§★§
Mereka bertiga tiba disebuah rumah kecil, yang terlihat kumuh dan kotor, sangat serasi dengan lingkungan disana. Dari luar rumah itu terlihat seperti tak berpenghuni dan begitu melangkahkan kaki mereka masuk kedalam rumah itu, hanbin benar benar terkejut karena bagian dalam rumah itu terlihat cukup mewah, tipe minimalis dengan pemilihan warna merah, hitam dan putih, terlihat sangat rapih dan bersih.
"Kau bisa melepas topimu, didalam rumah ini," ucap Lisa pada Hanbin
"Dimana mom dan dad?" tanya Lisa pada TOP dan hanya dijawab dengan sebuah tunjukan, TOP menunjuk sebuah pintu dan duduk di sofa, berhadapan dengan Hanbin
"Aku akan memberi kalian waktu berdua," ucap Lisa sambil melangkahkan kakinya, menuju pintu yang ditunjuk TOP, sebuah pintu yang menghubungkan rumahnya dengan rumah kedua orangtuanya.
"Hyung, ku pikir kau-" ucap Hanbin begitu Lisa pergi
"Mati? Kau menemukan mayatku?" sela TOP sambil melemparkan sekaleng cola yang diambilnya dari kulkas kecil dibawah meja disebelahnya pada Hanbin
"Tidak- tapi semua orang bilang begitu bahkan orangtuamu mengadakan pemakaman untukmu- maaf aku tidak seharusnya bilang begitu tapi kau benar benar berubah sekarang, apa yang kau lakukan disinu hyung? Kenapa kau bisa ada disini?"
"Ah... jadi pak tua itu mengadakan acara pemakaman untukku?"
"Hyung... kau tidak melarikan diri kesini karena bertengkar dengan ayahmu kan?"
"Melarikan diri? Hanbin-ah apa bisnis ayahmu berjalan lancar?"
"Hm... kurasa begitu, kenapa kau bertanya? Aku benar benar tidak mengerti kenapa kau mau tinggal disini- maksudku kenapa kau harus disini sementara ayahmu dan rumah sakitnya-"
"Pak tua itu bukan ayahku. Kau tidak akan mengerti hanbin, jadi jangan memaksaku untuk memberitaumu. Bagaimana kabar Jiyong?"
"Hm... dia baik, kurasa, entahlah aku tidak begitu dekat lagi dengannya tapi dia terlihat baik baik saja,"
"Tentu saja, bocah itu tidak mungkin menunjukan padamu kesedihannya,"
"Tsk kalau kau tau itu, kenapa bertanya padaku? Tanyakan saja pada gadis tadi, mereka cukup dekat,"
"Siapa? Jiyong? Dia dekat dengan Lisa?"
"Dia dekat dengan Lisa dan teman temannya, Bobby, Mino, Rose? Kau tau mereka kan? Kau benar benar melarikan diri kesini hyung? Kau tidak bercanda kan?"
"Ah mereka bertiga, ya aku mengenalnya,"
"Jennie juga memutuskan Jiyong hyung karena Jiyong hyung terlalu dekat dengan mereka, kau tau kan banyak orang yang tidak menyukai mereka disekolah?"
"Kau juga begitu?"
"Menurutmu? Tentu saja aku sempat takut pada mereka, tapi setelah melihatmu se sehat ini disini, ku pikir mereka tidak memperlakukanmu dengan buruk,"
"Semua orang disini memperlakukanku dengan baik. Bahkan lebih baik daripada di kota indahmu itu," hanbin akan menanggapinya, namun TOP menahannya untuk mengangkat sebuah panggilan masuk
"Lisa kabur-"
"Aku sudah menemuinya," ujar TOP menyela ucapan Mino
"Dia baik baik saja? Dengan siapa dia kesana?"
"Seorang pria, tapi bukan pria bernama Jiyong,"
"Ah... Jiyong hyung disini, panik karena Lisa mencuri mobilnya dan pergi entah dengan siapa,"
"Katakan saja Lisa aman disini,"
"Apa tidak masalah Lisa tiba tiba datang seperti itu?"
