One : 9. Agust D

1.1K 112 3
                                    

previous cut:

Jin menoleh saat tidak mendengar jawaban si penyihir. Dan melihat sahabatnya terdiam, tatapannya terkejut melihat yang ada di kanvas itu. Jin mendekat sambil membawa buku itu dan berdiri, jika dia tidak mengingat betapa berat dan pentingnya buku itu, maka dia akan menjatuhkannya karena kaget melihat seberapa detail dan indahnya portrait yang tergambar di kanvas itu dan yang pasti wajah itu familiar. Anggota Bangtan House.


Last 3 chapter untuk buku 1.

sedih dan senang juga, tapi di chapter ini, perpare buat Agust D. :3

special chapter. Yoonmin

jangan lupa comment and vote.

Makasih

*_*_*_*_*

Jungkook menghela nafas saat terduduk dimeja yang sama yang telah mereka duduki selama hampir 6 bulan terakhir. Bahkan Junlee pun duduk ditempat yang sama saat mereka datang. Sang manusia kesayangan Jimin masuk, seperti biasa, tanpa basa-basi hanya langsung duduk di depan pianonya. Para karyawan kafe langsung menyiapkan minuman yang sama. Black Americano.

Jungkook baru duduk selama 15 menit dan sudah merindukan Sang Rubah. Hari ini dia benar-benar melupakan satu rutinitasnya ini karena hari ini hari yang berbeda. Hari ini hari yang penting untuk dia dan Taehyung. Hari anniversary mereka. Sudah satu tahun sejak mereka jadian. Jin dan Namjoon bahkan memberikan waktu untuk mereka berdua di rumah. HANYA MEREKA BERDUA. Jungkook berjerit dalam hati.

Namun, semua berubah saat gelang ikatan mereka tiba-tiba menjadi ketat. Ikatan yang menjadi bukti mereka bersama.

"Aakh." Jungkook mengerang.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya jimin menjadi khawatir.

Sang Alfa muda hanya menggeleng dan tersenyum, merasa bersalah dan tidak enak dengan omega muda yang satu ini. Dia menghela nafas dan mengeluarkan telepon genggamnya.

[To : My baby Fox : I miss you. Is it wrong?]

[From: My baby Fox: No. I miss you too, but Jimin need us babe. He only have us, I'll give you everything once you came here.]

Sang Alfa tersenyum, dia tahu, Taehyung tidak akan mengatakan sesuatu yang tidak mau dia lakukan. Jadi, jika dia mengatakan akan memberikan apapun, itu berarti apapun itu.

[I can feel something dirty, just make sure Jimin talk to Yoongi today.]

"Kook-ie am I look good?" Jimin memperbaiki rambut dan bajunya.

"You are cute and awesome as always Hyung." Jungkook menjawab jujur dan membuat pipi Omega merona.

Yoongi melihat kearah meja disudut dekat perapian, si manusia serigala itu datang lagi. Yoongi menatap sang omega sambil menyeruput black Americano-nya. Poninya yang mulai memanjang membuat matanya tersembunyi. Yoongi sudah menyadari 'penggemarnya' sejak hari pertama, rambut sang omega yang berwarna pink membuatnya begitu mudah untuk ditandai.

Yoongi sempat mengira sang omega sudah berhenti untuk melihat penampilannya karena saat kemarin dia datang bersama seorang alfa yang sangat mengerikan. Tubuh Yoongi kembali bergidik saat mengingat bagaimana suasana café yang tenang dan cozy ini tiba-tiba menjadi panas dan dingin secara bersamaan hanya karena keberadaan perempuan itu.

Yoongi hanya seorang manusia, tapi karena dia sudah bekerja menjadi 'sutradara bayangang' untuk Suran dalam jangka waktu yang cukup lama. Dia sudah terbiasa dengan aura dingin para vampire, awalnya terasa mencekam, tapi sekarang tidak lagi. Bahkan dia bisa merasakan kesepian dari dingin itu. Menjadi abadi bukan segala.

Dia masih melihat sang omega. Yoongi mendengus saat mengingat beberapa kali mata mereka bertemu secara tidak sengaja. Sang manusia bertanya-tanya, apa sang serigala ini menikmati lagunya atau yang lain. Rumor tentang orientasi seksual para makhluk non-manusia sudah menjadi pembicaraan yang paling sering dibahas di manusia. Terutama, para omega dan beta bisa memiliki anak.

Yoongi melihat pipi rambut pink itu memerah dan sang rambut coklat yang menemaninya, dia menghela nafas, berdiri dan segera meninggalkan café, segera ke studio yang dia sewa di pinggir kota. Namun langkahnya berhenti saat dia merasakan sang omega mendekat.

"m...permisi.Yoongi-sshi" Ucap sang Omega malu-malu.

"Ya?" Tanya Yoongi membuka hoodie yang tadinya menutupi kepalanya.

"M...Namaku Park Jimin mahasiswa tari di Bighit College... Aku sangat tertarik dengan lagu-lagumu kalo bo—"

"Yang kau sukai laguku, atau wajahku?" Potong Yoongi dingin. Yoongi sangat tidak nyaman mendengar kampus yang berisi para 'monster' yang menolah suran hanya karena suran adalah seorang vampire.

"Dia benar-benar menyukai lagumu. Dia hanya ingi—" Ucap sang rambut coklat.

"Tapi mata dan kelakuannya berkata lain, dengar, aku mendengar tentang jenis kalian dan bagaimana bebasnya kalian menyukai makhluk lain. Tapi jangan masukkan aku dalam daftar mangsa kalian. Serigala." Ucap Yoongi dingin, setengah mendongak. Dia menyadari seberapa tinggi orang yang menemani si rambut pink ini.

Yoongi meninggalkan mereka, Jungkook sudah akan segera mengejar Yoongi jika saja tangan Jimin memegang lengannya. Tangan dingin yang berkringat, antara gugup dan sakit hati yang dia rasakan. Jungkook berbalik, hatinya terasa sakit saat melihat sang omega tertunduk dan berusaha mengusap air matanya.

"Ja..jangan... tidak usah di kejar, mu..mungkin aku yang terlalu..." Jimin tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Taehyung muncul dan langsung memeluk kepala sang omega. Dia menatap Alfa dengan tatapan bingung dan panic.

"Apa yang terjadi?!" Tanya Taehyung.

"Manusia itu tidak pernah pantas untuk Jimin. Tidak pernah. Keep that in you mind honey."

"wanna go home? Atau ktia ke tempat lain?" Tanya Taehyung. Jimin masih sesengukan di pundak Taehyung.

Taehyung sendiri berusaha menahan untuk tidak menangis dengan memegang tangan Jungkook erat.

Sedih, marah, jijik, kecewa, sakit hati, tidak pantas,rendah

1ST ARC : The Begin Of Silverbolt [Compelete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang