§★§
Lisa tengah asik mengobrol dengan Suhyun ketika handphonenya berbunyi, sebuah panggilan masuk dari Rose
"Halo sayang?" ucap Lisa begitu mengangkat telponnya
"Lice!!! Tolong akuuu..." rengek Rose begitu mendengar suara Lisa
"Ya. Ada apa? Apa yang terjadi??"
"Ke dapur sekarang... aku menginjak pecahan kaca dan kacanya tidak mau keluar...."
"Tsk... arraseo, tunggu disitu dan jangan biarkan siapapun menyentuh lukamu,"
"Ne... cepat cepatt... sebelum darahku habis!" Lisa mematikan telpon itu dan menatap Suhyun didepannya
"Suhyun, kau tau dimana dapur untuk kelas memasak? Bisa antar aku kesana?"
"Tentu saja, apa ada yang terjadi?"
"Temanku terluka disana, dan dia tidak mau diobati orang lain selain aku," jawab Lisa dan mengikuti Suhyun yang mengantarnya ke dapur. Sejak kecil, Rose dan Lisa sudah sangat dekat, mereka lahir ditahun yang sama dan tumbuh di lingkungan yang sama bahkan selalu bersama kemanapun mereka pergi. Sejak kecil dimana ada Lisa, maka akan ada Rose disana. Mereka bagai saudari kembar yang tidak terpisahkan. Dan setiap kali Rose terluka, ia hanya mengizinkan Lisa yang mengobatinya. Tidak ada rumah sakit di pulau mereka, hanya sebuah rumah yang membuka praktek dokter dengan sepasang suami istri yang menjadi dokternya.
Bagi Rose, Lisa lebih hebat dari dokter disana karena di umurnya yang masih sangat kecil, Lisa sudah diajari ibunya untuk mengobati luka lukanya sendiri dan luka teman-temannya. Ayahnya yang seorang mafia, membuat istrinya mau tidak mau menjadi dokter pribadinya dan itu membuat Lisa cukup ahli dalam mengobati luka dengan peralatan sederhana.
"Fuck! Sudah kubilang, aku tidak mau di obati olehmu!" maki Rose pada seorang gadis dengan pakaian serba putih—dokter uks.
"Rose!" Panggil Lisa begitu masuk keruangan itu
"Lice!! Kenapa lama sekali? Wanita ini membuatku kesal!" Keluh Rose pada Lisa
"Hm... maafkan temanku dan mulut sampahnya itu," ucap Lisa pada wanita yang sejak tadi dimaki Rose, beberapa siswa yang bergabung dikelas itu termasuk guru mereka menonton Rose yang duduk di lantai sambil terus mengeluarkan kata kasarnya. "Ayo ke asrama saja," ajak Lisa sembari membantu Rose berdiri, Suhyun pun yang berdiri dibelakang Lisa tanpa diminta membantu Rose.
"Kenapa tidak ke uks saja?" tanya Suhyun begitu mereka memapah Rose keluar dari dapur
"Ya! Kau bisa berjalan kan?" tegur Lisa pada Rose
"Lice... kakiku berdarah..."
"Hanya kaki kirimu yang berdarah, kau masih bisa berjalan dengan kaki kananmu," omel Lisa "suhyunie, tidak perlu membantunya, dia bisa melompat dengan kaki kanannya kalau masih bisa memaki seperti tadi,"
"Aaaa lice... maafkan aku... aku benar benar tidak sadar kalau tadi aku memakinya... ya ya ya?" rajuk Rose yang berjalan sambil mengangkat kaki kirinya, berpegangan pada Lisa agar tidak jatuh dan Suhyun sudah melepaskannya
"Sudah kubilang kalau kau tidak boleh memaki orang yang mencoba menolongmu,"
"Lice..." rajuk Rose
"Ish... ya ya ya, duduklah," suruh Lisa pada Rose dan membantu Rose duduk disebuah anak tangga
"Eh, ngomong ngomong, kenapa Suhyun bersama Lisa?" tanya Rose pada Suhyun
"Eh?" Suhyun bingung harus menjawab apa pertanyaan Rose itu, ia sedikit takut karena Rose tadi berani memaki dokter UKS

KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
Hayran KurguTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?