"Tidak masalah, dia juga perlu tau seberhasil apa rencana buatannya ini,"
"Hm... baiklah, aku akan mengurus bagianku disini,"
"Apa lagi yang perlu di urus? Masalah percintaan Lisa? Haha semua sudah beres, semuanya sudah ku urus,"
"Hanya kurang satu hal hyung, rahasiamu, beritau kami rahasiamu, ah anniyo, cukup beritau Lisa dan kami akan menyelesaikan semuanya sebelum 3 tahun ini berakhir,"
"Ya ya ya akan ku bicarakan dengan Lisa, lagipula sudah ketahuan,"
"Mwo?! Lisa sudah tau?!"
"Hm... dia tidak memberitaumu? Wah... ku pikir kau benar benar tangan kanan gadis jahat itu," ledek TOP sebelum mematikan telponnya.
Sementara TOP dan Hanbin mengobrol, membicarakan masa lalu mereka, Lisa menemui ayah dan ibunya, melihat seluruh hasil dari pekerjaannya. Selama ini ia memang terlihat biasa saja, ia hanya gadis kecil yang masih harus banyak belajar. Tapi sejak kecil, ia tidak di didik menjadi anak baik, ia di didik menjadi seorang gadis dewasa yang bisa melindungi semua miliknya dan semua orang-orangnya. Sebagai anak satu satunya, tentu saja ia yang akan mewarisi semua milik ayahnya, termasuk bisnis dan pesuruh pesuruhnya. Tapi sejak kesehatannya terganggu setahun yang lalu tidak memungkinkan ia untuk melakukan semua itu sendirian.
Dimalam itu, setelah Hanbin pergi kekamarnya untuk beristirahat, Lisa mengajak TOP untuk berjalan jalan keluar. Tentu saja TOP tidak menolaknya, ada sesuatu dalam diri Lisa yang membuat TOP tidak sanggup menolak gadis itu.
"Aku sudah membaca semua berkas itu," ucap Lisa sambil menggandeng TOP berjalan menuruni tangga di bagian belakang rumahnya "kau tidak terinfeksi oppa,"
"Hm... aku tau,"
"Kau masih merasa bersalah? Karena aku dan Rose terinfeksi?" tanya Lisa, menghentikan langkahnya dan menatap TOP, tepat dimatanya "kenapa masih merasa bersalah? Kalau bukan karenamu aku tidak bisa kesekolah itu dan merusak server mereka, kalau bukan karenamu kita dan semua orang dipulau sialan ini tidak lagi bisa hidup oppa, semua informasi darimu sangat berguna,"
"Semua ini berhasil karena aktingmu yang sangat baik Lice, dan rencanamu yang benar benar bagus. Bagaimana bisa kau berfikir sejauh itu?"
"Internet? Hanya itu cara yang bisa kita lakukan untuk melanjutkan hidup dipulau sialan ini. Semua ini benar benar sesuai rencanaku, bagaimana caramu menghasut para penembak pinggir pantai itu?"
"Pencuri pencuri kecil itu membantuku, mereka membantuku mencampur sabu di makan siang para penembak itu. Setelah mereka kecanduan, aku memberi mereka penawaran menarik,"
"Setelah mereka kecanduan, kau memaksa mereka mengizinkan kapal ilegal itu menepi dan membawa semua sabu dari sini? Wah aku tidak terpikirkan untuk melakukan itu selama ini"
"Hm... dan ternyata kapal ilegal itu menukar semua sabu disini dengan senjata, uang dan obat?"
"Aku memberimu obat itu agar kau bisa menebus kesalahanmu pada semua orang disini," ucap Lisa, membuat TOP terpaku, terkejut. "Aku tau, ayahmu menjadikan orang orang di pulau ini sebagai tikus percobaannya. Aku sudah pergi kerumah sakitnya dan tanpa sengaja bertemu dengannya,"
"Yang lainnya tau?"
"Tidak, hanya aku yang tau."
"Pria tua berengsek sepertinya yang seharusnya berada disini-" makian TOP terhenti, oleh kecupan singkat dari Lisa
"Semua yang ada disini pernah melakukan kesalahan oppa, mereka melakukan itu untuk melindungi miliknya, mungkin ayahmu melakukan itu untuk melindungimu? Siapa tau?" TOP terdiam mendengar Lisa, bukan karena membenarkan semua kata-kata Lisa, tapi karena dia tau ayahnya yang terlihat seperti pria baik berpendidikan, sebenarnya adalah hama yang perlu di singkirkan.
§★§
![](https://img.wattpad.com/cover/121124789-288-k84870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
FanfictionTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?