"Mau kabur? Kemana pun lo kabur gue pasti bakalan nemuin lo sekalipun lo ke planet luar."
***
"Lo mau makan apa? Mie ayam? Nasi goreng? Salad? Bubur?" Tanya Dante pada Kayla yang saat ini masih saja diam dengan wajahnya yang di tekuk, cemberut.
"Dih, apa sih," balasnya pada Dante yang duduk disebelahnya yang anehnya sangat dekat dengan posisinya itu, Kayla jadi risih sendiri.
"Auk ah, gue nggak makan. Makasih buat tawarannya," Ucap Kayla, dengan wajah yang menatap suasana kantin tanpa minat.
"Ayolah kenapa lo marah sama gue sih, Kay? Gue kan cuma minta lo buat nemenin gue makan doang kok," jelas Dante lembut.
Baru kali ini dia bicara selembut ini pada perempuan selain mamanya di saat sebelumnya dia bicara seperti tanpa minat pada semua orang.
Dante dikenal sebagai siswa yang sombong dalam artian tidak perduli pada siapapun selain orang yang dia kenal dan dia peduli.
Jika dirinya tidak kenal maka otomatis dirinya akan bicara datar dan kasar, dirinya tidak terlalu suka orang yang tidak dirinya kenal untuk bersikap sok kenal dengannya.
"Lo kan cuma nyuruh gue buat nemenin kan? Bukan makan? Jadi gue bakal nemenin aja bukan makan!" ketus Kayla pada Dante yang sedang merangkulnya lalu menyuruh kedua temannya untuk memesankan makanan.
Kayla berpikir, ada saja manusia yang mau disuruh-suruh tanpa di gaji. Memangnya Dante bos apa sehingga mereka dengan senang hati menjalankan perintah darinya?
Dante juga salah, seharusnya dia tidak memperlakukan temannya layaknya budak. Mereka juga manusia, mereka punya harga diri.
Seharusnya dia menghargai mereka sebagai temannya, bukan? Apa dia memang tidak tulus berteman dengan mereka?
"Dante, lo punya tangan kan?" tanya Kayla
"Punya lah, udah jelas-jelas gue lagi rangkul lo sekarang."
"Punya kaki, kan?"
"Punya, Kayla cantik," jawab Dante dengan nada suara yang sengaja di panjang-panjangkan.
"Terus kenapa bukan lo aja yang mesen? Kenapa harus mereka? Punya tangan kan? Punya kaki kan? Di pakai dong," ujar Kayla.
"Enggak, gue males, mereka nggak ada kerjaan jadi gue suruh mereka aja, Kay. Lagian mereka biasa-biasa aja kok," balas Dante acuh.
Dia akan tetap pada pendiriannya, bahwa dia lah bos disini jadi dia berhak memerintah siapa pun disini. Termasuk kedua manusia itu. Alif dan Rizki.
"Gue nggak bisa lama-lama sama manusia yang otaknya udah hilang satu. Gue benci manusia yang punya sifat kaya lo, Dan," ucap Kayla lalu berdiri dan pergi meninggalkan kantin yang cukup ricuh.
Dante pun langsung berdiri dan berniat menyusul Kayla tetapi Alif dan Rizki tiba-tiba datang sambil membawa makanan yang di pesan Dante tadi.
Kemarahan Dante pun mendidih karena ulah mereka berdua dirinya jadi kehilangan jejak kemana perginya Kayla tadi. Dimana Kayla? Dia sudah menghilang.
Dante pun mengangkat tangannya kearah makanan yang ada di tangan Alif. Bukan, bukan untuk mengambilnya lalu memakannya melainkan sebaliknya.
Dia malah melempar makanan yang ada ditangan Alif itu sampai jatuh tak tersisa. Nampannya pun ikut terjatuh bersamaan dengan makanan yang sudah berserakan tak beraturan dibawah kakinya.
Dante menatap mereka dengan tajam. "Gara-gara kalian gue jadi nggak tau kan Kayla lari kana! Minggir lo! Balik kelas sana!" bentaknya pada Alif dan Rizki yang hanya bisa melongo bingung.
Ada apa dengan Dante? Kehilangan jejak Kayla? Apa maksudnya? Apa Kayla pergi? Tapi kemana?
Mereka berdua pun menoleh ke tempat duduk dimana mereka tadi duduki tetapi nihil. Tidak sama sekali pun orang yang duduk disana.
Hanya ada beberapa saus seperti kecap asin, kecap manis, sambal, tomas, dan sendok garpu.
Kayla hilang! Dan kini Alif dan Rizki baru mengerti situasinya. Sialan!
Alif dan Rizki segera berlari menyusul Dante yang sudah jauh di depan mereka dengan berlari kencang.
Seperti mencari sesuatu yang hilang di hutan sambil meneriakkan nama Kayla tanpa malu di tengah-tengah koridor yang ramai.
***
KAYLA POV (Point Of View)
Lama-lama gue bisa cepet tua tau gak! Siapa lagi yang sering banget buat gue naik darah kalau bukan Si Kapten Basket yang datengin gue terus gangguin gue.
Gila apa tuh orang!
Kapan matinya sih itu si kapten basket? Semakin kesini hidup gue jadi nggak tenang! Gue risih banget, gila aja!
Sekarang gue lagi di perpustakaan. Kenapa gue di perpustakaan? Karena gue nggak mau si kapten basket yang di sukain semua siswi di sekolah itu nemuin gue dengan gampang.
Jadi tempat yang paling bagus buat gue pergi dari dia dan dia gak gampang nemuin gue ya disini lah tempatnya. Perpustakaan.
Tiba-tiba gue ngerasa kayak ada orang yang narik gue dari belakang dan benturin kepala gue ke dadanya. Yang jelas dadanya itu keras banget, gue rasa dia cowok.
"Mau kabur? Kemana pun lo kabur gue pasti bakalan nemuin lo sekalipun lo ke planet luar," ucapnya datar.
Tunggu!
Gue kenal suaranya!
Tapi, gimana bisa dia nemuin gue disini!? Ya tuhan! Dia nemuin gue!
Gila, orang itu emang parah gilanya!
Gue angkat kepala gue ke atas dan benar aja dugaan gue! Dante! Dia si kapten basket laknat yang udah buat hidup gue sama sekali nggak tenang!
Dan gimana bisa juga dia nemuin gue secepat itu!? Gila aja kali tuh orang!
MUSNAH AJA LO DANTE ABRAHAM LAKNAT! SUMPAH GUE GILA SEKARANG!!!
***
Jumat, 6 Oktober 2017.
07.08 WITA.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Teen Fiction-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...