§★§
Keesokan paginya, 2 jam sebelum matahari terbit, TOP membangunkan Lisa dan menyuruhnya bersiap siap untuk kembali ke sekolah.
"Kau sudah membangunkan hanbin?" tanya Lisa sambil menutupi wajahnya dengan sweater yang menjadi selimutnya malam itu
"Setelah membangunkanmu,"
"Sudah membuatkan sarapan?"
"Sedang dibukatkan,"
"Sudah-"
"Cepat bangun!" bentak TOP membuat Lisa langsung duduk diatas ranjangnya
"Dad!!! Carikan aku pria lain!! Aku benci dia dad!!" jerit Lisa membuat TOP mendengus dan berjalan kelaur dari kamar itu setelah menyipratkan sedikit air pada Lisa "astaga... aku benar banar harus membunuh pria itu," keluhnya setelah menerima air diwajahnya.
Sementara TOP membangunkan Hanbin, Lisa bersiap-siap untuk kembali kesekolah, setelah ia membersihkan tubuhnya gadis itu melangkah keluar kamarnya dan melihat Hanbin disana, sudah siap untuk pergi.
"Kau benar benar tidak akan kembali hyung?" tanya Hanbin pada TOP
"jangan bilang pada siapapun kalau kau melihatku disini, termasuk Jiyong," ucap TOP pada Hanbin
"Morning," sapa Lisa pada kedua orang itu, ia mengecup pipi TOP sebelum melangkah lebih jauh ke dapur rumah pribadinya bersama TOP
"Kau berkencan dengannya hyung?"
"Tidak," jawab TOP santai, merutuk Lisa yang tiba-tiba mengecupnya didepan hanbin
"Tapi kemarin kalian berciuman dan itu sangat-"
"Itu hanya menyenangkan dan kau tidak perlu berkencan hanya untuk berciuman- terdengar berengsek, tapi cobalah, tidak ada salahnya,"
"Kalian tidak mau sarapan?" tanya Lisa dari pintu dapur, meja makan itu sudah penuh dengan makanan yang tentu saja bukan buat Lisa, tapi buatan salah satu pelacur yang dipekerjakan ayahnya sebagai tukang masak. TOP dan Hanbin mendekat ke meja makan kecil didapur itu dan memulai mencicipi masakan buatan si tukang masak. Selesai dengan makanan-makanan itu Lisa kembali keruang tengah dan menemukan koper kosong yang dibawanya sudah terisi penuh dan siap dibawa kembali ke asrama.
"Mom akan pergi bersama kapal malam nanti, bisakah kau menemaninya?" tanya Lisa pada TOP setelah mereka turun dari speed boat.
"Hm... tentu saja,"
"Tepat saat aku lulus nanti, kita akan keluar dari pulau sialan ini, tunggu sebentar lagi dan ketika semua persiapannya siap, aku akan mengajakmu berkeliling kota busuk itu, mungkin melihat kembang api?"
"Apa yang kau rencanakan?"
"Pesta kembang api di rumah sakit, bukankah itu menyenangkan?"
"Tapi kau harus-"
"Mengeluarkan semua manusia tidak bersalah, aku tau, oleh karena itu aku butuh waktu untuk bersiap siap,"
"Tentu aku bisa menunggu,"
"Jaga mom dan dad selama aku pergi, dan aku akan menjaga dua temanmu itu, tapi aku tidak berjanji untuk tidak melukai hati mereka,"
"Tentu, aku mempercayaimu,"
Lisa mencium bibir pria yang secara hukum menjadi suaminya itu dan pria itu pun membalasnya. Tidak ada salahnya mencicipi bibir istrinya sendiri kan? Walaupun ia tidak mencintainya, tapi menolak ciuman itu sepertinya sedikit berlebihan.
Lisa dan Hanbin pergi bersama dari dermaga itu, masih dengan mobil Jiyong dan begitu mereka kembali melewati rumah Jiyong, Lisa meminta Hanbin untuk berhenti.
"Ya. Kau mau mencari masalah dengan mampir kesini?!" protes Hanbin karena takut ketahuan mencuri mobil Jiyong
"Kita harus menjemput pemilik mobil ini, kau tidak tau sopan santun huh? Bagaimana dia bisa kesekolah kalau kita tidak menjemputnya," jawab Lisa asal sebelum ia keluar dari mobil itu dan menyalakan handphonenya. Matahari belum benar benar terbit saat itu dan tempat itu masih cukup gelap, Lisa menekan bel rumah itu sambil menunggu handphonenya menyala dan seorang wanita paruh baya muncul di layar kecil disebelah bel itu
"Siapa disana?" tanya wanita itu dengan suara parau khas orang tua
"Aku mencari Kwon Jiyong, aku Lalice teman sekolahnya, bisa tolong panggilkan dia nyonya?"
"Ah baiklah, tunggu sebentar," Wanita itu tidak membukakan pintu dan justru pergi memanggil si tuan muda. Selang 10 menit, pintu gerbang rumah itu terbuka dan Jiyong keluar dengan sebuah celana kain abu abu dan kemeja putih, berlari menuruni beberapa anak tangga lalu berdiri didepan Lisa, hendak memeluk gadis itu namun Lisa melangkah mundur
"Hanbin melihat kita," ucap Lisa sambil menunjuk kearah mobil Jiyong
"Shit. Persetan dengannya!" Jiyong menarik Lisa kedalam pelukannya, yang tentu saja membuat Hanbin terkejut dan Lisa yang merutukinya dalam hati, bagaimana tidak? Beberapa menit yang lalu Hanbin melihat ciuman panas Lisa dan TOP, lalu sekarang hanbin melihat Jiyong memeluknya, setelah ini pasti akan ada banyak pertanyaan untuknya.
"Kenapa kau membawanya huh?! Kenapa kau selalu membuatku khawatir?! Kau mau membunuhku dengan membuatku cemburu?!" omel Jiyong membuat Lisa terkekeh dan menepuk punggung pria yang masih memeluknya itu
"Bersiap siaplah, aku dan Hanbin akan menunggumu disini, kita kesekolah bersama,"
"Huh? Kenapa aku harus membawa bocah itu?"
"Kalau tidak mau ya sudah, aku dan Hanbin duluan saja, bye,"
"Ya! Tunggu disini! Jangan meninggalkanku lagi!" seru Jiyong dan langsung berlari masuk kedalam rumahnya, Lisa hanya tersenyum dan masuk kedalam mobil itu, duduk di jok penumpang dibelakang Hanbin
"Kau tidak sedang membuat kami duduk bersebelahan kan?" tanya Hanbin sambil melihat Lisa dari kaca spion di tengah kaca depan mobil itu
"Tidak, aku hanya masih sedikit mengantuk, bangunkan aku kalau dia sudah datang," ucap Lisa dan berbaring di jok belakang, menutup wajahnya dengan lengannya sendiri.
Tidak lama Jiyong datang dan menyuruh Hanbin membuka bagasi mobil itu, Jiyong memasukan beberapa barangnya seperti seragam dan tasnya. Ia ingin duduk disebelah Lisa tapi Lisa terlihat sangat nyenyak dan sepertinya tidak bisa diganggu, jadi dengan terpaksa ia duduk di jok depan dengan Hanbin. Hanbin akan membangunkan Lisa namun Jiyong melarangnya dan mereka membiarkan Lisa berpura pura tidur selama perjalanan.
"Kenapa kau mengikutinya kepulau itu?" tanya Jiyong setelah setengah perjalanan mereka hanya diam
"Hm... hanya penasaran," jawab Hanbin, berusaha menyembunyikan fakta bahwa ia menemukan Seunghyun
"Bagaimana disana? Menyenangkan?"
"Hm... begitulah, sangat kotor tapi lebih banyak orang yang tertawa dan terlihat sangat dekat, mungkin karena tidak ada banyak orang disana,"
"Apa yang mereka lakukan untuk hidup?"
"Mereka menerima beberapa sumbangan dari kota, dan berternak beberapa hewan, lalu menanam umbi umbian, kau tau hyung? Beberapa rumah kayu buatan sendiri, terlihat sangat primitif tapi menarik,"
Jiyong terdiam, membayangkan bagaimana gadis seperti Lisa dapat hidup dan tumbuh menjadi gadis cantik ditempat seperti itu.
"Tidak seburuk bayanganmu hyung, disana juga ada rumah bagus dari beton, gedung sekolahnya juga tidak buruk, tetap ada kendaraan, seperti kota pada umumnya,"
"Kau terlihat baik baik saja setelah merebut kesempatanku untuk pergi kesana,"
"Hyung... aku-"
"Ngg... kita belum sampai?" ucap Lisa yang baru saja bangun dari tidur pura puranya, membuat kedua pria itu berhenti mengobrol.
§★§

KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
FanfictionTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?