§★§
Aku tidak masalah kalau kau sudah menikah, aku tidak masalah dengan penyakitmu, aku tidak masalah jika kau pergi dari negara ini, itu semua bukan masalah selama kau masih hidup. Apapun yang terjadi, aku akan mencoba mengerti, selama kau tetap bernafas.
Kata kata Jiyong selalu menjadi pengantar tidur Lisa selama beberapa hari ini dan "love you," menjadi ucapan selamat pagi setiap kali ia bangun dengan Jiyong disebelahnya. Ini adalah hari kelima mereka, dua hari sebelum Lisa benar benar melarikan diri.
"Hei," panggil Jiyong disusul erangan pelan Lisa, sebelum gadis itu kembali kedalam pelukan Jiyong.
"Lice," panggil Jiyong sekali lagi
"Hmm? Apa? Jam berapa sekarang?"
"Jam 5 pagi,"
"Ah... kau harus pergi?"
"Hanya pulang untuk mengambil pakaian, kau mau ikut?"
"Haruskah?"
"Aku akan senang kalau kau ikut,"
"Baiklah..."
Setelah seluruh nyawanya terkumpul, Lisa mengekori Jiyong untuk pergi kerumahnya, mengambil beberapa pakaian. Tapi sebelum benar benar pergi kesana, Jiyong membawa Lisa kerumah sakit.
"Kenapa kesini?"
"Kalau kau mau membalas dendammu pada dokter itu, lakukan dirumahnya, jangan di sini," ucap Jiyong, Lisa terdiam, tidak merespon apapun "aku bisa membantumu, tapi menghancurkan rumah sakit sepertinya berlebihan, ada terlalu banyak orang yang akan terluka dan-"
"Baiklah, aku akan melakukannya dirumahnya," sela Lisa, dadanya sangat sesak mendengar Jiyong si anak baik membantunya melaukan hal yang sangat buruk "pulanglah, lalu jemput aku lagi di cafe sebrang sana," suruh Lisa sambil membuka pintu rumah sakit itu
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku tidak bisa memberitaumu, aku tidak ingin kau jadi penjahat hanya karenaku, mengertilah, hmm?"
"Baiklah, katakan jika kau butuh sesuatu, kau tidak punya banyak waktu jadi cepatlah,"
"Hm..."
Lisa menutup pintu mobil itu dan melangkah masuk kedalam rumah sakit, menemui perawat dan mengatakan kalau dia akan membeli beberapa obat. Setelah perawat menunjukan caranya, Lisa duduk di salah satu kursi dan melihat lihat keadaan disana.
Setelah merasa semuanya aman, Lisa berjalan ke toilet, dan berbelok di tangga darurat, berjalan tepat di titik buta cctv hingga ia mencapai ruang sang direktur yang tentu saja belum datang. Lisa masuk kedalam ruangan yang terkunci itu dengan keahliannya membobol pintu, tidak banyak peralatan yang dibawanya. Sepertinya hampir semua orang disini terlalu naif untuk menyimpan barang-barang penting mereka, tidak ada berangkas besi dan hanya loker berlaci kayu. Lisa membuka loker loker itu dan mengambil semua berkas yang berkaitan dengan penelitian sang dokter, selanjutnya ia menemukan sebendel kunci lab dan membawanya keluar. Kembali berjalan di titik buta cctv, Lisa masuk kedalam sebuah Lab dilantai itu dan menemukan puluhan vial kaca dengan serbuk yang sudah di padatkan berlabel "HIV2". Lisa mengambil vial-vial kaca itu dan memasukannya kedalam tasnya dan mengambil banyak syringe yang ada disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
Fiksi PenggemarTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?