§★§
Mino tengah duduk bersandar pada dinding, menulis sesuatu di bukunya dengan kepala Lisa yang berada di pangkuannya. Lisa berkencan dengan Bobby? Atau Mino? Kalau kalian penasaran denhan itu, akan ku beritau kalau Lisa tidak mengencani siapapun. Dua pria itu akan melakukan apapun untuk Lisa dan Rose tanpa perlu mengencani mereka. Bagai sebuah keluarga, mereka melakukan apapun untuk satu sama lain. Tidak semua penjahat jahat pada semua orang, mereka punya keluarga atau setidaknya seseorang yang ingin mereka lindungi, dan begitu cara orangtua Lisa mendidik empat anak itu—kalian boleh membunuh, mencuri atau melakukan apapun, selama kalian yakin itu tidak akan melukai keluarga kalian.
"Aku merindukan mom, dan menulis ini, bagaimana menurutmu?" tanya Mino dan menunjukan setiap kata indah yang di tulisnya di bukunya—buku yang hampir penuh dengan setiap kata kata indah penuh makna yang ditulisnya sendiri
"Kenapa kau seperti akan menggoda ibuku? Kau mau mati huh?" Protes Lisa setelah membaca tulisan Mino "kenapa tidak memberikan itu untukku saja?"
"Haha ah untukmu, aku akan membuatkan yang lainnya, aku punya ide," Mino merebut lagi bukunya dan mulai menulis, sementara Lisa hanya memainkan handphonenya sambil berbaring diatas sebuah selimut yang dicuri Mino dari uks
"Kenapa Rosie dan Bobby sangat lama? Apa mereka kena masalah?" tanya Lisa tapi Mino mengabaikannya, asik dengan pikirannya sendiri, menuangkan semua yang ada di kepalanya ke dalam bukunya.
"Lihat ini, ini untukmu darl," Mino menyerahkan bukunya pada Lisa, menyuruh gadis itu untuk membaca yang ditulisnya
"Mirror, mirror on the wall. Who's the baddest of them all?. Welcome to my wicked world. Call me a schemer. Call me a freak. How can you say that? I'm just... unique," baca Lisa dan mengerutkan dahinya "menurutmu aku unik? Dan sejak kapan bahasa inggrismu jadi sebaik ini? Aku tidak pernah melihatmu belajar,"
"Menurutmu kau tidak unik? Hm... menurutku kau unik, limited edition," jawab Mino sembari mengelus rambut Lisa "aku meminta Bobby mengajarkanku bahasa inggris, aku mulai bosan dengan kata kata yang sering ku dengar, jadi mencari bahasa lain dan ternyata Bobby menguasainya,"
"Selanjutnya coba pakai bahasa Jepang, lalu mandarin, bagaimana? Setelah itu terbitkan kamus kata kata kasar dari setiap bahasa untuk Rosie,"
Mereka tertawa bersama namun tawa itu terganggu oleh suara dari handphone Lisa dan dengan cepat Lisa mengangkat telponnya
"Aku dapat masalah," ucap Bobby begitu Lisa menggeser tombol hijau
"Apa?" tanya Lisa santai, ini bukan pertama kalinya mereka mendapat masalah
"Rosie bertengkar dengan pacar ketua OSIS, cepat kesini, sebelum Rose mulai mengeluarkan sumpah serapahnya,"
"Baru saja ku bicarakan, sudah mulai ternyata," Lisa mematikan telpon itu dan mengajak Mino ketempat Bobby berada—kantin.
Begitu tiba di kantin, mereka berdua melihat Rose berdiri berhadapan dengan Jennie, dibawah kaki Rose sudah ada sekotak susu yang di injak, Bobby membujuk Rose untuk pergi dan meninggalkan Jennie yang hampir menangis, tapi Rose tidak mendengarkan siapapun kecuali Lisa saat ia marah.
"Ada apa sayang?" tanya Lisa dengan suara cerianya sambil merangkul Rose dan Mino menepuk bahu Bobby, bertanya dengan tatapannya
"Kenapa kau menyalahkan ibuku atas ayahmu yang mata keranjang itu?" tanya Rose pada Jennie dengan nada sinisnya, dan Lisa bisa menebak masalahnya
"Cih. Ibu dan anak sama saja, sama sama wanita penggoda-" hina Jennie dan Lisa mendekatinya. Jennie mundur, menghindari Lisa yang terus maju mendekat hingga kakinya menabrak sebuah meja dan Lisa tepat berdiri didepannya, menganalisa wajah Jennie yang tepat berhadapan dengan wajahnya
"Kenapa kau menyalahkan orang lain atas kesalahan ayahmu? Ah kudengar ayahmu jaksa? Kenapa jaksa bermain di bar? Dan bagaimana kalau semua orang tau ayahmu pernah menjadi pelanggan tetap di bar? Pelanggan tetap wanita wanita disana?" ancam Lisa, ia benar benar seperti ayahnya ketika harus mengancam orang lain, matanya yang dapat menatap sangat tajam tidak berkedip dan nada biacaranya yang sangat dingin terdengar begitu menyeramkan "jaga sikapmu kalau kau tidak ingin berurusan dengan kami. Kami sudah di cap buruk, jadi melakukan hal buruk bukan hal aneh bagi kami. Tapi bagaimana kalau anak baik sepertimu yang melakukannya? Kau bisa saja mengecewakan ibumu, seperti ayahmu yang sudah mengecewakannya. Astaga... kasihan sekali ibumu," cibir Lisa sebelum ia mulai menjauh dan merangkul Rose untuk pergi dari tempat itu, semua orang disana menonton mereka dengan sangat terkejut.
"Kau melemparnya dengan susu atau dia yang melemparmu dengan susu?" tanya Mino begitu mereka mulai menaiki tangga untuk pergi kembali keatap
"Bukan begitu, dia menabrakku dan membuat susu itu jatuh dari tanganku, aku mengabaikannya dan mengambil susu milik orang lain—aku meminta dengan sopan susu oranglain-"
"Kau menggoda bocah kecil agar ia memberikanmu susu miliknya," sela Bobby meralat cerita Rose
"Ya begitulah pokoknya, lalu dia mulai bicara melantur dan membuatku kesal, setelah itu kalian datang dan aku tidak mendapatkan susunya,"
"Tsk... nanti ku carikan susu lain," seru Mino sembari kembali berbaring diatas selimut mereka.
§★§

KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
FanfictionTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?