||•||
"Siapa Anda?"
Aku tersenyum dari ambal ruang tamu begitu mendapati suara keterkejutan Pak Jimin. Aku tahu, pasti ia kaget begitu melihat Mingyu membukakan pintu apartemen sekaligus merasa panik─kalau-kalau ia salah masuk.
Aku cuma cekikikan membayangkan ekspresi berlebihannya si tua itu─eh, Pak Jimin kan, hanya beda dua tahun saja denganku.
Yang selanjutnya kulihat adalah presensi Pak Jimin tengah berjalan menghampiriku bersama Mingyu yang mengekor di belakang. Aku langsung buru-buru membuang wajah; berusaha untuk totalitas berakting malam ini─drama yang sudah direncanakan dadakan oleh aku, Wonwoo, dan Mingyu.
"Christa?! Kamu kenapa ada di sini?" Pak Jimin duduk di hadapanku, sementara aku bersandar pada sofa. Rasanya karpet milik Wonwoo ini benar-benar nyaman.
"Mbak, gue ke belakang ya, nyiapin makanan." Mingyu memberiku kode yang langsung aku angguki. Selepas itu, keadaan kembali hening. Hanya ada kebungkamanku dengan Pak Jimin.
"Kenapa kamu di sini? Saya sudah menunggumu dua jam lebih, Christa."
Tuh, kembali lagi logat formalnya─padahal, kemarin sempat berbicara aku-kamu. Kuno!
Aku masih berakting, membuang mukaku seolah enggan untuk menjawab pertanyaannya.
Lagipula aku juga sedikit marah dengan Pak Jimin; bagaimanapun Nana itu adalah mantan kekasihnya dan secara tidak langsung juga aku begini karenanya dan mantan─sialannya─yang tidak tahu diri─dan tidak diuntung.
"Christa, saya bertanya pada kamu!"
Ya, gue juga tau lo nanya, Pak.
Aku diam, berusaha untuk tidak menggubris pertanyaannya meskipun aku sedikit takut. Biarlah, di luar kantor aku bukan bawahannya dan aku bebas untuk bersikap semauku sebagai manusia yang merdeka.
"Ayo kita pulang!" Pak Jimin dengan tidak sabarnya menarik tanganku untuk bangun. Refleks aku merintih, merasa agak sakit bokongku. Seketika kulihat raut wajahnya berubah. "Kamu kenapa?"
Aku masih pada pendirianku, diam dan tidak banyak bicara. Aku paham betul kalau sekarang ia tengah berasumsi banyak hal; temasuk yang iya-iya. Biarlah, aku hanya ingin tahu sejauh mana ia akan membujukku untuk membuka suara.
Hal yang kulihat berikutnya adalah dia berdiri; melonggarkan dasinya kemudian mengusap rambutnya ke belakang. Aku tahu ia begitu frustasi dengan wajahnya yang terlihat tegang dan seksi secara bersamaan─fokus Christa, kamu harus berpikir normal.
"Kenapa kamu diam? Apa saya berbuat salah?"
Aku masih dan terus untuk bungkam. Kulihat ia mulai berkacak pinggang dengan tidak sabaran seraya menatapku dengan kedua irisnya yang tegas, "Saya bertanya untuk dijawab, bukan untuk didiamkan begini."
Lantas aku memilih untuk membuang wajah darinya, merasa antisipasi karena ia benar-benar terlihat seksi saat sedang seperti itu.
Aku sungguh tidak salah dan jangan katakan aku seorang jalang; kalau kau jadi aku, aku tantang kau pasti akan berpikiran serupa denganku.
"Aku nggak mau pulang. Aku mau nginap di sini."
Deg
Kulihat rahangnya mengeras, menatapku dengan lebih intens daripada sebelumnya, "Dengan laki-laki itu?" Lalu Pak Jimin mulai membuka satu kancing bajunya─merasa emosi. "Apa kamu sedang menguji saya, Christa?"
Aku menggeleng, "Ada Wonwoo juga──"
"TAPI MEREKA LAKI-LAKI!"
Hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Seduce Mr. Park ✔
Fanfiction📌 FILE 1 : FINISHED 📌 FILE 2 : FINISHED Christa adalah seseorang yang perfeksionis terhadap perkerjaannya. Ia selalu bisa menyelesaikan pekerjaan apa pun; wanita berusia 25 itu cerdas, gesit, dan tentu memiliki paras yang cantik. Na...
