§★§
Dalam perjalanannya kembali ke asrama, Jiyong berpapasan dengan Rose yang sepertinya akan kembali ke asrama. Tentu saja Jiyong tidak mengabaikannya dan justru menawari gadis itu untuk kembali ke asrama bersamanya.
"Oppa, tadi Lice benar benar menggunting rambut gadis itu??" tanya Rose begitu mereka berdua sudah didalam mobil
"Hm... mengguntingnya, membuat sisi kiri jauh lebih pendek dari sisi kanan,"
"Woah... keren, Lisa sangat jarang mau menggunakan tangannya untuk melakukan hal seperti itu,"
"Hm? Lisa tidak suka berkelahi?"
"Tidak, biasanya dia hanya bicara dan orang itu sendiri yang menghabisi hidupnya,"
"Maksudmu, Lisa membunuh?"
"Apa mendorong orang lain untuk mengakhiri hidupnya juga disebut membunuh disini?" tanya Rose dan tanpa menunggu jawaban dari Jiyong, Rose melanjutkan ceritanya "oppa tau kan di tempatku tidak ada rumah sakit seperti disini, dan disana tidak sedikit wanita yang mengidap AIDS karena pekerjaan mereka, seperti ibuku tapi untungnya ibuku berhenti melakukannya sebelum ia tertular. tidak ada obat untuk AIDS, HIV dan penyakit menular lainnya di pulau kami dan dibanding membiarkan mereka tersiksa, terasingkan dan bahkan dibenci karena berpotensi menulari orang lain, akan jauh lebih baik mereka mati, sama sekali tidak ada harapan untuk kami yang sakit parah jadi dibanding terus menderita dan menyusahkan orang lain kami membiarkannya bunuh diri—kami memberinya semangat untuk bunuh diri dan diantara kami berempat, hanya Lisa dan Mino yang dapat melakukan itu,"
"Apa hidup disana benar benar sangat mengerikan? Maksudku- cerita kalian terdengar sangat mengerikan dan-"
"Sengsara? Tidak juga, lama kelamaan kau akan terbiasa dan disana cukup menyenangkan karena kau bebas mengatakan dan melakukan apapun, tapi tentunya kau tetap harus menjaga kebebasan oranglain juga, kalau boleh memilih, aku lebih suka tetap tinggal di pulauku dibanding disini,"
"Kenapa?"
"Kalian semua terlihat baik disini, tapi tidak ada orang yang benar-benar baik didunia ini, aku jadi takut karena tidak bisa membedakan mana yang sungguhan baik dan mana yang hanya berpura pura baik. Dan cara orang menyelesaikan masalah disini, tidak seperti perkiraanku, terlalu banyak aturan disini, tapi tidak ada ketegasan, terlalu banyak toleransi untuk pelanggar aturan dan hukuman sosial tidak selalu berhasil pada semua orang, kan?mempermalukan mereka tidak membuat sebagian orang jera. Lalu bagaimana jika korban justru memilih melakukan hal yang sama? Dia menyakiti orang lain karena memurutnya itu hal biasa, dia yang melukai ku saja hanya disuruh minta maaf, lalu kenapa aku tidak melakukan hal yang sama? Aku pun hanya perlu minta maaf nanti. Bagaimana kalau korban berfikir begitu?"
"Kau berfikir sejauh itu? Sebagai siswa kau tidak perlu memikirkan itu karena itu urusan orang dewasa-"
"Ditempatku aku sudah dianggap dewasa, jadi aku memikirkan itu, walaupun aku lebih sering memikirkan diriku sendiri dan bersikap kekanak kanakan hehe"
Mereka tiba diasrama dan Jiyong membukakan pintu untuk Rose—sopan santun ketika berkendara dengan wanita. Mereka akan melanhkah kaki masuk ke dalam asrama ketika melihat Suhyun berlari keluar
"Ada apa?" tahan Rose
"Lisa! Dia- dia melompat dari atap gedung ini," ucap panik Suhyun membuat Jiyong terkejut dan tentunya ikut panik, sementara Rose hanya melihat ke atap gedung itu dan mengingat ingat seberapa tinggi gedung ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/121124789-288-k84870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
FanfictionTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?