§★§
Malam itu, Lisa masuk kekamarnya, begitu juga dengan TOP yang masuk kekamarnya—kamar mereka berdua.
"Hei, Lice, sepertinya aku mengenal mobil yang tadi kau bawa,"
"Mobil Jiyong oppa,"
"Ah... kau benar benar menyukai pria itu hm?"
"Kenapa kau bicara seperti itu suamiku?" ledek Lisa sambil mengikat rambutnya dan masuk kedalam selimut tebalnya, TOP menjatuhkan tubuhnya di ranjang queen size itu, tepat disebelah Lisa
"Cih! Suamiku katamu? Kau saja tidak datang diacara pernikahan itu, menurutmu kau berhak memanggilku begitu??"
"Ya! Tidak ada yang memberitauku kalau hari itu adalah hari pernikahannya! Aku bahkan baru tau kita menikah 1 minggu kemudian, kau masih menyalahkanku karena tidak datang? Kau benar benar ingin mati huh?!"
"Dan kau masih belum mau memberitau Bobby dan Rose?"
"Kenapa harus memberitau mereka? Apa itu akan merubah sesuatu? Kau tetap tidak akan membuka bajumu didepanku kan? Apa tubuhmu benar benar sangat mengerikan? Penuh luka? Ah tidak mungkin... aku tidak pernah melihatmu terluka saat berkelahi, bahkan dengan dad sekalipun... hmm... ah dulu oppa benar benar gendut, seperti babi, apa itu membuat perutmu bergaris garis? Apa nama garis itu? Walaupun abs Bobby dan Mino lebih sexy, tapi aku suka melihat tubuh Jiyong oppa, hihihi," oceh Lisa sambil membayangkan tubuh Jiyong yang sering di peluknya
"Istri macam apa yang membicarakan tubuh orang lain didepan suaminya, ckckck..."
"Sungguhan... dengarkan aku... aroma pinus di tubuhnya benar benar membuatku senang, tangannya yang tidak begitu berotot ternyata sangat kuat, apalagi saat tadi pagi dia mendorongku, dia mendorongku sampai kami dalam posisi seperti ini," Lisa mencontohkan posisinya dengan Jiyong tadi pagi, ia di posisi menindih TOP namun masih menahan tubuhnya dengan tangannya
"Lalu?" tanya TOP dengan wajah datarnya, TOP sama sekali tidak terlihat berdebar debar ataupun menikmati posisi itu
"Lalu dia menciumku-" Lisa berguling dan kembali masuk kedalam selimutnya "tapi aku mendorongnya karena dia melukai bibirku, lihat? Masih ada bekasnya?"
"Mwo?! Kau tidak-"
"Entahlah... aku sudah menyuruh Mino mengeceknya, makanya hari ini aku melarikan diri kesini. Huh... aku benar benar merasa bersalah,"
"Kau akan mati ditanganku kalau sampai kau menularinya!"
"Aku tau... aku yang akan menghabusi hidupku sendiri kalau itu sampai terjadi... hei kau tidak di posisi bisa mengatakan itu!"
"Apapun yang kau lakukan jangan menulari Jiyong atau Hanbin, kau dengar? Aku tidak sedang bercanda,"
"Ish... ya ya ya pria yang pernah mati sepertimu mana bisa bercanda... tapi ngomong-ngomong, kenapa Jiyong dan Hanbin tidak bersahabat lagi? Apa kalian bertiga bertengkar sebelum kau kesini?"
"Mereka bertengkar?"
"Hm... awalnya ku pikir itu karena Jiyong cemburu pada Hanbin, karena aku menyuruh Hanbin meminta nomor telponku pada Jiyong oppa, tapi kurasa mereka pernah punya masalah sebelumnya," Lisa terus mengoceh sementara TOP hanya menjadi pendengarnya "apa kau ingin aku mencari tau apa yang membuat mereka jadi seperti sekarang?"
"Anniyo," TOP menggelengkan kepalanya dengan lembut "buat mereka berbaikan saja,"
"Mwo?! Kau gila?! Apa kepalamu terbentur sesuatu?? Kau menyuruhku membuat mereka berbaikan?! Ya! Kalau kau menyuruhku membuat mereka berkelahi, aku akan dengan senang hati melakukannya, tapi berbaikan? Itu bukan pekerjaanku,"
"Lice..." panggil TOP dengan sangat lembut, membuat Lisa berbalik menghadapnya "isi kepalamu itu benar benar bisa melakukan apapun, jangan membatasinya, kau juga perlu memikirkan hal hal baik seperti membuat dua temanku berbaikan, benar kan? Baiklah kalau kau setuju, aku tunggu kabar bagus darimu, sekarang selamat malam istriku, mimpi yang indah,"
TOP mencium kening gadis itu dengan sangat lembut. Membuat sang gadis membulatkan mata indahnya, hening beberapa detik lalu suara Lisa kembali memenuhi kamar itu "Ya! Siapa kau?! Aaaa... kenapa kau jadi sangat mengerikan?! Astaga! Ya! Choi Seunghyun! Kau- kau! Jangan pernah menciumku seperti itu lagi! Astaga! Aku benar benar merinding! Ya!! Pergi dari sini! Aku tidak mau tidur dengan setan sepertimu malam ini!!" Lisa menendang-nendang TOP hingga pria itu memilih untuk bangun dari ranjang itu dan menarik bantal serta selimut yang ada didepannya
"Aku juga tidak mau tidur dengan penyihir sepertimu! Besok besok hubungi dulu kalau mau pulang supaya aku bisa menyuruh orang membersihkan kamar tamu!" balas TOP sambil berjalan keluar kamar itu dengan bantal dan selimutnya
"Ya! Kau akan membiarkanku tidur tanpa selimut??! Jangan bawa selimutnya!!" Protes Lisa
"Aku tidak peduli," ledek TOP sebelum ia menutup pintu
"Ya!!! TOP!!! kembalikan selimutnya atau aku pindah kekamar hanbin!!" jerit Lisa tanpa sedikitpun mengangkat tubuhnya dari ranjang itu, tapi itulah TOP yang sebenarnya, ia tidak akan peduli dengan hal hal remeh seperti itu. Toh Lisa tidak akan kedinginan karena rumahnya sudah dilengkapi dengan pemanas yang di import secara ilegal.
§★§

KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
FanficTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?