TWO: 02. The Main Omega

1K 107 2
                                    

Hello, karena ini chapter yang lebih pendek, aku posting sekarang! The ritual begin! Gimana dengan yang lainnya?

previously:

Hoseok melihat keributan di depan koridor kamarnya dan berusaha untuk tenang. Menarik nafas dan mengeluarkan tongkatnya. Dia mengayunkannya kearah pintu kamar dengan sticker 'Taekook", membuka kuncinya. Taehyung meringkuk memeluk tubuhnya, nafasnya sesak dan mengerang. Dahinya dan kaosnya basah karena keringat.

"Hyung-ah..." Hoseok mendekat dan mengayunkan tongkat, tapi Tae mengayunkan tangan.

"Ji...Jiminnie... I.It's Jiminnie's pain. It so HUUUUUUUUURT! Save him hyung!! Ini bisa membunuhnya!" Jerit Tae berusaha memegang tangan Hoseok. Taehyung pingsan.

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

Namjoon langsung mengangkatnya ke tempat tidur. Hoseok segera keluar untuk melihat kondisi dikamar mandi, dia membeku. Dia menutup mulutnya dengan tangan dan mundur dengan kaki yang gemetar.

"I..it's him... Jimin adalah Main Imprint." Ucap Hoseok saat melihat kondisi Jimin.

"Hobi, bantu aku mempersiapkan kamar Jimin." Ibu Jin lewat sambil membawa begitu banyak selimut dan bantal semampu kemampuannya.

Hoseok mengayunkan tongkatnya kelangit dan semua selimut dan bantal melayang masuk ke kamar Jimin. Dia mengayunkan tongkat kearah pintu kamar Taehyung yang tertutup pelan dan memunculkan prisai kabut tipis. Ibu memegang pundak Hoseok sambil memberikan tatapan maaf.

"H..How... dia bisa saja—" Ucap Hoseok menitikkan airmata.

"That's why we here. Takdir takkan pernah menyembunyikan benang mereka. Kita bahas ini nanti, saat ini, keadaan Jimin adalah yang utama." Ucap Ibu Jin. Hoseok mengangguk dan menghapus air matanya.

"Eo..Eomma... Tu...tubuh Jimin semakin panas. Demamnya semakin tinggi, dia tetap muntah... sebenarnya, apa yang terjadi?" Ucap Jin panic ketika dia melihat mamanya akhirnya masuk ke dalam kamar mandi.

Kaca wastafel dan wastafel hancur. Ada pecahan kaca dan porselen dimana-mana, tangan dan kaki Jimin berdarah dengan beberapa serpihan kaca dikakinya. Kepala jimin terkulai di pundak Jin, sedang tangannya berada di pinggir kloset. Jin memeluknya, matanya sudah memerah karena airmata dan sesengukan.

"Ssh.. It's him honey. Mama merasa bersalah karena dia yang terpilih, tapi mama lega, karena bukan kamu." Ucap Ibunya mengusap lembut rambut anaknya lega tapi dengan tatapan bersalah.

"A..apa maksud ibu?" Tanya Jin bingung.

"He is the main Imprint my son." Ucap Ibu Jin.

Jin terdiam, matanya terbelalak kaget, dan semakin memeluk JImin sambil menggelengkan kepala.

"No..No... not him... Ma, perubahan ini bisa saja membunuhnya, we heard the red claws Imprint were de—"

"A... Aku baik-baik saja." Terdengar suara Jimin lemah. Dia terbangun dari sakit kepala dan tubuhnya yang tiba-tiba terasa terbakar dan amarah menyeruak di dadanya. Tapi, dia merasakan perutnya berputar dan dia kembali mengeluarkan semua yang ada di dalamnya. Cairan hitam pekat, beberapa sisa makanan.

"Oh honey. Apa yang kau lakukan dengan tubuhmu..." Ucap Ibu Jin melihat semua cairan hitam itu. Jimin tidak mengerti, yang ada dalam fikirannya sekarang, kapan semua ini berakhir?

"Dia setengah manusia Ibu, half omega breed. Jadi hidupnya sangat berbeda sebelum Bang PD-nim membawanya kemari. Dia baru masuk di rumah ini satu tahun yang lalu." Jelas Hoseok.

"stop!" Namjoon menarik pundak jin saat melihat kekasihnya melakukan kontak healing dan memberikan healernya.

"Aku ingin menolongnya! Apa kau tidak melihat semua ini?!" Jerit Jin. Namjoon menarik dan setengah menyeret Jin saat melihat Ibu Jin mengangguk. Jin meronta, namun kedua Tangan Namjoon sudah memegang pinggang Jin.

"Le...pas!"

"Ini belum saatnya Nak, ini bahkan belum setengah dari sakit yang dia rasakan." Ucap Ibunya. Mendengar penjelasan ibunya, Jin menangis di pundak Namjoon, melihat Jimin yang sudah seperti saudaranya merasakan sakit sangat menyiksanya.

Hoseok menyeka airmatanya dan masuk mengayunkan tongkatnya dan memperbaiki semua yang telah hancur. Juga memberikan sedikit mantra untuk luka kaki Jimin. Hoseok melihat Ibu Jin yang mengelus punggung Jimin, saat Jimin kembali memuntahkan isi perutnya. Keringat membuat poni Jimin melengket di dahinya. Pundaknya bergetar, dia sesengukan, matanya yang memerah kembali menitikkan air mata.


*_*_*_*_*_*_*_

Miss me? Once again, makasih for all vote and keep reading. Thank you for enjoying my universe . DON'T FORGET TO VOTE BTS AT MAMA 2017!

KEEP INSFIRE, KEEP VOMMENT, thank you!

follow my ig : mdmmnstr

twitter : mdmmnstr

1ST ARC : The Begin Of Silverbolt [Compelete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang