TWO : 03. Warmness

1K 103 0
                                    

Hi guys, Weekend! Tapi aku bakal sibuk banget minggu depan aku kasih longer story...

Kisahnya masih perjuangan Jimin dengan ritual menjadi Main Omega, dan bagaimana para member lain nyemangatin dan ada buat Jimin. Karena sebenarnya ini adalah dua chapter yang aku satuin.

Don't forget to vomment. don't forget, kasih saran atau kalau mau cerita2 tentang Bangtan juga silahkan. ^^

Jimin di Korea juga get well soon, habis sakit pas penerbangan ke Macau QAQ,

Perviously,

Hoseok menyekaairmatanya dan masuk mengayunkan tongkatnya dan memperbaiki semua yang telahhancur. Juga memberikan sedikit mantra untuk luka kaki Jimin. Hoseok melihatIbu Jin yang mengelus punggung Jimin, saat Jimin kembali memuntahkan isiperutnya. Keringat membuat poni Jimin melengket di dahinya. Pundaknya bergetar,dia sesengukan, matanya yang memerah kembali menitikkan air mata.

*_*_*_*_*_*_*

Jin melepas pelukannya dan berlari ke dapur membuat coklat hangat kesukaan Jimin. Dia segera membawa ke depan pimtu. Jimin mengangkat wajahnya, mencium aroma coklat yang manis dan khas kesukaannya, perutnya sudah terasa sangat pedis karena kosong.

"H..hyung.. Urgh!" Namun, tubuh memberikan jawaban yang berbeda. Heatingnya saat ini membuatnya semua panca indranya semakin tajam.

"Kau harus meminum sesuatu, my dear." Ucap Jin mendekat membawa gelas coklat itu, tapi Jimin semakin mengerang dan memuntahkan semua cairan hitam saat hidungnya mencium aroma coklat dan manis gula di dalamnya. Jimin menggeleng keras.

Jin menatap Ibunya dengan memelas, Hoseok berdiri dan memegang punggung Jimin.

"Jimin-nie... Kau tidak bisa membiarkan perutmu kosong." Hoseok mengambil gelas coklat saat Jin mendekat. Jimin menoleh dan menggeleng pelan.

"Jin Hyung sudah repot-repot lho membuatnya, ini kesukaanmu. Apa kau mau melihat Jin-hyung semakin sedih?" Hoseok membujuk Jimin.

Jimin berusaha meraih tissue di sisi kloset, sambil kembali mengeluarkan isi perutnya. Ibu Jin mengintip, dan tersenyum tipis saat akhirnya yang keluar adalah cairan bening. Dia kembali mengeluas punnggung Jimin.

"It's almost done for now honey, you did good job. Minumlah coklat ini. Hm..?" Bujuk Ibu Jin.

Jimin akhirnya bergerak dan mengangguk menerima mug coklat hangat itu. Hoseok langsung memberikan mengayunkan tongkat dan kotak P3K khususnya muncul dari kamarnya. Dia mengayunkan kembali tongkatnya kearah luka Jimin.

Jimin sedang meminum coklat itu saat mantra Hoseok mulai melepas sisa-sisa pecahan yang ada di kaki dan tangan Jimin dan memberikan perban untuk luka Jimin.

"Terima kasih, Hyeong." Ucap Jimin lembut. Matanya kembali menitikkan air mata sambil tersenyum.

*_*_*_*

"A.....AAAARGH!!" Erang Junlee lagi.

Krak!

Suara tulang patah yang lain terdengar. Kedua tulang bahu dan tangannya dan kakinya sudah remuk. Junlee sudah semakin kehilangan kesadarannya karena rasa sakit yang memekakkan telinga.

"S..Stop!!" Ucap Junlee saat Neneknya memegang lehernya.

"Tu..tunggu... kumohon." Junlee memegang tangan neneknya dengan gemetar dan dingin. Jungkook terkejut saat melihat tangan Junlee yang sudah membiru masih bisa bergerak.

"Tidak ada waktu lagi." Ucap Madame Silver, akhirnya meremas leher Junlee dan terngar suara retakan yang lainnya.

Seokho mengayunkan tongkatnya, Bang Shi Hyuk Menghunuskan pedangnya, saat Madame Silver menancapkan kukunya tangannya keleher Junlee yang sudah tidak sadarkan diri. Berdarah yang menetes dan mulai berasap.

1ST ARC : The Begin Of Silverbolt [Compelete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang