PART 5 •Pangeranku•

201K 10.8K 68
                                    

"Nama yang Cantik, sama kayak orangnya."

***

"Duh, Papa lama banget sih jemput doang padahal," gerutu Kayla karena sedari tadi menunggu papanya untuk menjemput dengan waktu yang cukup lama.

Entah, apakah papanya masih belum menyelesaikan pekerjaannya atau malah kemungkinan terburuknya yaitu lupa menjemputnya.

"Nay, gimana kalo papa lupa jemput gue? Gimana kalo papa sengaja gak jemput gue?" tanya Kayla pada gadis di sebelahnya yang sedang asik membaca novel dengan earphone yang terpasang ditelinganya.

"Naya! Ih, jawab gue kek dari tadi sibuk aja sama novel. Lo gak liat apa ada cewek cantik disebelah lo!?"

"Ih, iya iya apa? Daritadi gak bisa diem apa ya gue daritadi baca juga." Lama-lama Naya kesal juga mendengar ocehannya.

"Iya, makanya dengerin gue ngomong. Jangan dikacangin! Karena gue gak suka dikacangin!" tegasnya sambil melipat tangannya di bawah dada membentuk silang.

"Iya Kayla yang cantik jelita, mau ngomong apa sama Naya?" tanya Naya dengan nada yang sengaja di lembut-lembutkan namun kental sekali bahwa dirinya masih kesal.

Yang di tanya pun hanya menjawab cengengesan sambil memeluk tangan kanan Naya dan mengerucut kan bibirnya.

"Idih, kenapa tuh muka? Jijik gue liatnya," ehek Naya pada Kayla yang sekarang berdiri sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Bagaimana rasanya dikatakan Jijik oleh sahabat sendiri padahal niatnya hanya ingin memberi kode jika dirinya ingin ikut nebeng pulang karena papanya tak kunjung menjemputnya.

"Yaudah, gak usah temenan sama orang jelek kaya gue!" ketusnya pada Naya yang sekarang sedang berusaha mengejar Kayla.

Kayla itu kalau sudah marah bisa-bisa cepat sekali berjalan ataupun berlari dan suka hilang fokus terhadap jalan di sekitarnya.

Dia berjalan cepat tetapi tidak pernah memperhatikan sekitarnya karena saking kesalnya, ia hanya akan fokus pada kekesalannya saja. Tidak dengan yang lain.

Tiba-tiba seseorang dari arah berlawanan pun menabraknya.

BRAKKK!

"Awhh... Ishhh..." ringisnya. Dalam sehari bahu Kayla yang malang itu terkena serangan secara mendadak.

Apa-apaan ini menjaga bahu saja Kayla tidak becus. Apalagi menjaga calon keluarganya di masa depan nanti? Woops.

"Lo kalo jalan pake hidung ya!" Bentak Kayla pada manusia laknat yang tidak bisa berjalan itu sehingga membuat bahunya yang malang lagi dan lagi terluka.

"Maaf maaf, gue gak sengaja."

Saking sibuknya Kayla membersihkan tangan dan kakinya yang kotor akibat terkena aspal, ia tak menyadari bahwa orang yang menabraknya itu menyodorkan tangannya berniat membentunya untuk berdiri kembali.

"Dih, apa takdir gue selalu jatuh gara-gara di tabrak bahunya? Bisa gak sih jatuhnya yang layak gitu, masa iya ditabrak bahunya sih? Aneh banget!" Dumel Kayla.

"Gue gak sengaja. Sini gue bantu."

Suara seseorang itu menyadarkan Kayla dari kekesalannya. Ia mendongak dan menemukan Dewa Singa Jantan itu lagi dan lagi!

Oh Tuhan nikmat apa lagi yang engkau dustakan!?

Cowok Tadi!

Cowok yang tadi pagi menabraknya di belakang sekolah dan membantunya!

Cowok yang tampan itu!

Cowok yang membuat Kayla gugup saat bertatapan dengannya!

Dan sekarang mereka di pertemukan kembali! Dan kejadian yang tadi pun terulang kembali dengan cowok yang sama!

"Pangeranku..." tanpa sadar Kayla mengucapkan itu, sampai - sampai membuat cowok di depannya itu menahan tawanya.

Karena jika dirinya meledakan tawanya di saat yang seperti ini, cewek ini pasti akan semakin marah padanya bukan?

"Pangeranku? What do you mean?" ulang cowok itu yang sengaja memancing Kayla. Apakah dia mengucapkan itu dengan sengaja atau tidak sengaja?

"Ah, pangeranku? Siapa pangeran? Mana pangerannya?" tanya Kayla gelagapan sambil menolehkan kepalanya ke seluruh benda yang bisa ia jadikan objek fokus pengganti selain cowok tampan di depannya ini.

Seketika Kayla menjadi gugup. Apakah cowok ini memakai jimat khusus untuk memikat Kayla?

Ah sepertinya tidak, mana mungkin cowok tampan sepertinya tiba-tiba memakai jimat segala hanya untuk memikat hati seorang gadis? Mustahil.

Cowok yang Kayla tidak ketahui namanya itu hanya tertawa kecil melihat tingkah kayla yang menurutnya cukup menggemaskan.

Tingkahnya yang gugup nan kaku itu yang membuatnya imut jika di lihat-lihat.

"Bisa gak ketawanya gak sampai segitunya? Lucu banget ya emang?" sinis Kayla pada cowok anonim ini karena sampai sekarang dirinya masih belum tahu siapa namanya.

"Iya lucu, gimana gak lucu coba? Lo gemesin soalnya," balasnya sambil mencubit kedua pipi Kayla. Yang dicubit pipinya pun hanya terdiam membeku.

Kayla masih tak percaya bahwa ia akan disentuh bahkan di cubit oleh manusia tampan anonim sepertinya.

"Hallo cowok anonim, bisa turunin tangan lo gak? Sakit nih pipi gue."

"Anonim? Maksud lo? Gue punya nama kali."

"Gue juga tau lo punya nama tapi gue nya gak tau siapa nama lo. Dih, gak peka banget lo jadi cowok, parah sih."

"Oh, bilang aja kali kalau lo mau tau nama gue."

"Dih, najis! siapa juga yang pengen tau nama lo? Gak banget!" Balas Kayla dengan pipi yang sudah mulai memerah.

"Bilang aja kali gak usah pakai malu gitu. Makin gemes gue liatnya, nama gue Andaru Gara, panggil aja Gara."

"Oh." Saat Kayla ingin pergi setelah menjawab, ia merasa ada seseorang yang mencekal tangannya.

"Kok lo pergi sih? Cuma Oh doang responnya?" tanya lelaki yang kini Kayla ketahui namanya adalah Gara.

"Terus gue harus loncat-loncat seneng pas tahu nama lo gitu?" Sinis Kayla. Lama-lama jika di rasa cowok ini menyebalkan juga.

"Ya gue kan juga mau tau nama lo siapa, jadi siapa?" tanya Gara dengan mata yang sedikit berbinar, tentu dirinya penasaran dengan nama perempuan menggemaskan yang ada di hadapannya ini. Sangat.

"Siapa apanya?"

"Nama lo."

"Kayla. Kayla Afinda."

"Nama yang Cantik, sama kayak orangnya."

***

Jumat, 29 September 2017.
21.40.

40

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Possessive Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang