18

1.8K 263 1
                                    

§★§

Lisa akan mengembalikan nampannya ketika seorang pria berdiri didepannya.

"Hai," sapa pria itu dan Lisa menoleh, menatap mata pria itu

"Apa?" tanya Lisa tanpa menghindari mata pria itu

"Woah... jadi benar kata orang orang, kau sama sekali tidak takut menatapku?"

"Apa yang membuatmu berfikir begitu?"

"Kebanyakan gadis disini-"

"Semua orang disini tidak boleh menatap mata lawan jenisnya, lalu apa urusannya denganku?"

"Aku ingin kau bertanggung jawab karena sudah berani menatapku,"

"Apa yang kau mau?"

"Nomor telponmu,"

"Kau lihat dua pria disana, dan si ketua OSIS disana?" Lisa menunjuk Bobby dan Mino, lalu menunjuk Jiyong yang tengah asik bicara dengan teman-teman sekelasnya "kau bisa mendapatkan nomor telponku dari mereka, aku akan bertanggung jawab setelah kau berhasil mendapat nomor telponku," Lisa menepuk bahu pria itu dan melangkah melewatinya

"Kau tidak ingin tau namaku?" tanya pria itu sambil menatap punggung Lisa

"Kim Hanbin, kalau seragam itu benar benar milikmu," jawab Lisa tanpa berbalik sedikit pun, Hanbin tersenyum, merasa tertantang untuk mendapatkan gadis itu. Bobby dan Mino masih dikantin ketika Lisa dan Rose keluar terlebih dulu, Lisa ingin mengantar Rose ke kelas memasaknya, lalu pulang ke asrama. Akhir akhir ini ia merasa sangat mudah lelah dan itu membuatnya kesal.

"Lice, jangan lupa untuk-"

"Aku ingat, masuklah, aku akan keasrama,"

"Hm... beristirahatlah,"

Lisa kembali ke asrama, berjalan kaki melewati jalan setapak, tidak terlalu jauh tapi Lisa sangat benci ketika harus berjalan sambil di perhatikan banyak orang. Bahkan pria baik baik pun tidak akan menolak ketika di hadapkan dengan paha putih mulus yang lewat didepan mereka, apalagi pria yang berpura pura baik.

"Kau ingin menyentuhnya?" tanya Lisa pada pria yang sejak tadi mengikutinya, pria itu mengikuti Lisa, dan menatapnya dengan tatapan penuh nafsu, membuat Lisa sangat risih. Lisa berbalik dan menghampiri dua pria yang tepat berada dibelakangnya, berpura pura tengah mengobrol dan mengabaikan Lisa. Lisa berdiri didepan mereka dan menatap gantian mata kedua orang itu.

"Kalian berharap rok ku akan tertiup angin? Mau menyentuhnya?" tanya Lisa sambil menaikan roknya memamerkan pahanya dan begitu dua pria itu mulai menggerakan tangannya ingin menyentuh paha indah itu Lisa menjambak rambut kedua orang itu dan mengadu kepala mereka

"Kalau kau tidak berani bicara pada wanita, jangan berharap bisa menyentuhnya! Bodoh!" maki Lisa, dari jauh Lisa melihat Mino berlari kearahnya

"Apa yang terjadi?" tanya Mino setelah berdiri tepat disamping Lisa, siap memukul kedua orang itu

"Mereka mengkutiku dan membuatku sangat tidak nyaman,"

"Mwo?! Kalian mau mati hah?!" bentak Mino membuat kedua orang itu bicara tergagap dan langsung melarikan diri

"Apa yang mereka katakan?" tanya Lisa pada Mino

"Entahlah, padahal aku belum melakukan apapun,"

"Lalu apa yang oppa lakukan disini?"

"Kau terlihat pucat jadi Rose menelponku dan menyuruhku menemanimu,"

"Ah... aku lelah... apa ya yang ku lakukan hari ini? Rasanya lelah sekali,"

"Mau ku gendong?" tawar Mino sembari berlutut didepan Lisa dan dengan senang hati Lisa melompat naik keatas punggungnya.

"Apa aku berat?" tanya Lisa sambil memeluk leher Mino, membiarkan tubuhnya dibawa pria itu

"Hm... kau semakin ringan Lice, kau harus makan lebih banyak, apa ada yang kau inginkan?"

"Ice cream dan kimbab segitiga,"

"Hm... aku akan minta bobby atau rose membawakannya,"

"Arraseo, boleh aku tidur?"

"Kau sudah-"

"Sudah,"

"Baiklah," Mino membiarkan Lisa terlelap diatas punggungnya dan membawa gadis yang semakin hari semakin kurus itu. Mungkin beradaptasi ditempat baru tidak mudah bagi Lisa.

Mino keluar dari kamar Lisa, menutup pintu kamar itu sebelum pergi.

"Kenapa kau keluar dari kamar Lisa?" tanya seorang gadis mengangetkan Mino, pria itu menoleh dan melihat Jennie berdiri bersama temannya tidak jauh dari tempatnya berdiri

"Kau mencari seseorang? Atau sesuatu?"

"Aku mencari Lisa, dia didalam?"

"Dia baru saja tidur, jangan menganggunya dan datanglah lagi nanti malam,"

"Kau berkencan dengannya? Kenapa kau sangat-"

"Dia adikku, apa urusannya denganmu?" tanya Mino pada Jennie, membuat gadis cantik itu mendengus dan berbalik, menggandeng temannya, meninggalkan kamar Lisa. Mino hendak melakukan hal yang sama tapi rasanya ia tidak ingin meninggalkan Lisa sendirian.

§★§

[Not] DescendantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang