"Gak usah malu, sini gue bantu."
***
KAYLA POV (point of view)
Anjir, Terlambat! Gila! Siap-siap mati gue nih!
Sekarang pelajaran nya pak Soni alias guru olahraga yang minta ditabok gara-gara kepala botaknya, ditambah cerewetnya kalau lagi ngomelin anak anak bandel.
"Pak, please dong pak, saya bayar deh yahh.." tawar gue sambil ngasih wajah paling imut yang gue punya pada pak sudin alias satpam sekolahan.
Gue tau wajah imut gue bakal kelihatan menjijikkan kalau dilihat orang orang, not gonna lie.
"Gak bisa, Dek. Tolong jangan mempengaruhi saya."
"Dih, tapi gimana saya belajar kalau bapak gak mau bukain saya pintu. Ayolahh pak sekali aja," paksa gue sambil ngasih wajah paling memelas mirip orang yang sedang berdoa.
"Tetep gak bisa, Dek."
"Dih, yaudah sih, GUE BENCI SAMA PAK SUDIN!" teriak gue lalu gue langsung lari ke arah gerbang belakang sekolah.
Gerbang belakang di sekolah berlagak cukup aneh menurut gue karena kadang-kadang di tutup dan kadang-kadang juga di buka.
Semoga aja dibuka!
Dann...
Rupanya Dewa singa jantan tidak dalam pihak gue pagi hari ini, karena jelas-jelas tepat sekarang ini di depan gue di halangi oleh pintu gerbang yang menjulang tinggi.
Sialan.
Gimana caranya gue naik nihh!?
Manjat? Yakali gue manjat sedangkan gue masih pakai rok. Dih, ribet parah!
Oke, karena nggak ada cara lain. Gue lebih pilih memanjat aja daripada kena hukuman seratus ribu kata yang dikeluarkan oleh mulut si Pak Soni yang cerewetnya hampir sama dengan tante tante arisan.
Ketika gue udah ada di puncak tertinggi gerbang, jadinya gue tinggal lompat aja terus langsung deh lari masuk ke dalam sekolah.
Segampang itu tapi ternyata yang terjadi itu bener-bener malah di luar ekspektasi gue.
Gue pun lompat. Dan...
BRUAKK!!!
"Awhhh, Mami!!!" Jerit gue yang gue yakin pasti kedengeran sampai seantero sekolah.
Coba kalian bayangkan jika kalian melompat dari lantai satu ke lantai dasar lalu bokongmu mencium aspal.
Rasanya seperti merasakan sensasi dipukul seratus kali menggunakan sapu.
Gue rasanya mau menangis, sekarang juga. Karena rasanya benar-benar perih dan tidak ada satupun orang yang lewat dihadapan gue untuk sekedar menolong, gue bener-bener nggak bisa berdiri karena bokong gue beneran kram.
"Perlu bantuan?" tanya seseorang yang nggak sama sekali gue kenal suaranya. Suaranya mirip cowok karena sangat berat.
Gue pun mendongak dan WOW!!
Dewa Zeus sedang menyamar sebagai seorang manusia dan sekarang muncul depan gue. Ganteng. Banget malah. Gue yakin Zayn Malik kalah.
Gue berharap banget kalau ini bukan cuma mimpi! Karena kalau ini mimpi biarin gue tidur sampai gue bosen. Tolong.
"Halloo!" Dia melambaikan tangannya didepan wajah gue yang langsung buat gue sadar lalu tersenyum gugup karena ditatap seperti itu.
Ohh Tuhan, setiap gue liat dia gue rasa kayak gue lagi liat Harry Styles di depan gue.
"Ehh iya, iya?" Balas gue, sedikit gugup.
"Lo gak papa, perlu bantuan?"
"Ohh enggak, makasih." Gue masih aja gugup padahal dia biasa aja sama gue, anjir.
"Gak usah malu, sini gue bantu." Dia tiba-tiba pegang kedua tangan gue lalu bantu gue buat berdiri.
Tapi pas gue udah hampir berdiri, gue rasa tulang di bokong gue retak dan tiba-tiba jatuh di dalam pelukannya.
Ohh, untung aja dia nolong gue disaat yang benar-benar tepat.
"Lo enggak papa? Perlu gue gendong?" tawarnya dan saat denger kata gendong yqng keluar dari mulutnya gue langsung berdiri tegak dan nolak.
Kenapa gue nolak? Karena kalau gue terima tawarannya pasti nanti bakalan ada peperangan antaranya dirinya, si cowok anonim dengan si kapten basket.
"Enggak, Gak usah makasih."
Seakan tersadar tiba-tiba gue baru ingat kalau gue harus cepat-cepat masuk kelas. Anjir, gue lupa!
"Yaudah gue duluan, dan tadi makasih buat bantuannya."
Gue pun langsung lari cepat ninggalin dia yang masih natap gue bingung. Mungkin karena tingkah gue yang benar-benar aneh.
***
Rabu, 20 September 2017.
20.20.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Couple
Novela Juvenil-END- #03 in Teen Fiction (Oct 9, 2018) #1 in Cerita Remaja (Dec 9, 2018) #2 in Cerita Remaja (March 29, 2018) Dia.. Dante Abraham. Si kakak kelas yang angkuh, sombong, dan dibenci oleh semua siswa laki-laki tetapi disukai oleh semua siswi perempua...