§★§
Lisa dan tiga temannya, tengah berada di kelas khusus mereka, bersama kepala sekolah.
"Besok adalah hari orangtua, kami akan mengundang seluruh orangtua murid dan maaf karena kami tidak bisa mengundang orangtua kalian," ucap kepala sekolah itu dengan nada sedih yang terlihat tulus
"Hm... tidak masalah, lagi pula kami tidak pernag merayakan hari orangtua," jawab Lisa
"Mendengar saja baru sekarang," tambah Bobby
"Tapi sebagai gantinya, kami bisa memberikan ini sebagai gantinya," Sandara menyalakan sebuah layar tv LED besar dan menampilkan wajah ayah dan ibu Lisa-video call.
"Dad! Mom!" seru Lisa dari tempat duduknya, mengalihkan perhatiannya dari gambar gambarnya diatas meja
"Hai Lice, sepertinya kau dan teman temanmu baik baik saja?" sapa ibu Lisa sambil tersenyum, ayahnya pun tersenyum walaupun tidak begitu terlihat
"Tentu saja! Kami bisa hidup dengan baik dimana pun, tidak perlu khawatir, ah dimana asistenmu dad? Dimana TOP oppa?"
"Kenapa kau menanyakannya?" tanya ayah Lisa, nada suaranya sangat dingin, tidak seperti ayah pada umumnya
"Halo mom~" sapa Rose, Bobby dan Mino bersamaan sambil melambaikan tangan mereka dibelakang Lisa
"Sejak kemarin Lisa terus membicarakan TOP oppa, kurasa ia merindukan omelan TOP oppa," jawab Rose, dan ayah Lisa memanggil sosok yang dicari Lisa dan begitu sosok itu muncul Lisa langsung melambaikan tangannya, terlihat lebih ceria dibanding saat ia melihat wajah kedua orangtuanya.
"Kepala sekolah, kemarilah, kau mengenal pria tinggi dibelakang ayahku?" tanya Lisa sambil menarik kepala sekolah, membuatnya melihat TOP dan TOP pun dapat melihatnya, mereka diam untuk sesaat dan Lisa dapat melihat TOP membisikan sesuatu pada ayahnya sebelum akhirnya TOP pergi dari tempat itu
"TOP oppamu harus mengurus beberapa orang di luar," ucap sang Ayah
"Ah baiklah... sepertinya kalian juga baik baik saja, sudah ya?" ucap Lisa membuat kepala sekolah menautkan alisnya, kepala sekolah tidak pernah bertemu keluarga sedingin itu.
Selanjutnya layar itu menunjukan gambar seorang wanita cantik, ibu Rose. Tidak jauh berbeda dengan Lisa, mereka hanya menyapa lalu manyakan kabar dan selesai.
"Tunggu kepala sekolah, jangan hubungi orangtuaku," sela Mino sebelum Sandara mulai menghubungi orang lain lagi
"Orangtuaku juga jangan," tambah Bobby
"Tapi kenapa? Kalian tidak merindukan mereka?" tanya Sandara lembut "kalian harus menyapa setidaknya memberitau mereka kalau kalian baik baik saja,"
"Itu masalahnya kepala sekolah, orangtua mereka tidak ingin mereka baik baik saja, mereka tidak di izinkan kesini," jelas Lisa sambil berjalan kembali ke mejanya, memikirkan sesuatu yang menurutnya tidak benar.
Pelajaran mereka selesai dan mereka berempat berjalan bersama kekantin, Lisa masih penasaran kenapa seunghyun gendut di foto itu terlihat mirip dengan asisten ayahnya. Ia ingin bertanya pada Jiyong, tapi Jiyong masih mengabaikannya, masih marah karena Lisa melakukan hal berbahaya.
"Kau baik baik saja?" tanya Mino sembari merangkul Lisa, menyadari kalau gadis galak dan cerewet itu hanya diam sejak kemarin
"Hm... tentu,"
"Sedih karena Jiyong hyung mengabaikanmu?"
"Eh? Dia mengabaikanku? Ah aku baru tau itu,"
"Ada yang kau pikirkan?" tanya Bobby
"Apa soal TOP oppa?" tambah Rose dan Lisa mengangguk
"Aku melihat foto pria yang mirip dengannya di ruang OSIS, apa mungkin TOP oppa dibuang ke pulau? Bukan preman yang ayahku rekrut seperti cerita dad?"
"Memang apa pentingnya itu? Walaupun dia dibuang dari sini, dia tidak pernah menyulikan siapa pun"
"Kenapa dia dibuang? Kalian tidak penasaran? Lihat wajah kepala sekolah tadi saat melihatnya? Kepala sekolah terlihat seperti menyembunyikan sesuatu,"
"Jangan memakai kepalamu terlalu keras, aku tidak ingin kau kabuh disini," Mino mengecup pelan kening Lisa
"Ah iya, kau sudah mengambil jam tangan Jennie?" tanya Lisa pada Mino dan Mino mengangguk
"Sudah ku musnahkan, dan aku sudah memastikan Jennie tidak terluka sedikit pun"
"Bagus, terimakasih,"
"Bagaimana kau memastikannya?" tanya Rose
"Aku menyuruhnya melakukan tes, aku memaksanya melakukan tes itu-"
"Mwo?! Bagaimana kau melakukannya?!" Pekik Bobby dan Lisa bersamaan
"Kau tidak memberitaunya kan?"
"Tidak, aku hanya sedikit membuatnya tertidur dan memeriksanya dengan alat yang diberikan ayahmu,"
Mereka asik mengobrol hingga tidak menyadari kalau ada pria yang memperhatikan mereka dari pintu masuk kantin-Jiyong. Pria itu memang mengabaikan Lisa, berharap gadis itu akan menghampirinya dan meminta maaf karena membuatnya khawatir, tapi nyatanya gadis itu sama sekali tidak sadar kalau Jiyong menghindarinya.
Jiyong duduk bersama teman-temannya dan berusaha untuk tidak terus memperhatikan Lisa.
"Kau sungguhan putus dengan Jennie?" tanya salah satu temannya
"Hm..."
"Kenapa?"
"Hanya, sudah tidak cocok?"
"Kau tidak menyukai gadis lain kan?"
"Hm... entahlah," jawab Jiyong malas, ia hanya diam mengabaikan teman temannya dan asik memandangi Lisa hingga ia mendengar temannya, Seungri-raja gosip mulai bicara
"Ah, sudah dengar gosipnya? Katanya Hanbin anak kelas 11 yang di kejar kejar Hayi anak kelas 10 itu tertarik pada salah satu anak anak penjahat itu, katanya tadi pagi dia meminta Jennie mencarikan nomor telpon gadis itu,"
"Kim hanbin? Siapa yang dia suka? Gadis berambut merah itu atau yang pirang?"
"Entahlah, kurasa yang pirang, yang pirang lebih menggemaskan, tapi kurasa dia berkencan dengan salah satu pria disana, barusan aku melihat pria disebelahnya mencium keningnya, benar benar tidak sopan,"
"Bisakah kalian semua diam dan berhenti membicarakan orang lain?!" Protes Jiyong yang sejak tadi diam, terlalu lama menbiarkan teman temannya bicara membuatnya muak.
§★§
Yang belum di follback bilang ya. Mungkin sabtu atau minggu ceritanya mau aku private ._. Gapapa kan ya kam cuma perlu follow kalau mau baca ga rugi rugi banget kan ya?

KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
FanfictionTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?