HAPPY READING 😊😊.
•••
Setelah Dante mengantar Kayla pulang, sore hari menjelang malam sekitar pukul 6, ia sudah sampai di rumahnya dengan sambutan suara rusuh Deron dan Papa-nya.
Hari gini masih saja memperebutkan acara TV yang sangat tidak berfaedah jika di perkarakan Batin Dante lelah.
Dante berjalan menuju ruang keluarga yang sudah diisi dengan semua anggota keluarganya, mama, papa, dan Abang berengseknya bernama Deron.
"Pa, Ma. Dante mau bicara soal kuliah aku setelah lulus. Kalian benar setuju dengan pilihan Dante yang akan kuliah di Amerika?" tanya Dante sambil menduduk-kan tubuhnya di sofa single tepat di hadapan kedua orangtua-nya.
"Papa setuju kamu kuliah di sana, untuk apa papa melarang kamu jika itu memang sesuatu yang sangat kamu impikan sejak dulu?" jawab papanya kemudian menyesap kopi hitam-nya.
"Tapi gimana dengan Kayla? Dante gak mau tinggalin pacar Dante, Pa. Di sisi lain Dante pengen kuliah di Amerika tapi Dante gak mau tinggalin Kayla."
"Demi masa depan kamu, Sayang. Mama jamin jika kamu sudah sukses nanti, kamu tinggal jemput Kayla setelah menjadi orang yang berpenghasilan. Itu pasti akan membuat Kayla bangga sama kamu, Sayang." nasihat ibunya.
"Tapi aku tinggalin dia gak cuman 1 tahun 2 tahu, tapi bertahun-tahun, Ma. Aku juga akan membangun usaha setelah lulus kuliah nanti."
"Itu masalah belakangan, sayang. Lebih baik kamu berpikir bagaimana caranya seorang Dante Abraham bisa menjadi sukses tanpa bantuan orang tua." ucap mamanya, memberikan penerangan agar anaknya bisa mengambil keputusan dengan bijak.
"Papa, Yakin. Setelah kamu sukses nanti akan ada banyak wanita yang mendatangi dirimu. Rugi kalau tampang ganteng tapi otak kosong, tidak akan ada wanita yang menoleh." ucap papanya.
"Iya sih, lo pikirkan masa depan dulu, baru jodoh." celetuk Deron masih terfokus pada ponselnya.
"Bacot lo!" bentak Dante kemudia pergi dari ruang keluarga menuju kamarnya di lantai 2.
•••
Saat ini Dante benar-benar di landa rasa galau, takut, sedih. Galau, apakah ia harus memberitahukan hal ini pada Kayla. Tapi, karena ia tidak ingin di tinggalkan maupun meninggalkan. Sedih, karena ia dan Kayla pada akhirnya harus berpisah.
Esok ia mempunyai rencana untuk memberitahukan hal ini pada Kayla, ia tak bisa terus-menerus menyembunyikan hal ini dari Kayla.
Di dalam setiap hubungan harus ada kejujuran, itu adalah kunci dari abadinya sepasang kekasih.
Dante tidak tahu apan yang akan terjadi besok, ia juga tidak tahu bagaimana reaksi Kayla saat mengetahui dirinya akan kuliah di Amerika yang otomatis pasti akal meninggalkan-nya.
Mereka sama-sama tidak ingin di tinggalkan ataupun meninggalkan.
Dari berbaring tengkurap di atas kasur menghadap ke samping sambil memandang foto Kayla yang menurutnya sangat cantik hingga di buatkan bingkai dan di pajang di atas nakas.
Ia sungguh merindukan Kayla walaupun baru beberapa jam yang lalu bertemu. Berjam tidak bertemu apalagi bertahun? Dante tidak ingin membayangkan hal itu.
"Sayang..Aku kangen kamu, aku gak mau tinggalin kamu tapi aku juga pengen kejar impian aku. Aku ingin kedua-duanya." lirih Dante dengan matanya yang berkaca-kaca saat memandang foto Kayla.
Katakan Dante egois saat ini, salah satu harus ada yang si korbankan. Jika ia tidak ingin meninggalkan maka ia harus membatalkan. Jika ia ngin menerima maka ia harus meninggalkan.
Tiba-tiba seseorang masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu, Dante menoleh ke arah pintu kamarnya dan menemukan wajah Deron yang sedang menatap dirinya datar.
Deron masuk ke dalam kamar adiknya setelah menutup dan mengunci pintu dengan rapat. Ini adalah pembicaraan bersifat pribadi antara Deron dan Dante, kakak dan adik.
"Gue saranin lo terima aja tawaran kuliah di Amerika, hua bisa urusin soal pacar lo yang gak mau lo tinggalin itu." paksa Deron dengan kedua tangannya di masukkan ke saku celananya.
"Gue gak mau tinggalin dia, Bang. Gue sayang sama dia, gue Cinta sama dia tapi di sisi lain gue sangat berharap kalau gue bisa kuliah di Amerika." Kata Dante frustasi dengan takdirnya yang mengharuskan dia untuk memilih.
Tujuan Deron ke sini adalah untuk meyakinkan adiknya, dia ingin masa depan adiknya cerah. Masalah jodoh biarlah itu urusan akhir.
Jika kamu sudah bisa menghasilkan uang dengan jerih payah dirimu sendiri, makan akan ada seseorang yang di kirimkan tuhan untuk mendukungmu dan memberimu semangat di saat kamu lelah untuk bekerja.
Tetapi siapa yang tahu kapan Tuhan akan memberikan jodoh?"Gue yang akan jaga Kayla, gue janji gak akan nikung lo. Tugas gue sebagai kakak adalah membuat adiknya bahagia, bukan membuat adiknya menderita."
Dan Dante memutuskan untuk tetap memilih kuliah di Amerika, biar Kayla menjadi urusan Deron. Setelah itu dia akan kembali mengambil Kayla.
Biarlah takdir berjalan dan Dante juga berjalan, ia tak tahu kakinya akan membawa dirinya kemana, Hanya Tuhan, Takdir, dan kaki yang akan mengetahuinya.
"Oke lah, gue terima buat kuliah di sana." kata Dante rendah. Ia pasrah saja pada hidupnya.
Jika Tuhan berkata iya, maka ia akan bersama Kayla.
Jika Tuhan berkata tidak, maka Tuhan akan mengirimkan dirinya seseorang yang bisa menggantikan Kayla di hidupnya dan hatinya.
•••
Minggu, 12 November 2017.
14.23 WITA.Sengaja part ini di pendekin karena ini khusus untuk Dante *cailah *alay *wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Fiksi Remaja-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...