§★§
Lisa melihat Suhyun dengan gaun berwarna pink pastel berhiaskan pita hitam di pinggangnya dengan bagian rok yang melebar seperti lonceng, rambutnya yang panjang disanggul sederhana dengan sebuah bandana berkilau yang terlihat seperti mahkota. Kemudian Jennie dengan gaun berwarna biru laut yang memang menutupi bahunya, tapi memamerkan tangannya yang panjang dan indah, bagian bawah gaun itu terlihat seperti ombak, rambut gadis itu di biarkan tergerai begitu saja, membuat Jennie terlihat sangat cantik dengan kesan naturalnya. Dan Jisoo dengan balutan gaun putih berlengan dengan hiasan pita hitam di pinggangnya, bagian bawah gaunnya yang juga terlihat bergelombang dengan rambut hitam sebahunya dihiasi sebuah flower crown membuatnya terlihat seperti para dewi di mitologi Yunani.
"Bukankah Jisoo terlihat sangat menawan?" Bisik Lisa pada Bobby yang digandengnya sejak tadi "kenapa kau memakai setelan hitam? Kalian sangat berlawanan,"
"Ya. Itu lebih baik daripada kita sekarang, kau tau kita seperti akan menghadiri acara pemakaman sekarang," balas Bobby
"Kau mau berganti pasangan huh? Mau bergandengan dengan Rose? Atau dengan Jisoo?" ledek Lisa membuat Bobby merangkul bahunya, dan meremas bahu gadis disebelahnya itu
"Lihat dan pelajari ini oppa," ucap Lisa sembari melepaskan tangan Bobby dari tubuhnya, gadis itu mendekati Jennie, ia tau Jennie tidak menyukainya tapi ia pun tau kalau Jennie tidak membencinya.
"Hai Jen," sapa Lisa pada gadis dengan gaun biru itu
"Oh hai Lisa," jawab Jennie santai, ia sudah mulai terbiasa dengan bagian tubuh Lisa yang selalu dipamerkan
"Jadi begini, temanku ingin mengajak Jisoo berdansa nanti malam, apa menurutmu Jisoo mau menerimanya?" tanya Lisa pada Jennie, namun Lisa sangat tau kalau Jisoo yang berdiri tidak jauh dari sana mendengarnya
"Kenapa tidak kau tanyakan saja langsung?"
"Aku hanya ingin dengar pendapatmu tentang tipe pria yang disukai Jisoo, dia suka pria pemalu atau-"
"Kurasa akan lebih baik kalau Jisoo berdansa dengan temanmu, dibanding dengan si bodoh Hanbin,"
"Ah begitu? Baiklah... Jisoo-ya, kau mendengarnya kan? Temanku lebih baik dibanding hanbin jadi jangan mau berdansa dengan si bodoh Hanbin," ucap Lisa pada Jisoo sebelum seseorang memeluknya dari belakang
"Sudah kubilang kau harus memakai gaun yang indah, kenapa justru malah memamerkan tubuhmu hm?" Bisik Jiyong sebelum mengecup bahu Lisa
"Tsk... haruskah kalian melakukannya didepanku?" protes Jennie sebelum ia mengajak Jisoo melangkah menjauh dari tempat itu
"Haish... kau baru saja menggagalkan rencanaku oppa,"
"Hm? Rencana apa?"
"Membuat Jisoo melihat Bobby,"
"Bobby bisa mengurus itu sendiri, aku sudah memberitaunya cara mendekati Jisoo tadi pagi,"
"Mwo? Darimana kau tau cara mendekati Jisoo?"
"Kau cemburu?" goda Jiyong sembari mencium singkat pipi Lisa, Lisa berbalik, menatap Jiyong dengan tatapan tajamnya
"Mau mati hm?" bisik Lisa membuat Jiyong tertawa, menikmati semua ekspresi Lisa, mengecup singkat bibir gadis itu dan lagi lagi membuat mereka jadi pusat tontonan
"Kenapa kita tidak pergi ke suatu tempat dan melakukannya dengan benar disana?" ucap Lisa sambil melirik orang-orang yang menonton mereka
"Inginnya begitu tapi sebentar lagi orangtuaku datang,"
"Berapa menit untuk mereka bisa tiba disini?"
"30 menit?"
"Hm... kira kira apa yang bisa terjadi dalam waktu 30 menit?" Lisa melepaskan tubuhnya dari Jiyong, berjalan menjauhi pria dengan setelan jas abu-abunya.
"Haha... ya! telpon aku kalau orangtuaku datang," suruh Jiyong pada Hanbin yang berdiri tidak jauh darinya sebelum Jiyong sedikit berlari mengejar Lisa. Hanbin akan menolak namun Jiyong sudah pergi menjauhinya, merangkul bahu sexy gadis disebelahnya.
Jiyong dan Lisa pergi ke kamar Lisa, Lisa memeluk pinggang pria itu dengan satu tangannya dan pria itu merangkul bahunya. Sebelum masuk kedalam kamarnya, Lisa melihat sebuah paper bag kecil tergantung manis di gagang pintunya membuatnya mendengus kesal.
"Astaga aku sampai muak mendapat semua ini," keluh Lisa setelah mereka berdua ada dikamar, ia melempar paper bag tadi keatas sofa sebelum mulai membuka sepatunya sendiri
"Apa lagi kali ini?" tanya Jiyong sambil memeluk gadisnya dari belakang, menghirup aroma tubuh gadis itu sekaligus menciumi lehernya
"Ng... coklat? Entahlah..." Lisa mengerang karena sensasi geli dari bibir Jiyong "Lalice, kau terlihat sangat mempesona dengan gaun hitammu, maukah berdansa denganku? TOP- mwo?! TOP??!" Lisa membaca ulang kertas yang sempat diambilnya dari paper bag tadi, jeritannya membuat Jiyong sedikit menjauh, melepaskan tubuh gadis itu dari pelukannya.
§★§
KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
FanfictionTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?