6

2.3K 304 13
                                    

§★§

Jiyong duduk dikantin bersama Jennie, saat itu pelajaran pengembangan diri dan mereka tidak punya kewajiban untuk masuk kedalam kelas. Seperti pasangan lainnya, mereka mengobrol dengan dua cangkir teh didepan mereka.

"Oppa, ku dengar tadi oppa berjalan bersama anak anak penjahat itu,"

"Aku hanya menemui mereka di ruang kepala sekolah, setelah kalian bertengkar, kenapa kau harus mengganggu mereka? Ah dan mereka bukan penjahat Jen,"

"Mereka anak penjahat, orangtua mereka penjahat oppa,"

"Tapi itu bukan berarti- tunggu sebentar," Jiyong membuka handphonenya yang bergetar, sebuah pesan masuk dari Lisa dan tanpa ia sadari, ia mulai tersenyum ketika membaca pesan itu.

"Tapi itu bukan berarti- tunggu sebentar," Jiyong membuka handphonenya yang bergetar, sebuah pesan masuk dari Lisa dan tanpa ia sadari, ia mulai tersenyum ketika membaca pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jennie, oppa harus pergi duluan ada beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan," ucap Jiyong setelah membaca pesan Lisa

"Oppa mau kemana? Tapi kita baru bertemu,"

"Aku akan menemuimu nanti setelah pulang sekolah, oke?" dan tanpa menunggu jawaban dari Jennie, Jiyong langsung pergi dan menelpon Lisa

"Halo?" ucap Lisa begitu ia menangkat telpon dari Jiyong

"Dimana kau sekarang?" tanya Jiyong sambil melirik Jennie yang masih duduk ditempatnya, berharap gadis itu tidak mengikutinya

"Didepan asrama menunggu bus,"

"Aku akan kesana, tunggu sebentar,"

"Ngg... kau dimana?"

"Kantin? Perjalanan ke asrama,"

"Ah! Bisakah kau saja yang ke minimarket? Aku akan mengirimkan kebutuhanku lewat pesan? Perutku sakit,"

"Kau butuh obat?"

"Ng... iya, ya ya ya?"

"Baiklah, kirimkan list belanjamu,"

"Oke," Jiyong mematikan telpon itu dan pergi ke tempat parkir, sebagai ketua OSIS, ia mendapat beberapa keuntungan seperti diizinkan membawa kendaraan, master kunci seluruh ruangan di sekolah itu dan beberapa keuntungan lainnya.

Jiyong sampai di mobilnya ketika semua pesan dari Lisa masuk ke handphonenya.

Jiyong mendengus kesal, menyesal menerima permintaan Lisa untuk membelikan gadis itu kebutuhannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyong mendengus kesal, menyesal menerima permintaan Lisa untuk membelikan gadis itu kebutuhannya. Sementara Jiyong pergi ke minimarket, Lisa asik berbincang dengan 3 temannya di group chat baru yang dibuat Bobby.

Jiyong mengetuk pintu asrama kamar Lisa membuat si pemilik kamar melompat dari atas ranjangnya dan langsung membukakan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyong mengetuk pintu asrama kamar Lisa membuat si pemilik kamar melompat dari atas ranjangnya dan langsung membukakan pintu. Ia hanya mengenakan sebuah kaos oversize tanpa lengan, dan sebuah rok pendek milik Rose, dengan sweaternya tadi yang diikatkan di pinggangnya, menutupi bercak merah di bagian pantatnya.

"Akhirnya datang juga... masuklah," suruh Lisa dan menarik Jiyong masuk kedalam kamarnya "duduklah dulu, aku harus mengganti pakaianku,"

Dengan sedikit canggung, Jiyong membawa belanjaan itu dan masuk kedalam kamar Lisa, ia duduk di sofa setelah Lisa menyambar belanjaan dari tangannya dan mengeluarkan sebungkus pembalut

"Jangan pergi sampai aku kembali," ucap Lisa setelah mengambil pakaian dari lemarinya dan bergegas masuk kedalam kamar mandi.

Lisa keluar dari kamar mandi dengan sebuah hot pans berbahan jeans dan kaos pendek yang memamerkan sebagian perutnya. Jiyong memalingkan wajahnya untuk menghindari pemandangan indah itu dan Lisa terkekeh mendengarnya.

"Kenapa kau memalingkan wajahmu?" tanya Lisa sambil mengambil kimbab segitiga di kantong belanjaan tadi "cuma satu?"

"Eh? Kimbab? Memangnya kau mau makan berapa?"

"Hmm satu, tapi aku tidak biasa makan sendirian," ucap Lisa sambil mencari sesuatu untuk membuka plastik pembungkus kimbab itu

"Apa yang kau cari?"

"Gunting? Bagaimana cara membukanya?"

"Kau tidak tau? Tidak ada makanan ini di tempatmu? Sini kubukakan,"

"Nasi saja tidak ada," Lisa memberikan kimbabnya pada Jiyong dan duduk disebelah pria itu

"Sungguh?? Lalu apa yang kalian makan?" tanya pria itu sambil memberikan kimbab yang telah dibukanya pada Lisa

"Hm... kentang, ubi, jagung dan gandum... yang hijau ini dimakan? Apa ini?"

"Itu rumput laut kering, bukan plastik pembungkus, tidak ada rumput laut di tempatmu? Padahal kau tinggal di pulau,"

"Ada banyak penjaga di pinggir pantai, menginjak pasir pantai saja di tembak mati," Lisa mencium aroma makanan itu dan mulai menggigitnya "woah! Makanan apa ini??! Ku pikir hanya nasi dan rumput laut, apa isinya ayam? Aaa... enak sekali..."

"Kau suka??"

"Hm... sangat sangat sukaa... kau harus mencobanya," Lisa menyodorkan kimbab itu tepat didepan mulut Jiyong, membuat pria itu sedikit menjauhkan kepalanya

"Pria dan wanita tidak boleh melakukan ini sebelum-"

"Tidak ada yang melihatnya," sela Lisa dan dengan sedikit canggung Jiyong menggigit kimbab yang di sodorkan Lisa

"Enak kan? Aaaa... senang sekali, disini ada makanan seenak ini," ucap Lisa sambil tersenyum lalu menggigit bagian yang baru saja di gigit Jiyong

'Apa ini bisa di sebut ciuman secara tidak langsung?' pikir Jiyong dengan jantung yang berdegup sangat cepat. Pria itu merasa bersalah dan senang dalam satu waktu bersamaan.

§★§

[Not] DescendantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang