TWO : 9. A rest and Visitor

886 93 4
                                    

Aku posting telat karena ada perubahan yang kubuat.

Dan Iya, aku berduka dan mengucapkan rasa belasungkawa atas meninggalnya Our beloved Angel Voices, Kim Jonghyun.

As I loved him, I make his cameo faster, dan dia, tetap di menjadi 'sign' di mulainya 'war' di cerita ini. So getting prepare.

WARNING : Aku tidak pernah bermaksud untuk memicu peperangan, tapi aku hanya bermain dengan 'fakta' yang terjadi di lapangan, pemilihan karakter aku pilih karena kecocokan mereka dengan makhluk yang aku buat.

segala pertikaian yang terjadi kedepan tidak pernah terjadi di dunia nyata, so be calm dan jangan ambil ini secara serius.

As I told u. Aku menulis ini sembari mengingat kembali our beloved. Dan dia nggak hanya muncul di chapter ini saja, tapi di chapter lainnya kedepan.


*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

"Tolong antarkan paket ini. Dia mungkin membutuhkannya." Terdengar suara perempuan yang terduduk di jendela yang terbuka.

Gadis itu berjalan dan menaruh kotak yang sudah terbungkus dan bertalikan pita biru. Melihat di sekitar kamar, tidak perlu kekuatan untuk merasakan kekosongan dan kehampaan dalam apartemen itu.

"Aku bisa melakukan apa yang kau mau. Tapi antarkan titipanku, lagian kau Hybrid Elangkan?" Ucap Gadis itu setelah menghela napas.

Pria itu keluar dengan surai yang sedikit berantakan, matanya yang bulat, namun terlihat sedih bersama sedikit bayangan hitam di bawah matanya. Gadis itu merasa sedih dengan apa yang terjadi dengan sahabat yang telah dia anggap kakaknya itu.

"Janji? Aku hanya membawakannya barang bukan?" Ucap Pria itu.

"Sudah berapa lama kita berteman? Lagian, kau sekalian menjenguk dan melaporkannya pada bossmu?" Ucap Gadis itu. Warna matanya yang merah keperakan menatap matahari, sembari menikmati kehangatannya.

"Kau akan menemukannya lebih dulu dari Teddy Park? Bocah itu sudah mulai mengganggu SM." Ucap Pria itu berjalan dengan telanjang kaki menuju kulkas. Ada beberapa pecahan kaca, dan bingkai yang sudah tidak lagi pada tempatnya.

"Hah, tentu saja, jika Junlee tidak ikut campur, maka tidak akan terjadi masalah yang lebih besar."

"Karena itu jugakan kau menyuruhku memeriksanya?" Ucap pria itu meminum air putih, tanpa melepas tatapan matanya dari sang Gadis. Gadis itu hanya mendongak dan kembali menikmati kehangantan matahari yang mulai menanjak

_____-----_____-----

Ibu jin menghela napas, lalu tersenyum. Jungkook sudah tertidur dengan kepala di atas meja, dengan tangan yang menggenggam tangan Taehyung. Mata Tae berkaca-kaca, dia tidak ingin menceritakan seberapa menderitanya sahabatnya. Untuk yang itu, cukup dia sendiri yang tahu.

Setelah sedikit teriakan dan tendangan yang Ibu Jin lakukan didepan pintu kamar Namjoon karena keributan mereka berdua, rumah Bangtan akhirnya bisa benar-benar terlelap (ehm).

Jimin terbangun mendengar suara dari dapur dan aroma manis yang cukup tajam. Dia terbangun dengan keringat yang membasahi jidatnya, apa dia tertidur hingga siang? Dia merasa bingung dan menatap kamarnya. Ada banyak bantal, selimut diatas tempat tidurnya. Benar, tadi malam dia mengalami malam pertama heatingnya.

Dia berusaha berdiri, namun kakinya terasa lemah. Dia berusaha memegang pinggiran tempat tidurnya. Saat Taehyung datang dan membantunya. Dia menahan rasa sakit yang ada di daerah pinggul dan yang diantara pahanya.

1ST ARC : The Begin Of Silverbolt [Compelete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang