"Tapi aku nggak mau ninggalin kamu berdua sama dia, aku pacar kamu Kayla."
***
Bel pulang sekolah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, Kayla sedari tadi masih tetap tetap stay di kelas Dante sampai cowok itu mau memaafkan nya.
Entah kenapa rasanya ada yang mengganjal dalam diri Kayla, di pikirannya selalu ada Dante, Dante, dan Dante.
Selalu Dante sampai-sampai otaknya ini serasa ingin pecah jika mengingat nama itu lagi sekarang.
Intinya Dante harus mau memaafkan nya dahulu setelah itu baru Kayla bisa menemui Gara di taman sekolah, hanya itu kuncinya.
"Ayo dong... Dante kamu tega sama aku? Aku dari tadi udah minta maaf tapi kamu terus kacangin aku," rengek Kayla sambil mengatupkan tangannya di depan dada dengan wajah puppy.
Dante masih dalam masa aktingnya atau bisa di bilang sedang berpura-pura marah dengan Kayla hanya karena ingin melihat wajah imut dan menggemaskan miliknya.
Dante mengotak-atik ponselnya dan mencoba untuk mengabaikan suara Kayla yang lama-kelamaan membuatnya seperti ingin langsung memeluknya saja.
Dante pun berdiri berniat meninggalkan kelasnya tetapi Kayla langsung memeluk dirinya dari samping dengan erat seperti tidak ingin jauh.
"Nggak! Kamu gak boleh pergi sebelum kamu maafin aku dan mau nemenin aku ketemu sama Gara. Please Dange, kamu salah paham tadi," rengek Kayla dengan mata yang berkaca-kaca.
Ia hanya takut kalau Dante tidak akan pernah memaafkan nya lalu meninggalkannya seperti seonggok sampah.
Kayla tidak mau, meskipun status mereka pacaran saat ini berawal dari paksaan tetap saja Kayla tidak mau.
Dante yang di peluk pun hanya bisa menahan senyum nya, ia tidak boleh tersenyum demi melancarkan aksinya.
Kayla sudah sesenggukan akibat Dante yang tak kunjung memaafkan dirinya, sampai kapan dia harus seperti ini? Ia rindu Dante yang manis padanya.
"Yaudah kalau kamu gak mau maafin aku, kita putus dan aku nggak bakalan mau ngomong sama kamu lagi," ucap Kayla sambil melepaskan pelukannya lau berjalan ke arah pintu kelas.
Tetapi tiba-tiba sepasang tangan besar dan menonjolkan urat melingkari pinggang rampingnya.
Tangan itu memeluk Kayla hangat dan erat seperti memancarkan cinta dan kasih sayang lewat pelukan hangatnya.
"Sayang, tolong jangan bilang putus segampang itu. Aku nggak mau putus sama kamu karena aku udah cinta mati sama kamu," lirih Dante sambil mengeratkan pelukannya.
Kayla memejamkan matanya menikmati pelukan hangatnya itu, entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdetak melebihi ritme jantung pada umumnya.
"Aku maafin kamu, sayang. Nggak usah terlalu di pikirin lagi, ayo pulang sekarang," ujar Dante tersenyum kemudian menarik tangan kanan Kayla berniat mengajaknya menuju parkiran untuk pulang.
"Ih, Dante! Kamu lupa? Aku ada janji sama Gara!" Seru Kayla lalu membawanya berbalik arah menuju taman sekolah.
Semoga aja dia nggak lama nunggu batin Kayla.
"Ck, cowok sialan itu lagi. Selalu jadi pengganggu, gue hajar aja kali biar mati tuh orang!" umpat Dante pelan dengan mata tajam menghadap depan.
***
"Sorry, Gar. Lo nunggu lama ya? soalnya tadi gue lagi bantuin Dante piket," ucap Kayla, berdusta.
Disana Gara sedang duduk sendirian di bawah pohon mangga yang berdiri kokoh memenuhi setiap rerumputan yang ada di Taman SMA Nusa Nasional, sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Fiksi Remaja-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...