"Gue nggak papa. Gue cuma mau ucapin selamat buat hubungan lo sama dia."
***
Kondisi di kantin saat ini sedang bising, membuat para penghuni yang baru saja memasuki kantin ingin mengeluarkan berbagai macam umpatan.
Belum lagi udara panas yang membuat suasana semakin tidak kondusif walau di sisi atas kantin sudah terdapat penutup khusus.
Sedari tadi Kayla tidak tahan dengan suara-suara bising disini, rasanya ingin sekali berteriak menyuruh orang-orang yang entah sengaja ataupun tidak sengaja mengeluarkan suaranya begitu boros.
Ini adalah kantin, tempat dimana orang menghabiskan waktu untuk mengisi perut mereka yang kosong akibat pelajaran yang membuat otak ingin meledak.
Bukan untuk berteriak tidak jelas, bergosip, apa lagi menggoda siswi yang ingin memasuki kantin.
Dante yang melihat gelagat Kayla yang sepertinya tidak nyaman pun bertanya. "Kamu kenapa? Sakit?"
"Dante, kamu bisa nggak suruh orang-orang disini jangan ribut. Aku gak nyaman!" Ucap Kayla.
"DIAM SEMUA! INI KANTIN BUAT MAKAN BUKAN BUAT BIKIN RUSUH!!" teriak Dante sambil menatap beberapa siswa dengan tajam.
Dante tidak suka bila ada seorang pun yang membuat Kayla merasa tidak nyaman. Jadi siapapun orangnya Dante akan melakukan apapun agar Kayla bisa nyaman.
"Jangan bertingkah seolah-olah lo adalah Raja di sini," celetuk seseorang yang baru saja memasuki kantin dengan santai.
"Gara?" Tanya Kayla tak percaya, ia kira Gara telah hilanh di telan bumi.
Setelah sekian lama Gara tidak menampakkan diri tetapi sekarang ia di kejutkan dengan kehadiran nya yang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan.
"Kemana aja lo selama ini!? Gue kira lo pindah sekolah," ucap Kayla tanpa mempedulikan tatapan tajam dan menusuk dari Dante.
"Selamat, Kay. Akhirnya lo jadian juga sama Dante," Ucap Gara sambil tersenyum kecil.
Tidak bisa disembunyikan lagi bahwa di dalam tatapan matanya itu menunjukkan sekali bahwa ia seperti seseorang yang kehilangan.
Dengan melihat matanya saja orang-orang pasti sudah bisa menebak seperti apa perasaannya pada Kayla selama ini.
Tatapi mungkin Tuhan tidak menggariskan hidupnya bersama Kayla dan Gara sama sekali tidak bisa melakukan apapun.
Inilah akibat dari mencintai seseorang tanpa tau bagaimana perasaannya terhadap kita selama ini. Dia menganggap kita apa, dan seberapa sayang kah dia terhadap kita.
Terlalu sulit bagi kita untuk memahami Cinta, tetapi terlalu mudah bagi kita untuk mengalami jatuh cinta.
"Lo kenapa, Gar? Gara yang gue kenal enggak kayak gini. Lo kenapa?" tanya Kayla lirih. Gara yang ia kenal bukan lah Gara yang ia ajak bicara saat ini.
"Gue nggak papa. Gue cuma mau ucapin selamat buat hubungan lo sama dia," Ucap Gara sambil melirik ke arah Dante sekilas.
"Lo bohong, gue lihat itu dari tatapan mata lo. Kita omongin nanti di taman sekolah setelah pulang," ujar Kayla tanpa bisa di ganggu gugat.
Setelah Kayla mengucapkan itu, Gara langsung pergi entah kemana, mungkin saja dia ingin menenangkan dirinya yang di landa patah hati akut.
Melihat orang yang kita cintai bersanding dengan orang lain tetapi bukan dengan kita, Rasanya seperti memakan bubuk kopi tanpa air dan gula.
Pahit.
"Sayang, maksud kamu apa mau ketemuan sama dia di taman sekolah? Berdua? Kamu nggak nyadar kalau aku dari tadi disini? Aku ini pacar kamu Kayla!" bentak Dante marah.
Siapa yang tidak marah jika melihat pacarnya yang berbicara dengan lelaki lain dan mengabaikan pacar sebenarnya?
"Aku nggak ada bilang berdua, Dante. Kamu jangan main hakim dulu! Dante! Dante tunggu!" teriak Kayla sambil mengejar Dante yang sudah berjalan dengan langkah cepat menuju kelasnya.
Kayla tidak ingin Dante marah, dia hanya salah paham. Kayla tidak pernah sekali pun mengatakan kalau dia ingin bicara berdua dengan Gara di taman sekolah.
Kayla terpaksa menahan malu saat memasuki kelas Dante, yang sudah pasti kelas kakak kelasnya, karena hatinya entah kenapa membawa dirinya mengejar Dante.
"Dante kamu jangan marah gitu, aku nggak sama sekali bilang berdua. Ini nggak kayak apa yang ada di pikiran kamu, Dante," jelas Kayla pada Dante yang sekarang tidak mempedulikan kehadirannya sama sekali.
Dia hanya duduk di bangkunya sambil sibuk memainkan handphonenya dengan kaki kanannya yang bertumpu pada lutut kaki kirinya hingga membentuk kotak.
"Dante aku mohon dong jangan marah, nanti kalau kamu marah terus aku pulang sama siapa? Kamu mau aku pulang sama Gara? Kamu tega gitu ninggalin aku sama cowok lain?"
Kayla tetap membujuk sambil merubah nada suaranya menjadi sedih. Mungkin dengan ini Dante bisa memaafkannya lalu semuanya bisa kembali seperti semula.
Tetapi Dewi fortuna sepertinya tidak ada di pihak Kayla saat ini. Buktinya Dante malah senyum-senyum sendiri masih sambil menatap handphonenya. Lalu apa yang harus dia lakukan supaya Dante mau memaafkannya?
Kring... Kring... Kring...
Bel tanda jam istirahat usai pun telah berbunyi dan sampai sekarang Dante masih saja belum mau memaafkannya.
Kayla tidak tau seperti apa jika Dante marah, apakah akan lama atau hanya sementara saja, jika jawabannya adalah opsi pertama maka hidup Kayla akan semakin susah.
"Yaudah deh kalau kamu marah. Itu artinya kamu udah nggak sayang lagi sama aku, kamu tega sama aku, aku benci kamu!" Ucap Kayla dengan mata berkaca-kaca lalu menghentakkan kakinya dan berlari pergi menuju kelasnya.
Setelah Kayla keluar dari kelas, Dante langsung tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
Bukan maksudnya untuk menjahili Kayla tetapi dia hanya kesal saja sedari tadi dia diabaikan saat dia berbicara serius dengan Gara.
Dante tidak suka di abaikan! Berapa kali dia harus mengatakannya! Apakah sampai dunia kiamat, Kayla akan terus lupa jika DANTE TIDAK SUKA DIABAIKAN!
Tapi jika dipikir-pikir kembali, Kayla tadi sangai lucu dan menggemaskan saat berusaha membuat Dante kembali memaafkannya.
Berarti dia mulai peduli dengannya, dia menganggap kalau Dante adalah kekasihnya sampai dengan berani masuk ke kelasnya hanya demi permohonan maaf.
"Sayang.. Sayang.. Mana mungkin aku nggak sayang sama kamu. Apalagi biarin kamu pulang sama cowok sialan itu tanpa perlindungan dari aku. Aku bakalan selalu ada di samping kamu sampai kapanpun, sayang."
***
Minggu, 22 Oktober 2017.
17.00 WITA.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Roman pour Adolescents-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...