§★§
Matahari sudah berada ditempatnya, tapi Lisa sama sekali belum ingin keluar dari kamar itu. Bahkan ketika Bobby mengetuk pintunya berkali-kali Lisa masih enggan untuk keluar. Lisa masih takut bertemu dengan Jiyong.
"Hanya 7 hari, bersikaplah seperti biasanya," ucapnya pada dirinya sendiri dan memaksakan kakinya untuk keluar dari kamar itu. Lisa berjalan menyusuri lorong hingga tangga dan melihat Bobby tengah duduk di sana dengan Jiyong dan Hanbin, mengobrol sambil meminum kopi kaleng mereka.
"Hai!" Sapa Lisa, memaksakan senyumnya dan bersikap seakan tidak ada apapun
"Hai! Sudah merasa lebih baik?" tanya Bobby sambil memberinya kaleng kopi miliknya
"Tentu saja... rasanya aneh tanpa Rose dan Mino," jawab Lisa sambil duduk diantara mereka,
"Maaf kemarin aku menamparmu," ucap Jiyong tiba tiba membuat Bobby menatapnya dengan tatapan kesal
"Tidak masalah, lupakan saja... seseorang butuh sebuah pukulan untuk menyadarkan dirinya... hehe kalian sudah makan? Aku lapar..."
Meski terasa sangat canggung, tapi Jiyong dan Lisa berusaha untuk tetap terlihat baik baik saja. Mereka berempat berjalan bersama ke kantin, Jiyong dan Hanbin berjalan didepan sementara Lisa dan Bobby mengekori mereka
"Malam ini, minta hanbin mengantarmu ke pulau, aku butuh bantuanmu disana," bisik Lisa berusaha tidak ada seorang pun yang mendengar mereka
"Mwo? Jangan gila, aku tidak mungkin meninggalkanmu disini sendirian,"
"Tidak ada orang lain yang bisa melakukan ini selain dirimu. Hanya kau yang tau bagaiamana rupa Jungkook dan tempat yang sudah dia siapkan. Empat hari dari sekarang, kau harus membawa Rose, dan kedua orangtuaku ke australia dan menyiapkan segalanya disana,"
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Aku akan menyusul kalian dengan Mino dan TOP,"
"Kapan?"
"Tiga hari kemudian, setelah semuanya bersih,"
"Aku akan menjaganya sampai hari keberangkatannya," seru Jiyong, tanpa berbalik sedikitpun, suaranya terdengar sangat menyedihkan bagi Lisa walau ia tidak dapat melihat wajah pria itu.
Sesuai permintaan Lisa, malam itu hanbin mengantar Bobby ke dermaga dengan seluruh barang-barang mereka yang masih tertinggal, memang tidak banyak, tapi rasanya cukup berat untuk meninggalkan Lisa sendirian disana. Sementara itu, Lisa tengah duduk di sofa kamarnya, dengan Jiyong disebelahnya. Sama sekali tidak ada sentuhan diantara mereka, tidak ada pembicaraan dan kedua manusia itu hanya sibuk dengan pikiran mereka masing masing.
"Oppa..." ucap Lisa memecah keheningan setelah hampir dua jam mereka hanya diam
"Lice," balas Jiyong, pria itu berbalik, menghadap Lisa disebelahnya, dan memegang tangan gadis itu "aku sangat menyukaimu, aku mencintaimu, aku menyayangimu dan sejujurnya, ini sangat sulit, sangat sulit untuk bersikap seolah tidak terjadi apapun,"
"Aku mencintaimu, oppa tau itu? Aku jatuh cinta padamu sejak pertama kali kau menatapku. Selama ini aku memang tidak memperlakukanmu dengan baik, aku mengabaikanmu, aku-"
"Sama seperti yang lain, Lice, awalnya aku takut padamu, aku tidak mengenalmu dan ya kau tidak dari keluarga yang bisa ku hadapi, sampai kau menolong Jisoo, aku masih takut padamu. Saat itu aku memang sudah menyukaimu, aku sangat menginginkanmu dan kau memberiku pengalaman yang sangat luar biasa, tapi saat itu aku juga takut, aku takut disalahkan, aku takut di usir, aku takut orangtuaku akan sangat kecewa. Tapi melihatmu menolong Jisoo membuatku berani, membuatku yakin kalau kau bukan gadis jahat yang bisa melukaiku, kau tidak sejahat yang orang orang pikirkan. Kau hanya gadis baik yang kebetulan tinggal bersama orang-orang jahat dan itu memberiku banyak keberanian untuk mengenalkanmu pada orangtuaku, memberiku keberanian untuk membuatmu jadi milikku. Tapi sejak pesta itu, aku merasa tidak lagi mengenalimu,"
"Maafkan aku... tapi aku memang tidak membiarkanmu mengenalku oppa, aku dengan sengaja menyembunyikan semuanya. Bukan perasaanku, tapi kenyataan siapa diriku yang sebenarnya,"
"Tidak bisakah kau memberitauku yang sebenarnya? Tentang siapa dirimu,"
"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa melakukan itu oppa, aku- aku- aku tidak ingin kau membenciku seperti aku membenci diriku sendiri,"
"Lice... kita bisa memperbaiki semuanya, kita hanya perlu mencobanya dan aku tidak bisa membantumu kalau kau tidak memberitauku kebenarannya,"
"Ku dengar kau terpaksa akan menikahi Seunghyun hyun karena-"
"Aku sudah menikah dengannya, Bobby menceritakan kejadian di speed boat itu? Itu bukan terjadi karena aku tau aku akan di jodohkan, tapi saat itu appaku bilang, kalau aku sudah di nikahkan seminggu sebelumnya," sela Lisa, membuat Jiyong terdiam, meremas jemari Lisa, Lisa menggigit bibirnya, menahan agar air matanya tidak tumpah saat itu juga
"Kau tidak tau apapun- maksudku, tidak masalah, aku masih tetap menyukaimu bahkan kalau kau-"
"Jangan mencoba mengerti oppa, aku tau kau pasti sangat marah- karena- karena itu. Aku tidak akan memaksamu untuk tetap menyukaiku- lagi pula- lagi pula aku tidak akan hidup selama yang kau pikirkan- aku- aku-"
"Jangan berfikir untuk bunuh diri lagi, hidupmu terlalu berharga untuk itu- anniyo- bukan begitu- kau bisa pergi jauh dari negara ini, tapi kau harus tetap hidup- aku- aku tidak akan sanggup berdiri dengan kakiku sendiri kalau- kalau- kalau kau mati, jangan bilang kau akan mati- aku tidak bisa membiarkanmu mati-"
Malam itu mereka menangis bersama, melepaskan beban di hati masing-masing, membuka semua yang menjadi topeng mereka. Memberitau kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hingga Lisa bahkan berani mengatakan pada Jiyong tentang penyakitnya.
"-karena itu aku tidak akan melakukannya- aku tidak akan menjadi bencana bagi oranglain lagi dan setelah semua ini selesai aku- aku akan membiarkan TOP oppa menikahi gadis lain dan- dan dia harus punya anak- kau pun begitu oppa, apapun yang setelah ini terjadi... aku- aku tidak bisa membiarkanmu terus berada disisiku- kau harus melanjutkan hidupmu dan-"
"Bagaimana aku bisa melakukan itu? Kau hidupku dan bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku tanpamu?!" Jiyong marah setelah mendengar cerita Lisa tentang penyakitnya. Bahkan tanpa pria itu sadari, ia mulai termakan emosinya dan tanpa disadarinya ia mulai menyetujui rencana Lisa untuk menghancurkan dokter itu.
§★§

KAMU SEDANG MEMBACA
[Not] Descendants
FanfictionTamat Apakah akan ada putih jika tidak ada hitam? Apakah akan ada terang jika tidak ada gelap? Apakah akan ada baik jika tidak ada buruk?