"Gue cuman mau lo Kasih tau gue alamat, nomor HP, id Line, dan pokoknya semuanya tentang lo."
***
Sekarang Dante memiliki jadwal yaitu mencari tau siapa itu Kayla. Kenapa Dante tau dia bernama Kayla? Karena sekian persen warga sekolah selalu membicarakannya.
Banyak sekali entah itu kakak kelas, adik kelas pun juga banyak yang membicarakannya karena parasnya yang cantik, dan sifat nya yang halus layaknya perempuan anggun. Tetapi jika dia sudah marah, dia akan benar-benar marah seperti harimau pencari mangsa.
Dante tidak memusingkan hal itu, karena dia yakin kalau tidak akan ada yang berani melawannya sekalipun itu Kayla. Perempuan yang disukainya sejak saat itu.
Dia sudah sampai tepat didepan pintu kelas yang bertuliskan XI IPA 3 —kelas sang pujaan hati— Dia pun masuk kedalam dan mengabaikan tatapan tidak suka dari para siswa lelaki.
Dante tahu bahwa sebagian besar semua siswa lelaki disekolah ini mungkin tidak menyukainya karena prilakunya yang selalu sesuka hati seperti tadi, masuk kedalam tanpa mengetuk pintu ataupun meminta izin.
"Hai," sapa Dante saat ia sudah tepat berada didepan meja sang pujaan hati. Kayla menatap Dante bingung.
"Siapa?"
Sungguh Kayla memang perempuan yang Kudet alias kurang update dengan keadaan sekitarnya, sampai-sampai si kapten basket yang dikatanya orang-orang tampan saja dia tidak tau.
"Dante."
"Dante siapa sih?"
"Kapten basket."
"Kapten basket apaan sih? Lo kalo ngomong tuh yang jelas dong."
"Gue udah ngomong jelas, cuma lo nya doang yang kurang peka."
Selain Kurang update mengenai sekitar, Kayla juga memang bukan perempuan yang peka terhadap sesuatu apa lagi yang berhubungan dengan masalah lawan jenis.
"Lagian lo juga kalo ngomong langsung to the point aja deh." lama-lama bicara dengan Dante bisa-bisa menguras seluruh kekesalan Kayla saja.
"Gue mau ngomong sesuatu yang pribadi sama lo. Gak disini!" tegas Dante singkat, padat, dan jelas.
Setelah mengatakan itu, dia langsung menarik tangan Kanannya dengan kuat dan menyeretnya menuju Taman belakang sekolah yang terlampau sepi.
Kayla menghempaskan tangannya saat sudah sampai ditaman belakang sekolah. Dia emosi karena orang yang sama sekali tidak dikenalinya atau baru dikenalinya malah seenak jidat membawanya sesuka hati.
"Bisa gak sih, gak kasar sama cewek!?" bentaknya pada Dante karena sekarang tangannya sudah perih dan memerah akibat cekalannya yang terlampau kuat.
Sedangkan yang dibentak malah sekarang hanya menyandarkan punggungnya pada tembok dan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.
"Lo yang buat gue harus bersikap kasar sama lo," jawabnya dengan tenang namun masih menunjukkan ketegasan didalam manik matanya.
"Yaudah cepet. Mau ngomong apa? Gue gak punya banyak waktu."
"Gue cuman mau lo Kasih tau gue alamat, nomor HP, id Line, dan pokoknya semuanya tentang lo," ujarnya tanpa ada rasa malu sedikitpun saat mengatakan itu.
"Emang lo siapa gue?" tanya Kayla dengan nada yang sedikit menantang dan menaikkan satu alis kirinya.
Seumur-umur baru pertama kali Kayla melihat orang yang tidak punya rasa malu seperti Dante. Dia saja bukan siapa-siapa, untuk apa dia memberikan alamat? Id Line? Apalagi Nomor HP nya? Yang benar saja.
"Sekarang gue mungkin bukan siapa-siapa buat lo, tapi suatu saat gue udah pasti bakalan jadi siapa-siapa buat lo."
Sungguh, Dante akan bersumpah bahwa suatu saat nanti entah jalan apapun dan seberat apapun itu akan ia jalani dan lewati agar bisa merubah kata 'bukan siapa-siapa' menjadi 'siapa-siapa'
***
Thanks for reading :")
5 September 2017.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Teen Fiction-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...