TWO : 18. Peek

544 69 2
                                    

Haapy Ied Mubarak Guys,

I wish kalian nggak melupakan cerita ini, It's pretty neat soalnya selama puasa aku nggak banyak nulis.

But, Keep read ya...

jangan lupa komentar kalian, let's talk. And vote.

Buat yg ngefollow thank you, dan terima kasih sekali lagi karena kalian sudah mau membaca sampai sejauh ini...

Here you go, yeorobeoun.

Happy reading~

*_*_*_*_*_*_*


"Itu lagu yang selalu kumainkan di café beberapa hari ini. Semua instrumental, tapi aku sudah menambahkan lirik. Dan judul."

"Wah, apa judulnya?"

"First Love." Jawab Yoongi singkat.

Hoseok mengangguk menatap kaset itu ada kekaguman dan rasa penasaran. Tanpa mendengarnyapun Hoseok sudah bisa memastikan ekspresi Sang Omega.

"Aku akan membawanya, bersama beberapa lagu yang lain. Tapi kupastikan Jimin yang paling pertama mendengarnya. Walaupun aku sendiri sangat penasaran." Ucap Hoseok mengantungi kaset Yoongi. Mereka saling tersenyum dan mengangguk.

Yoongi menatap Hoseok yang masuk disalah satu pintu saat dia mendengar suara gaduh di belakang gedung.

"Gawat, aku lupa melihat dimana lokasi terowongan untuk keluar." Ucap Yoongi menggaruk kepalanya bingung. Dia akhirnya memilih untuk mencari sumber suara gaduh itu, dengan harapan ada orang yang mampu menunjukkan arah terowongan.

Dia berjalan dengan hati-hati, dan berhenti saat melihat beberapa orang yang menyeret seseorang masuk kedalam semacam gedung yang cukup luas. Youngi mengikuti dengan mengendap-endap. Saat orang-orang sudah di dalam gudang, dia mencari beberapa tumpukan kotak kayu bekas untuk dijadikan tumpuan. Dia terdiam saat mendengar suara tamparan.

"Bahkan di tempat sebergengsi ini ada, masih ada Bully. Wow." Bisik Yoongi pada dirinya sendiri.

"Omega brengsek!" Teriak seorang wanita, bersama dengan suara tamparan.

Yoongi bergeming saat mendengar kata Omega. Ia mengingat kembali saat dia melakukan hal yang kasar kepada Jimin. Rasa bersalah semakin memenuhi dadanya. Apa Jimin juga menerima perlakuan seperti ini?! Dia bahkan terbata saat bertemu dengan Yoongi, walau awalnya senyumnya yang dia lihat tiap hari. Dia tidak bisa lagi membayangkan sang omega menangis.

"Kau kira, dengan masuk kerumah Bangtan akan menyelamatkanmu dari sini, hah?!" Teriak suara yang lain.

Rumah Bangtan?! Bukannya itu rumah yang tadi aku datangi? Apa dia Jimin? Banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Tanpa menyadari tatapan yang mengarah kedia sejak dia mendekati gudang. Dari dalam terowongan yang tiba-tiba menjadi kelam.

*_*_*_*_*_*_*_*_*

Sambil menghela napas, Junlee akhirnya menyelesaikan konferensi pers mengenai alih kepemimpinan yang menurutnya hanya kamuflase. Selama neneknya masih duduk, yang berada di ruang kerja Main adalah beliau, bukan Junlee. Junlee berusaha menghubungi Jungkook yang sedang di gedung keamanan memonitor kegiatan dan 'pelacak' terbaru milik mereka. Saat dia merasakan kepanikan, ketidakmampuan, dan rasa pedis di pipinya.

"Jimin." Ucapnya langsung mengeluarkan telepon genggamnya. Berusaha menghubungi kekasihnya. Tidak ada jawaban. Dengan napas gusar dan panic dia menghubungi orang terakhir yang dia lihat bersama Jimin. Alpha Muda.

"Alpha, dimana Jimin."

"Di Big Hit College, Noona, ada senior yang memanggilnya terkait pertunjukan dan lomba yang ada diikut Jimi nada apa?"

1ST ARC : The Begin Of Silverbolt [Compelete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang