, saat dia melihat sebuah mobil mini van yang berisi perempuan-perempuan dengan perasaan yang mengerikan, membuat Taehyung cepat-cepat meninggalkan menjauh, tanpa tahu. Dimana mobil mini van berhenti.

Saat Jin berada di dapur, dia merasakan Aura Alfa yang begitu ramai dan pekat, juga tidak menyenangkan dari pintu depan. Jin menutup pintu kulkas saat mencari bahan untuk makan malam hari ini. Saat Jungkook datang dan setengah berlari masuk.

"Hyung, keluarlah di taman belakang sebentar. Aku akan mengurus those bitches. Demi apa Noona membawa mereka ke bangtan house. Bahkan Jessica?!" Jungkook marah dan menaiki tangga dengan mata ungu Alfa campurannya.

"NOONA! Noona ada di ataskan? Keluar dan urus para perempuan itu!" Teriak Jungkook sembari menghentakkan kakinya ketika telah tiba di anak tangga terakhir di lantai dua.

KRAK!

Namjoon terkejut saat merasakan lantai rumah sedikit bergerak dan matanya terbelalak saat melihat Kaki Jungkook sudah meretakkan lantai kayu lantai dua. Namjoon melepas headsetnya dengan jengkel.

"He-" Namjoon tidak bisa melanjutkan bentakannya karena seekor serigala berbulu perak telah melompati Jungkook.

Namjoon langsung melompat menjauhi pintu saat melihat Jungkook reflex melempar serigala itu ke PC dan meja computer Namjoon, sehingga berantakan. Serigala itu menggeliat dan terjatuh dan mendekat ketempat tidur dan menghilang.

"KIM...JUN...LEE!!!" Bentak Namjoon marah saat melihat PC dan monitornya yang rusak, yang berisi tugas yang harus segera di kumpul dan semua data penting yang ada didalamnya, juga kerja kerasnya selama  4 hari ini.

Tiba-tiba sebuah tangan muncul dan berdiri, Junlee.

"Rap, let me... Oh my God! Go hide Jungkook!" Junlee tiba-tiba terkejut saat kilat mata Namjoon dari sudut kamar berubah, mata kuning dengan pupil kucing. Ada asap yang tiba-tiba mengepul dari mulut Namjoon.

Jungkook, terdiam. Dia tidak pernah melihat Hyung-nya dalam keadaan seperti itu, karena sekarang sang naga sedang membelakanginya, namun wajah Jungkook memucat saat melihat apa yang mengayun di belakang Namjoon. Ekor. dan berujung seperti batu bara yang dikelilingi duri dan api.

"H...Hyung.."

"what I said about... ME WHEN WORKING YOU FUCKING JUNLEE!!"

Jin yang sedang terpaku pada para alfa di bawah tiba-tiba terkejut. Suara Namjoon terdengar seperti raungan. Dan sebuah ledakan keluar dari jendela bersama dengan jilatan api. Junlee terlempar dan mendarat di halaman belakang belakang. Beberapa meter dari tempat Jin berdiri, menjauhi rumah dari para Alfa perempuan.

Para perempuan tiba-tiba terkejut dan menyeruak masuk dan menjerit. Kebanyakan dari mereka bertanya ada apa.

Namjoon berubah, setengah perubahan. Sebagai keturunan Red Fang yang merupakan pencampuran darah Dragon of fire and soil yang terakhir. Dia adalah naga Hungarian Horntail. Yang memiliki ekor dengan ujung bertanduk, karena naga campuran, ujung tanduknya terlihat berbeda. Seperti palu yang memiliki api yang membara.

****

1ST ARC : The Begin Of Silverbolt [Compelete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang